Warga Kabupaten Jayapura Minta Pemkab Tekan Harga Bapok yang Merangkak Naik

Ringkasan Berita:

• Pedagang/pembeli Sentani minta pemerintah kendalikan harga bapok jelang Nataru.
• Harga beras, gula, bawang sudah naik dan dikhawatirkan melonjak lagi akibat permintaan tinggi.
• Pembeli mengeluhkan harga beras Bulog/SPHP melebihi HET.
• Harapan utama: Pemerintah adakan pasar murah yang tepat sasaran dan sidak harga intensif.

Laporan Wartawan Tribun-Papua.com, Putri Nurjannah Kurita

TRIBUN-PAPUA.COM, SENTANI - Pedagang di Pasar Pahraa Sentani, Kabupaten Jayapura, Provinsi Papua berharap pemerintah mengendalikan harga Bahan Pokok (bapok) yang merangkak naik jelang hari raya Natal dan Tahun Baru 2026 (Nataru).

Pedagang Beras di Pasar Pahraa, Roy (50) kepada Tribun-Papua.com, Selasa (18/11/2025), mengatakan hingga saat ini stok beras miliknya masih aman, tetapi jika memasuki hari raya Natal hingga tahun baru, biasanya terjadi lonjakan permintaan hal itu menyebabkan kenaikan harga.

"Sementara aman, tidak tahu ada lonjakan permintan nanti, kami harap pemerintah ambil kebijakan. [Pekan lalu] sudah ada sidak dari pemkab dari pemerintah dari Satgas Pangan," katanya.

Baca juga: Wabup Lanny Jaya Minta Mantan Kepala Kampung Tidak Buat Gerakan Tambahan

Bahan pokok seperti beras, minyak goreng, gula pasir, telur, ada yang mengalami kenaikan harga sejak Agustus lalu. Harga dan merek seperti Beras Bonek 10 kilogram Rp180 ribu, Kano 10 kilogram Rp180 ribu, Kano 5 kilogram Rp85 ribu, Bonek 5 kilogram Rp85, beras merek MJ Rp160 10 kilogram. Beras eceran per kilogramnya mencapai Rp17 - 18 ribu.

Sedangkan harga gula per kilogram Rp19 ribu, minyak goreng merek Minyakita Rp15.000 per liter, Bimoli Rp25 per liter, Bimoli 5 liter Rp110 ribu, dan telur Rp 68 ribu per rak. "Kondisi pembeli normal, daya beli masih normal," ujarnya.

Roy mengungkap, beberapa tahun lalu, saat akhir tahun, ia mengalami kesulitan menyetok karena permintaan tinggi. 

Baca juga: Modifikator Pamerkan Karya di Pesta Akbar Honda Modif Contest

Pedagang lain, Anca (21) mengatakan, ia menjual beras merek Kano 10 kilogram dengan harga Rp180 ribu, sama dengan beras Bonek. Beras Kano dan Bonek 5 kilogram Rp90 ribu. Merek Biasanya 10 kilogram Rp165, Gunung Biru 10 kilogram Rp180. Beras SPHP 5 kilogram Rp 70, dan harga beras Bulog per kilogram capai Rp15 ribu.

Menurutnya, kondisi pasar kadang ramai pembeli kadang tidak, hal ini terjadi semenjak kebakaran pada Desember 2024 lalu. "Animo pembeli menurun. Yah paling banyak dicari, minyak goreng, bumbu dapur," ujarnya.

Anca juga menjual bawang merah seharga Rp60 ribu per kilogram, bawang putih Rp55 per kilogram. Harga ini naik sejak bulan lalu. "Naik 5 ribu rupiah, katanya gagal panen. Ini bawang dari Surabaya," ujarnya.

Baca juga: 32.373 Warga Sabang Sampai Merauke Jalin Persaudaraan di Honda Bikers Day 2025

Anca mengatakan, secara umum, harga bahan pokok masih normal. Tetapi harga beras naik-turun dan tidak bisa diprediksi.

Sementara, Salah satu pembeli, Hana (31), warga Kelurhana Dobonsolo mengungkap harga bahan pokok makin melonjak.

"Beras bulog sekarang Rp17 ribu, paling dapat Rp15 per kilogram, biasanya masih Rp13 ribu. SPHP jual Rp70 ribu per lima kilogram, padahal harga HET Rp 65 ribu. Rica masih standar, bawang juga masih," ujarnya Hana.

Hana yang biasanya membuat kue jelang hari Natal, menyebut bahan pokok yang harganya mulai naik seperti telur, tepung dan gula pasir yang dipatok hingga Rp 18 - 22 ribu per kilogram.

Baca juga: Jadwal Kapal Pelni Makassar-Sorong November 2025, Ada KM Sinabung, KM Gunung Dempo, KM Dobonsolo

Harapannya pemerintah Kabupaten Jayapura bisa melaksanakan pasar murah serta program sidak dijalankan supaya harga barang stabil. Hana juga menegaskan agar pasar murah benar-benar diperuntukkan kepada masyarakat bukan calo.

"Jangan hari ini stabil, besok naik, pasar murah juga dikasih kuota buat masyarakat jangan kasih kuota keluarga," tegasnya.(*)