ypmak
Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK)

Warga Sipil di Jayawijaya

Warga Sipil 2 Distrik di Jayawijaya Resah Dengan Keberadaan TNI-Polri Bersenjata Lengkap

“Setelah masuk, mereka mendirikan kamp (tenda) di Mogoruk dan mulai mengoperasikan drone untuk memantau wilayah. Selain itu, mereka juga melakukan ope

Tribun-Papua.com/istimewa
PAPUA PEGUNUNGAN: Ketua Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) Cabang Jayapura Santo Efrem, Yasman Yaleget mengatakan warga dua distrik di Jayawijaya resah dengan aktivitas TNI-Polri bersenjata lengkap di lingkungan sipil. 

Laporan Wartawan Tribun-Papua.com, Yulianus Magai

TRIBUN-PAPUA.COM, JAYAPURA - Ketua Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) Cabang Jayapura Santo Efrem, Yasman Yaleget, meminta agar aparat TNI segera ditarik dari Distrik Walaik dan Welesi, Papua Pegunungan, karena dinilai meresahkan warga.

Pernyataan tersebut disampaikan Yasman kepada Tribun-Papua.com di Jayapura, Jumat, (16/5/2025).

Baca juga: DPRK Pertanyakan AMDAL Lokasi Kantor Gubernur Papua Pegunungan di Gunung Susu

Ia mengungkapkan, sekitar satu minggu sebelum kontak senjata antara TNI dan Orang Tidak Dikenal yang terjadi di Distrik Welesi pada Kamis dini hari, 15 Mei 2025 pukul 02.00 WIT di Bukit Pesali, aparat TNI sudah lebih dulu masuk ke Kampung Honogosukama di Distrik Walaik.

“Setelah masuk, mereka mendirikan kamp (tenda) di Mogoruk dan mulai mengoperasikan drone untuk memantau wilayah. Selain itu, mereka juga melakukan operasi di kebun-kebun, hutan, bahkan masuk ke permukiman warga dengan peralatan (senjata) lengkap,” jelas Yasman.

Baca juga: Pemda Yapen Tanda Tangan Nota Kesepakatan Rancangan Awal RPJDM 2025-2029 Bersama DPRK

Operasi serupa juga berlangsung di Kampung Walaik dan Kampung Walekama. Keberadaan aparat bersenjata lengkap ini, memicu keresahan di kalangan warga saat beraktivitas.

Kondisi serupa terjadi di Distrik Welesi. Pada Kamis dini hari, terjadi kontak senjata antara aparat dan orang tak dikenal (OTK) yang hingga kini belum teridentifikasi. Warga mengaku sebelumnya telah melihat personel Brimob berada di sekitar Gunung Pesali.

Baca juga: Abisai Minta Staf Administrasi Kelurahan Layani Seperti Karyawan Bank Namun Tanpa Pungutan

"Menurut informasi dari warga, keberadaan aparat TNI/Polri tidak hanya mengganggu kenyamanan, tapi juga merusak kebun masyarakat. Hingga saat ini belum ada penjelasan resmi dari pihak keamanan mengenai siapa yang terlibat dalam kontak senjata tersebut," lanjutnya.

Berdasarkan kondisi ini, PMKRI Cabang Jayapura menyatakan sikap tegas dengan tuntutan sebagai berikut:

Baca juga: Maxim Jayapura Protes Larangan Masuk Area Terminal dan Pangkalan Ojek

Pernyataan Sikap PMKRI Jayapura

1. Kehadiran TNI/Polri di Distrik Walaik dan Welesi tidak boleh mengganggu aktivitas sehari-hari masyarakat.

2. Meminta agar TNI segera menghentikan seluruh bentuk operasi militer di kedua distrik tersebut.

Baca juga: Bos Nusa Tuna Terbuka Jadi Sponsor Persipura, Owen: Saya Ingin Klub Sepak Bola Papua Profesional

3. Meminta Dandim 1702 Jayawijaya dan Pangdam XVII/Cenderawasih untuk menarik pasukan dari distrik Walaik dan Welesi.

4. Menegaskan Pemerintah Daerah dan Pemerintah Provinsi Papua Pegunungan mempertegas aturan terkait pengamanan wilayah.

Baca juga: Bank Indonesia Membawa Kopi Papua Tampil di World of Coffee Jakarta

5. Menolak segala bentuk pembangunan pos militer di wilayah Walaik dan Welesi, karena mayoritas masyarakat setempat menggantungkan hidup dari berkebun.(*)

Sumber: Tribun Papua
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved