OPM Bunuh Pendulang Emas Yahukimo
BREAKING NEWS: Pendulang yang Dibantai KKB di Yahukimo Bertambah 13 Orang, Berikut Identitas Korban
Hingga Minggu (13/4/2025), total 13 jenazah telah ditemukan dan 12 jenazah di antaranya telah berhasil dievakuasi dan diidentifikasi.
Penulis: Marselinus Labu Lela | Editor: Paul Manahara Tambunan
4. Yuda Lesmana, Kos Jalan Paradiso, Dekai Kampung Bingki.
5. Riki Rahmat, Desa Ranomolua Kec. Besulutu Kabupaten Konawe Propinsi Sulawesi Tenggara.
6. Muhammad Arif, alamat kos pemukiman Jalur II Dekai.
7. Safaruddin, kos pemukiman Jalur II Dekai.
8. Abdur Raffi Batu Bara, kos pemukiman Jalur II Dekai.
9. Stefanus Gisbertus, Desa Tala, Kabuparen Seram Barat, Maluku.
10. Zamroni, Dukuh Dulak Desa Gantungan, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah.
11. Ariston Kamma, Tantanan Tallunglipu, Sulawesi Selatan & sudah diserahkan pihak keluarga.
12. Rusli, Desa Buti, Kabupaten Merauke, Papua Selatan.
Sementara itu, Kapolda Papua Irjen Patrige Renwarin mengungkapkan hingga saat ini belum ada satu pun tersangka yang berhasil ditangkap terkait kasus pembunuhan brutal 12 pendulang emas di Kabupaten Yahukimo, Papua Pegunungan.

Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB), sebutan polisi terhadap Organisasi Papua Merdeka (OPM), menyatakan bertanggung jawab atas peristiwa ini.
Kapolda Papua menyatakan prioritas utama saat ini adalah menyelamatkan korban yang selamat.
Kemudian, mengevakuasi jenazah korban meninggal serta melakukan penyelidikan intensif untuk mengangkat identitas pelaku.
Baca juga: 12 Jenazah Pendulang Korban KKB Papua Teridentifikasi, Didominasi Warga Sulawesi: Cek Identitasnya
"Kami masih fokus pada evakuasi dan penyelamatan korban yang selamat, penegakan hukum sedang dilakukan secara intensif menggunakan berbagai sumber untuk mengidentifikasi pelaku," ujar Kapolda kepada wartawan di Jayapura, Sabtu (12/5/2025).
Menurut Renwarin, berdasarkan keterangan saksi, pelaku penyerangan diduga menggunakan senjata tajam seperti parang, kapak dan panah.
Namun, identitas pelaku belum dapat dipastikan karena korban yang selamat tidak mengenali mereka secara langsung.
"Memang ada beberapa kelompok yang mengatakan bahwa merekalah penanggung jawab atau pelakunya lewat sosial media, tetapi bagi kami itu bukanlah merupakan suatu alat bukti, karena pada dasarnya keterangan saksi dan alat bukti yang ditemukan di TKP itulah menjadi patokan," ungkapnya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.