ypmak
Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK)

Perayaan Natal 2024

Jelang Natal 2024 di Minomartani: 7 Organisasi Pemuda Lintas Iman dan Cucu Sultan HB X Bertemu

Kunjungan tali silaturahmi menjelang Natal dan Tahun Baru kali ini memang membawa spirit baru di antara organisasi kepemudaan lintas iman

Penulis: M Choiruman | Editor: M Choiruman
ISTIMEWA
SILATURAHMI - Foto bersama usai silaturahmi pimpinan tujuh organisasi pemuda lintas iman di Gereja Kristen Jawa di Desa Minomartani, Kapanewon Ngaglik, Sleman, Yogyakarta, Jumat (20/12/2024). 

Karena ini merupakan simbol keberagaman, kebersamaan, dan kebebasan dalam beragama dan berkepercayaan. 

"Yogyakarta selalu menjadi simbol keberagaman. Kraton Ngayogjakarto apalagi Ngarso Dalem yang selalu menyampaikan bahwa seluruh agama harus dijunjung dan dilindungi di Yogyakarta. Dan juga di berbagai kesempatan belliau selalu menyampaikan bahwa yang besar atau mayoritas harus bisa melindungi yang kecil atau minoritas," ujarnya. 

Menurut Mas Marrel, bentuk konkret menjaga keberagaman adalah bagaimana sesama manusia, sesama ciptaan-Nya bisa memberikan rasa aman dan rasa nyaman apapun agamanya, apapun kepercayaannya. 

Baca juga: Kerukunan Masyarakat Batak di Papua Gelar Perayaan Natal 2024: Jaga Persatuan dan Pererat Kasih

"Ini suatu hal yang paling penting karena Jogja ini selalu menjadi benchmark. Apakah di ranah pendidikan, kehidupan bermasyarakat, kehidupan politik dan juga kehidupan beragama," jelasnya.

Ia mengungkapkan bahwa tidak sedikit tantangan yang muncul di Jogja, yang terus mencoba menantang akan keberagaman itu. Berbagai kasus kadang muncul tapi Kraton Ngayogjakarto selalu tegas bahwa kebebasan beragama itu jadi pilihan nomor satu. 

Baca juga: Tekan Inflasi Jelang Perayaan Natal, Pemprov Papua Tengah Gelar Gerakan Pangan Murah

"Beliau (Sultan HB X) sangat mengedepankan bagaimana kehidupan sesama itu bisa terus berlangsung dengan harmonis. Apalagi yang menjadi penting salah satu filosofi Kraton Yogyakarta adalah 'memayu hayuning bawono' atau bisa diartikan menjaga dan melestarikan atau mempercantik ciptaan-Nya atau ciptaan Tuhan,” katanya. 

Hal itu harus menjadi tujuan bersama, menjadi goal bersama. Kita hanya bisa mencapai itu dan menjaga apa yang menjadi ciptaan-Nya dengan merangkul semua pihak, dengan merangkul semua orang apapun agamanya, budayanya, apapun asalnya. 

Baca juga: Mengawali Perayaan Natal, DWP Papua Tengah Anjangsana ke Panti Asuhan di Kota Nabire

Ia kemudian menyebutkan banyak sekali masyarakat datang dari berbagai tempat dari Sabang sampai Merauke yang sekolah tetapi setelah selesai sekolah akhirnya menetap di Jogja mungkin karena nyaman. 

"Kita harus berbangga karena banyak sekali orang yang merasa nyaman hidup di Jogja. Bukan berati juga budaya dan nilai-nilai Jogja ini harus terkikis. Tetapi justru kita harus menularkan budaya dan nilai-nilai Jogja kepada mereka yang memiliki agama dan budaya berbeda," ucapnya. 

Dalam berbagai kesempatan terutama kepada mahasiswa, Ia juga menyampaikan bagaimana bisa menularkan nilai-nilai Jogja ini supaya ketika nanti kembali ke daerah asalnya mereka ingat dengan nilai-nilai di Jogja, apa yang membuat mereka nyaman. 

Baca juga: Masyarakat Batak Papua Gelar Perayaan Natal di Jayapura 13 Desember, Pererat Tali Persaudaraan

Begitu juga sebaliknya warga Jogja bisa belajar dari budaya dan agama lain, atau dari orang-orang luar Jogja. 

"Karena hanya dengan itu kita bisa terus bersatu dan akhirnya budaya itu mengajarkan juga nilai-nilai kemanusiaan dan juga nilai-nilai keagamaan. Semoga acara ke depan, silaturahmi ini bisa berlanjut dan terus terbuka supaya yang namanya relasi, hubunngan kita terus saling menjaga. Artinya hubungan itu bisa terus berkembang dan berbunga menjadi sesuatu yang cantik," tutupnya.

Adapun Wabup Sleman, Danang Maharsa mengharapkan kunjungan para pimpinan pemuda lintas iman ini bisa makin mempererat persaudaraan yang terjadi di daerah ini. 

Dialog Organisasi Lintas Iman
DIALOG - Waketum Pemuda Budha (GEMABUDHI) Wiryawan, Ketum Pemuda Kristen (GAMKI) Sahat MP Sinurat, Ketum GP Ansor Addin Jauharudin, Cucu Sultan HB X - RM Marrel Suryokusumo, Ketum Pemuda Katolik (PK) Stefanus Asat Gusma, Sekretaris PP Pemuda Muhammadiyah Agung Wijayanto, Ketum Pemuda Hindu (PERADAH) I Gede Ariawan, Ketum Pemuda Konghucu (GEMAKU) Kristan, Taprof Bidang ideologi Lemhannas RI, AM Putut Prabantoro dan Rm. MC Sadana Hadiwardaya MSF (berdiri di mimbar) di Gereja Kristen Jawa di Desa Minomartani, Kapanewon Ngaglik, Sleman, Yogyakarta, Jumat (20/12/2024).

Ia mengungkapkan bahwa semua perbedaan ada di Kabupaten Sleman baik suku, agama, golongan dan sebagainya. 

Karena hampir setiap tahun Sleman itu dikunjungi sekitar 200 ribu mahasiswa baru yang datang dari seluruh provinsi di Indonesia.

Sumber: Tribun Papua
Halaman 3/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved