Papua Terkini
Program Transmigrasi Prabowo Ditolak, Mahasiswa Papua di Kalimantan Gelar Aksi
Program transmigrasi yang akan dilaksanakan pemerintah itu dimaksud untuk menggarap lahan food estate di Papua.
Penulis: Paul Manahara Tambunan | Editor: Paul Manahara Tambunan
TRIBUN-PAPUA.COM - Rencana program transmigrasi di Papua yang kembali dicanangkan Presiden Prabowo Subianto, ditolak tegas oleh Mahasiswa Papua di Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng).
Program transmigrasi yang akan dilaksanakan pemerintah itu dimaksud untuk menggarap lahan food estate di Papua.
Mereka yang melayangkan penolakan ini adalah mahasiswa Papua yang tergabung dalam Badan Koordinasi Mahasiswa Papua (BKMP) se-Kalimantan pada Rabu (6/9/2024) malam di Kota Palangka Raya, ibu kota Provinsi Kalteng.
Alte Gwijangge, Presiden BKMP se-Kalimantan menegaskan bahwa mereka mendesak Presiden Prabowo Subianto untuk membatalkan rencana transmigrasi tersebut.
Baca juga: Pj Gubernur Papua Selatan Tekankan Pentingnya Bidang Transmigrasi
“Papua bukan tanah kosong. Papua tanah bertuan dengan masyarakat yang memiliki hak atas lingkungan, budaya lokal, serta warisannya,” ungkap Alte dalam siaran pers yang dikutip Kamis (7/11/2024) pagi.
Alte menambahkan bahwa masyarakat Papua tidak memerlukan transmigrasi, melainkan membutuhkan pendidikan, kesehatan, perlindungan hak asasi manusia (HAM), akses air bersih, listrik, dan fasilitas dasar lainnya.
Ia mengkhawatirkan dampak ketegangan sosial yang mungkin timbul dari program transmigrasi besar-besaran ini terhadap penduduk asli Papua.
“Dampak signifikan itu adalah ancaman terhadap identitas budaya daerah, pergeseran budaya asli Papua karena adanya budaya baru dari pendatang, persaingan terhadap akses ke sumber daya ekonomi penduduk asli, ketidakadilan ekonomi, dan dampak sosial berupa konflik,” jelasnya.
Maka dari itu, Alte menegaskan penolakan terhadap semua bentuk investasi yang sedang dan akan beroperasi di Papua.
Menurutnya, investasi di tanah Papua menjadi penyebab kerusakan lingkungan, iklim, dan berpotensi mengarah pada genosida, ekosida, dan etnosida.
“Segera batalkan dan hentikan rancangan transmigrasi di seluruh tanah Papua, karena Papua bukan tanah kosong. Tanah Papua bertuan dengan masyarakat yang memiliki hak atas lingkungan, budaya, dan warisannya turun-temurun,” tegasnya.

Yosua Jigibalon, salah satu pengurus BKMP se-Kalimantan, juga mengungkapkan pendapatnya.
Ia berpendapat bahwa proyek food estate seharusnya tidak menjadi alasan untuk merampas tanah adat dan mengorbankan lingkungan hidup di Papua.
“Masyarakat adat Papua menuntut agar suara mereka didengarkan dan hak-hak mereka dihormati demi menjaga keutuhan tanah Papua untuk generasi yang akan datang,” imbuhnya.
Pengembangan PSN Food Estate menimbulkan ketakutan masyarakat adat
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.