ypmak
Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK)

Info Jayapura

Kebijakan Pemkot Jayapura Ambigu, Pedagang di Pasar Youtefa Resah: Empat Bulan Tak Terurus

Selama lebih dari empat bulan, banyak pedagang terpaksa berjualan di pinggir jalan raya Youtefa tembus Tanah Hitam, mengganggu lalu lintas.

Tribun-Papua.com/Istimewa
BERJUALAN - Sunarti, seorang pedagang di Pasar Induk Youtefa, Kota Jayapura, Jumat, sedang melayani pembeli. Kebijakan pemerintah Kota Jayapura dianggap tidak jelas. 

TRIBUN-PAPUA.COM, JAYAPURA – Kebijakan penutupan Pasar Induk Regional Youtefa di Jalan Otonom, Abepura, Kota Jayapura pada pukul 12.00 WIT, yang sempat menimbulkan keresahan di kalangan pedagang, kini tidak lagi dikontrol oleh pemerintah. 

Selama lebih dari empat bulan, banyak pedagang terpaksa berjualan di pinggir jalan raya Youtefa tembus Tanah Hitam, mengganggu lalu lintas dan membahayakan keselamatan mereka.

Sunarti, seorang pedagang di dalam pasar, mengungkapkan dirinya dan beberapa pedagang lainnya telah kembali berjualan di dalam Pasar Otonom tanpa larangan dari pemerintah. 

"Sebelumnya pasar ditutup jam 12 siang, tapi sekarang sudah tidak dikontrol," ujarnya kepada Tribun-Papua.com, Jumat (28/2/2025).

Baca juga: Blusukan ke Pasar Otonom Kota Jayapura, Abisai-Rustan Mendapati Banyak Keluhan dari Pedagang

Akibat tidak adanya pengawasan, Sunarti kini bisa berjualan hingga pukul 16.00 WIT.

"Saya biasanya pulang pukul empat sore, jadi untuk penutupan dan penjagaan ketat sudah tidak ada sejak beberapa minggu lalu," ungkapnya.

Tampak pedagang Pasar Youtefa yang berjualan di pinggir jalan
Tampak pedagang Pasar Youtefa yang berjualan di pinggir jalan (Tribun-Papua.com/Yulianus Magai)

Namun, Sunarti menyayangkan banyak pembeli yang lebih memilih berbelanja pada pedagang pinggir jalan. 

"Dulu sebelum ditutup, banyak yang beli di dalam pasar. Sekarang lebih banyak yang belanja di jalan," katanya.

Ia berharap pemerintah segera mengumumkan pembukaan kembali pasar agar pedagang dan pembeli tidak kebingungan.

"Saya dengar wali kota yang baru terpilih akan membuka kembali pasar ini. Semoga segera diumumkan agar pembeli kembali berbelanja seperti dulu," ujarnya.

Adi, pedagang lainnya, mengaku terpaksa berjualan di jalan karena tidak ada pilihan lain. 

"Kami tidak ingin buang-buang waktu. Ini satu-satunya cara kami mencari nafkah untuk keluarga," ujarnya.

Baca juga: Pasar Otonom Ditertibkan, Ada Pedagang Mengganggu Ketertiban Umum

Adi juga mengeluhkan dampak penutupan terhadap pendapatan mereka. 

"Pasar ini adalah tempat kerja kami. Penutupan ini sangat merugikan kami," katanya.

Selain pedagang, warga juga mengaku kesulitan memenuhi kebutuhan sehari-hari akibat terbatasnya waktu belanja. 

Halaman
12
Sumber: Tribun Papua
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved