ypmak
Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK)

Info Papua Tengah

Saat Paparkan Naskah Akademik GDPK, Herman Kayame Beri Sorotan Pedas untuk Pelayanan di RSUD Nabire

Sorotan tersebut disampaikan Herman saat membuka kegiatan pemaparan finalisasi naskah akademik dokumen Grand Design Pembangunan Kependudukan (GDPK).

Penulis: Calvin Louis Erari | Editor: Lidya Salmah
Tribun-Papua.com/Calvin
Plh Sekda Papua Tengah, Herman Kayame 

Laporan Wartawan Tribub-Papua.com, Calvin Louis Erari

TRIBUN-PAPUA.COM, NABIRE - Pelayanan kesehatan di RSUD Nabire menuai sorotan pedas dari Plh Sekda Papua Tengah, Herman Kayame.

Sorotan tersebut disampaikan Herman saat membuka kegiatan pemaparan finalisasi naskah akademik dokumen Grand Design Pembangunan Kependudukan (GDPK), di Hotel Mahavira, di Jalan Merdeka, Karang Mulia, Distrik Nabire Kota, Kabupaten Nabire, Jumat (17/1/2025).

Herman menyampaikan, bahwa pelayanan di rumah sakit tersebut perlu diperhatikan.

"Saya minta maaf sebelumnya, anak saya pernah dirawat di RSUD Nabire, namun struk pembiayaan obat tidak ada,"ucapnya.

Baca juga: Gandeng Unipa, Pemprov Papua Tengah Paparkan Finalisasi Naskah Akademik Dokumen GDPK

Menurut dia, rumah sakit merupakan lembaga besar, namun kenapa struk dilakukan secara manual.

Sementara dibandingkan dengan membeli obat di apotek, menurut Herman, struknya lengkap, dan ada.

"Saya itu heran, dan heran, masa apotik kecil-kecil saja punya struk, tapi kita di rumah sakit besar tidak punya, hanya manual ditulis saja, harga obat, dan langsung saja begitu, untuk itu ini perlu dikoreksi,"ungkapnya.

Selain itu, kemajuan teknologi di Nabire juga lebih menunjang, daripada daerah pedalaman. 

Baca juga: Perawat Meninggal di RSUD Nabire Papua Tengah, Polisi Ungkap Kronologi Kematian Norlince Pekei

Sebab itu, teknologi tersebut dimanfaatkan dengan baik untuk mendukung sistem pelayanan di rumah sakit.

"Karena kalau kita buat struk kita bisa pilah, mana orang Papua yang kita layani, dan non Papua yang dilayani, semuanya akan nampak dengan jelas dalam pelaporan, sebab sudah terstruktur dalam sistem. Jadi ini tolong diperbaiki," jelasnya.

Kemudian, lanjut Herman, IGD di rumah sakit tersebut juga harus mempunyai sistem, agar semuanya transparan.

"Jadi tinggal ketik saja, itu sudah diketahui oleh Bansal, kalau hari ini ada pasien yang akan masuk, tidak perlu lagi, bolak-balik sana, dan sini, capek. Jadi tolong teknologi itu digunakan, dan ini contoh kecil, dalam melayani orang Papua," tandasnya.

Baca juga: Gubernur Papua Tengah Sebut AKBP Wahyudi Banyak Dedikasi Untuk Nabire

Tak hanya itu, Herman juga mengaku pernah diundang oleh pihak rumah sakit untuk berbicara soal stunting, tapi yang datang dalam kegiatan saat itu, hanya sedikit orang.

"Inikan aneh kalau bicara proyek, banyak orang datang, tapi kalau bicara soal manusia, sedikit yang datang, jadi tolong mari kita layani orang Papua dengan hati," cetusnya. (*)

Sumber: Tribun Papua
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved