Kerusuhan di Yalimo
Tragedi di Yalimo: Kisah Sebuah Keluarga Menjadi Sasaran di Dataran Tinggi Papua
Bersama anaknya—Arsya Dafa (9) dan keponakannya, Atifa (10)—Nasir melintasi jalan yang sunyi di dekat camp PT Paesa.
Kerusuhan yang diduga karena ujaran rasis tersebut, mengakibatkan 30 rumah dan fasilitas umum lainnya terbakar serta menimbulkan kerugian materiel maupun korban jiwa.
Diduga ucpan berbau rasis?
Insiden tersebut melibatkan siswa SMA Negeri 1 Elelim dan warga perantau atau non-Papua, yang berujung pada aksi pembakaran kios.
Informasi dihimpun Tribun-papua.com dari kepolisian setempat, insiden bermula pukul 06.00 WIT ketika seorang siswa SMA Negeri 1 Elelim sedang berbelanja di salah satu kios.
Dalam interaksi tersebut, diduga keluar kata “monyet” dari penjual kios.
Ucapan itu membuat siswa tersinggung dan memicu kemarahan.
Tak lama berselang, siswa tersebut memanggil teman-temannya untuk mendatangi kios itu.
Situasi pun memanas hingga berujung pada aksi pembakaran kios oleh sekelompok siswa.

Kejadian tersebut sontak mengundang perhatian warga sekitar.
Baca juga: BREAKING NEWS: Yalimo Bergejolak, Pelajar Bakar Kios Akibat Dugaan Rasisme
Namun, aparat kepolisian yang sigap turun ke lokasi segera melakukan pengamanan dan mengendalikan situasi agar tidak meluas.
Kapolres Yalimo beserta jajaran saat ini tengah menangani kasus tersebut untuk memastikan kondisi keamanan tetap terkendali.
Polisi juga melakukan penyelidikan lebih lanjut terkait kronologi dan pemicu utama kericuhan.
Pihak kepolisian mengimbau masyarakat Yalimo untuk tetap tenang, tidak terprovokasi, dan menyerahkan proses hukum sepenuhnya kepada aparat berwenang.
Hingga berita ini tayang, awak Tribun-Papua.com berupaya mengkonfirmasi pihak terkait untuk mengungkap peristiwa sebenarnya. (*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.