Wabup Biak numfor
Wabup Jimmy Kapisa Ajak Seniman Lokal Masuk Sekolah Mengajarkan Budaya Byak
“Salah satu karakter orang Biak adalah pembentukan diri mereka lewat bernyanyi. Ini bukan sekadar seremoni atau hiburan, tetapi bagian mendalam dari p
Penulis: Fiona Sihasale | Editor: Marius Frisson Yewun
Laporan Wartawan Tribun-Papua.com - Fiona Sihasale
TRIBUN-PAPUA.COM, BIAK – Wakil Bupati Biak Numfor, Provinsi Papua, Jimmy C.R Kapissa menegaskan pentingnya memasukkan unsur kearifan lokal dalam satuan pendidikan.
Jimmy Kapisa saat menghadiri ekspose raport pendidikan, di Swisbell Hotel, Rabu (21/5/2025) mengatakan kreativitas serta inovasi yang dimiliki dinas pendidikan dan kebudayaan perlu dituangkan dalam muatan lokal, terutama dalam membentuk karakter peserta didik yang berakar pada budaya Biak (Byak).
Baca juga: Pemerintah Pusat Diminta Percepat Pembangunan Infrastruktur Digital di Pelosok Papua
“Salah satu karakter orang Biak adalah pembentukan diri mereka lewat bernyanyi. Ini bukan sekadar seremoni atau hiburan, tetapi bagian mendalam dari proses pembentukan karakter. Bahasa ibu dan lagu-lagu lokal harus kita integrasikan dalam pembelajaran,” ujar Jimmy.
Ia mengusulkan program “Seniman Masuk Sekolah (SMS)”, di mana seniman lokal dapat hadir di sekolah-sekolah minimal satu atau dua kali dalam sebulan untuk berkontribusi terhadap pendidikan melalui seni.
Baca juga: Nezar Patria: Kita Ingin Papua Lebih Bersemangat Mendalami Teknologi Terbaru
“Ini bukan sekadar performa seni, tapi membentuk cara berpikir dan karakter siswa,” katanya
Menanggapi hal tersebut, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Biak Numfor, Kamaruddin, S.Pd menyatakan antusiasmenya terhadap usulan program tersebut.
Baca juga: BPS Mimika Canangkan Desa Cantik dan Tambah Pelayanan Pojok Menuju Satu Data Indonesia
“Saya cukup excited ketika bapak wakil bupati menyampaikan ide program SMS ini. Selama ini kan, kita membawa siswa ke panggung-panggung luar. Ke depan, kita akan diskusikan bagaimana seniman bisa masuk ke sekolah dan membawa nilai-nilai pembelajaran lewat seni,” kata Kamaruddin
Kehadiran seniman local di sekolah tidak hanya untuk menampilkan karya, tetapi juga menyampaikan filosofi dan nilai-nilai budaya. Sebagai contoh, ia menyebutkan seniman pencipta lagu bahasa Biak dapat dihadirkan di sekolah, bercerita tentang makna lagu tersebut, lalu menyanyikannya bersama siswa agar terjadi proses internalisasi nilai.
Baca juga: Saat Ini Telkomsel Buka Cerdas Cermat Untuk Pelajar Dengan Total Hadiah Rp80 Juta
Kamaruddin juga mengungkapkan bahwa program ini akan disinkronkan dengan muatan lokal Bahasa Biak yang saat ini sudah diterapkan di jenjang SD dan SMP.
Kadis memastikan tidak hanya seni menyanyi yang akan dikembangkan, tetapi juga seni musik, tari, rupa, dan kriya, di mana nantinya bukan hanya guru yang mengajar, tapi seniman asli dapat langsung hadir dan menginspirasi siswa serta guru di sekolah.
Baca juga: Pemkab Supiori Telah Menyalurkan Rp11,4 Miliar Gaji ke 13
“Misalnya pembuat patung asli kita hadirkan di sekolah, dan guru serta murid bisa langsung belajar dari sumber yang otentik,” jelasnya.
Dengan kolaborasi antara pemerintah daerah, dinas pendidikan, dan pelaku seni, diharapkan pembentukan karakter siswa di Kabupaten Biak Numfor semakin kuat dengan sentuhan kearifan lokal.(*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.