PTFI
Penjelasan Freeport Indonesia Terkait Longsor Tambang Bawah Tanah Grasberg Block Cave
Grasberg Block Cave adalah sebuah mahakarya rekayasa pertambangan yang menunjukkan kemampuan PTFI dalam beralih dari
TRIBUN-PAPUA.COM, MIMIKA - Insiden longsor tambang bawah tanah terjadi di area kerja PT Freeport Indonesia.
Kejadian itu terjadi Senin, 8 September sekitar pukul 22.00 WIT di Tembagapura, Mimika, Papua Tengah.
Baca juga: Sengketa PSU Pilkada Gubernur Papua Berlanjut ke Sidang Pembuktian, MK Dalami Dugaan Kecurangan
Longsor ini terjadi aliran material basah dalam jumlah besar di tambang bawah tanah Grasberg Block Cave.
Lantas apa yang disebut Grasberg Block Cave (GBC) itu? Menurut penjelasan, Grasberg Block Cave (GBC)adalah salah satu tambang bawah tanah (underground mine) yang sangat besar dan penting yang dioperasikan oleh PT Freeport Indonesia (PTFI) di Distrik Tembagapura, Kabupaten Mimika, Papua Tengah.
Tambang ini merupakan bagian dari kompleks pertambangan Grasberg, yang terkenal sebagai salah satu tambang tembaga dan emas terbesar di dunia.
Baca juga: Parang, Batu, dan Teriakan Ancaman: Detik-detik Mencekam Wakil Bupati Jayawijaya Dikepung Massa
Berikut adalah poin-poin penting mengenai Grasberg Block Cave:
1. Transisi dari Tambang Terbuka ke Tambang Bawah Tanah: Tambang Grasberg awalnya adalah tambang terbuka (open pit).
Setelah operasi tambang terbuka mencapai batas kedalamannya, PTFI beralih ke metode penambangan bawah tanah untuk terus menambang cadangan bijih yang masih ada jauh di bawah tanah.
Baca juga: Saling Tuding Pembayaran Tanah Puskesmas Khomba, Pemilik Sertifikat Klaim Tak Bisa Dibagi Dua
Grasberg Block Cave (GBC) adalah salah satu dari beberapa tambang bawah tanah yang dikembangkan untuk tujuan ini, bersama dengan Deep Mill Level Zone (DMLZ).
2. Metode Penambangan: Block Caving Nama "Block Cave" merujuk pada metode penambangan yang digunakan, yaitu Block Caving. Ini adalah salah satu metode penambangan bawah tanah yang paling efisien dan berskala besar. Cara kerjanya secara sederhana adalah sebagai berikut:
Pembuatan Undercut: Para pekerja membuat "irisan" atau "undercut" di bagian bawah massa bijih yang akan ditambang.
Baca juga: SD YPK PNIEL Sawar Benahi Kekurangan Secara Bertahap, Mulai Bangun Kantor
Gravitasi yang Bekerja: Setelah undercut dibuat, bijih di atasnya akan runtuh secara alami karena gravitasi, membentuk sebuah "cave" atau gua.
Pengambilan Bijih: Bijih yang telah runtuh ini kemudian ditarik atau diambil melalui terowongan yang telah disiapkan di bawah undercut.
Proses Berkelanjutan: Proses ini berjalan terus-menerus. Saat bijih di bagian bawah diambil, bijih di bagian atas akan terus runtuh, memungkinkan penambangan bijih secara masif dan efisien tanpa harus menggunakan metode pengeboran dan peledakan (drilling and blasting) di seluruh area.
Baca juga: DPRK Yapen Siap Perjuangkan MCK di Pasar Tradisional Waita yang Baru Diresmikan
3. Keunikan dan Tantangan:
Skala Besar: GBC memiliki skala yang sangat besar dengan jaringan terowongan yang panjangnya mencapai ratusan kilometer.
Topografi Ekstrem: Berada di pegunungan yang topografinya sangat ekstrem, sehingga memerlukan infrastruktur yang canggih, seperti terowongan dan lift (shaft) untuk mengangkut material, peralatan, dan pekerja.
Infrastruktur Canggih: Tambang ini dilengkapi dengan teknologi modern, termasuk sistem kereta otomatis (automated rail system) untuk mengangkut bijih ke stasiun penghancur (crusher) bawah tanah.
Baca juga: Dubes Jepang Hadiri Peringatan 80 Tahun Berakhirnya Perang Dunia II di Kabupaten Biak Numfor Papua
Kompleksitas Geologi: Bijih di GBC memiliki mineralogi yang kompleks, termasuk adanya mineral pengotor yang perlu ditangani.
4. Pentingnya GBC: Grasberg Block Cave sangat vital bagi keberlanjutan operasi PT Freeport Indonesia. Setelah tambang terbuka Grasberg dihentikan, GBC menjadi salah satu sumber utama produksi tembaga dan emas PTFI, menjamin kelangsungan pasokan bijih dari cadangan yang masif di bawah tanah.
Secara keseluruhan, Grasberg Block Cave adalah sebuah mahakarya rekayasa pertambangan yang menunjukkan kemampuan PTFI dalam beralih dari tambang terbuka ke operasi bawah tanah yang kompleks dan berskala besar, menggunakan metode block caving untuk menambang cadangan mineral yang luar biasa di bawah gunung Grasberg.
Baca juga: Wagub Papua Tengah: Sosialisasi yang Kurang Membuat Jumlah Stunting Bertambah
Insiden ini menutup akses ke area tertentu di tambang, membatasi rute evakuasi untuk 7 pekerja atau karyawan.
Lokasi para pekerja terjebak telah diketahui dan mereka diyakini aman. Kru sedang berupaya membersihkan akses untuk evakuasi aman dan cepat.
Bersamaan dengan itu, kegiatan penyediaan kebutuhan bagi para pekerja terdampak sedang dilakukan. Seluruh pekerja lainnya dipastikan aman.
Baca juga: Masyarakat Dogiyai Dukung Gubernur Meki Nawipa Karena Buat Sejarah Untuk Mereka
Operasi penambangan telah dihentikan sementara. Operasi dihentikan untuk memprioritaskan pembersihan jalur akses dan evakuasi aman bagi tujuh pekerja kontraktor tersebut.
Demikian keterangan resmi dari PT Freeport Indonesia oleh Katri Krisnati selaku, VP Corporate Communications PT Freeport Indonesia. (*/Tribun-Papuatengah.com)
Tribun-Papua.com
Smelter PTFI
PT Freepot Indonesia (PTFI)
Tanah longsor
Mimika
Grasberg Block Cave (GBC)
Tambang Grasberg
500 Karyawan PTFI Warnai HUT RI Dengan Tari Kolosal “Bergerak Bersama dari Hulu ke Hilir” |
![]() |
---|
283 Warga Mengikuti Screening Operasi Katarak Gratis yang Dilakukan PTFI |
![]() |
---|
Dari Sekolah, PTFI Lanjut Melakukan Pemeriksaan Kesehatan Mata di RSUD Nabire |
![]() |
---|
Freeport Gelar Pemeriksaan Mata Secara Gratis Untuk Pelajar SMP 4 Nabire |
![]() |
---|
PTFI Operasikan Helikopter Untuk Angkut Sampah Pendaki Puncak Cartenz |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.