Aksi Massa di Jayapura
Masyarakat Adat Tolak Tambang Nikel di Gunung Cycloops Jayapura, Ini Respons Bupati
'Save Indigenous Papuan's Forest, Jaga Cycloop, Jangan Serakah Alam punya Hak, Selamatkan Bumi, Selamatkan Kehidupan'.
Penulis: Putri Nurjannah Kurita | Editor: Paul Manahara Tambunan
Laporan Wartawan Tribun-Papua.com, Putri Nurjannah Kurita
TRIBUN-PAPUA.COM, SENTANI - Forum Masyarakat Adat Peduli Cycloops menggelar aksi damai penolakan tambang nikel di Kabupaten Jayapura.
Aksi itu digelar di gerbang pintu masuk Kantor Bupati Jayapura, Gunung Merah, Sentani, Distrik Sentani, Senin (21/7/2025).
Aksi digelar dengan membawa spanduk bertuliskan 'Save Indigenous Papuan's Forest, Jaga Cycloop, Jangan Serakah Alam punya Hak, Selamatkan Bumi, Selamatkan Kehidupan'.
Koordinator aksi Yohanes Somisu mengatakan, aksi itu dengan tegas menolak tambang nikel beroperasi di Cagar Alam Cycloop.
Baca juga: Tolak Tambang Blok Wabu Intan Jaya, Massa Juga Turun ke Jalan Wadio Nabire
Penolakan ini juga dilakukan lewat penjaringan aspirasi di masyarakat Tanah Merah-Moi, Sentani Timur, Barat, dan Grime Nawa.
"Kami sampai hari ini sesalkan karena masyarakat sudah gelisah tetapi pemimpin daerah tidak responsif," ujarnya.
Yohanes mengklaim Forum Masyarakat Adat Peduli Cyloop mendapatkan informasi soal penambangan yakni adanya kontrak karya tahun 2003.
Diketahui, peta tambang bernama Peta Tablasupa Nikel Mining tahun itu melakukan survei di kawasan Tablasupa.
Tahun 2007 ada pengerjaan tambang di bawah perusahaan PT Iriana Sentani Mining namun terjadi konflik sosial antara masyarakat yang setuju dan tidak setuju akhirnya perusahaan menarik diri.
"Mereka kembali lagi karena mengingat kontrak karyanya masih berlaku. Tambang nikel di wilayah Kabupaten Jayapura dari Kampung Harapan, Tepra, Ormu. PT Iriana bekerja sama di Canada. Luas petanya kurang lebih 1.000 hektar yang akan digarap," jelas Yohanes.
Dalam penyampaian aspirasi, pihaknya berharap Bupati Jayapura dapat melaksanakan diskusi terbuka bersama tokoh adat dan masyarakat.
"Tadi bupati bilang menjabat hanya selama lima tahun, tetapi masyarakat adat sampai nanti Tuhan datang. Jadi intinya bupati juga menolak karena masyarakat adat menolak," ujarnya.
Sementara itu, Bupati Jayapura Yunus Wonda usai menerima aspirasi dari Forum Masyarakat Adat Peduli Cyloop mengatakan, sampai saat ini di masa pemerintahannya dirinya dan wakil bupati tidak pernah didatangi oleh perusahaan manapun untuk membahas tambang nikel.
Baca juga: Di Hadapan KPK, Greenpeace Paparkan Bobroknya Tatakelola Tambang di Raja Ampat
Sebagai pimpinan di Gunung Merah, Yunus menegaskan menolak pertambangan jika masyarakat ikut menolak.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.