Kelangkaan BBM di Papua
BBM di Jayapura Langka, Pengendara Menjerit: 'Kami Rugi karena Takbisa Bekerja'
Nathan berharap fenomena ini harusnya menjadi pehatian khusus pemerintah serta pihak Pertamina.
Penulis: Marselinus Labu Lela | Editor: Paul Manahara Tambunan
Suja sendiri bermaksud mengisi Solar untuk truk yang dikendarainya.
Menurutnya, kelangkaan BBM sangat berdampak pada aktivitasnya sehari-hari.
Sejatinya, Suja harus berangkat menuju Senggi pada pukul 06.00 WIT.
"Tapi karena antrean panjang hari ini, terpaksa besok baru saya bisa kerja," ungkapnya, kecewa.
Suja mengaku tidak begitu tahu penyebab kelangkaan BBM pada sejumlah SPBU di Kota Jayapura.
Menurutnya, situasi ini sudah berlangsung selama dua hari belakangan.
Suja biasanya membutuhkan BBM Solar sebanyak 70 liter untuk perjalanan Jayapura-Senggi, pulang-pergi.
Puluhan liter Solar yang dibeli dengan uang Rp 500 ribu sudah memenuhi tangki truknya.
"Itupun belum cukup, jadi biasa saya tambah 40 liter di jerigen sebagai cadangan," ungkapnya.
Pantauan Tribun-Papua.com di SPBU APO Kota Jayapura pukul 11:15 WIT, truk mengantre panjang mulai lampu merah Dok II.
Antrean itu didominasi oleh truk dan sejumlah angkutan kota.

Ada Penimbun BBM beraksi
Sementara itu, praktik penimbunan Solar oleh oknum pembajak subsidi di Kota Jayapura semakin tericum.
Ini setelah pihak Pertamina melaporkan adanya dugaan penimbunan BBM menggunakan truk dan minibus kepada Polda Papua, beberapa waktu lalu.
Tak hanya itu, Pertamina Patra Niaga Regional Papua Maluku juga memblokir 1.967 nomor polisi kendaraan yang terindikasi menyalahgunakan BBM subsidi.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.