Nasional
Mahasiswa IPB Bima Wicaksana Meninggal Saat Tugas Riset di Papua Barat, Dianugerahi Gelar Sarjana
Bimo merupakan peserta Tim Ekspedisi Patriot (TEP) yang melakukan riset dan pemetaan potensi ekonomi masyarakat di kawasan terpencil Papua.
TRIBUN-PAPUA.COM, JAYAPURA - Anggit Bima Wicaksana, mahasiswa Institut Pertanian Bogor (IPB) University gugur saat menjalankan tugas pengabdian di wilayah transmigrasi Bomberay, Fakfak, Papua Barat, pada Selasa (21/10/2025).
Bimo, sapaan akrabnya, merupakan peserta Tim Ekspedisi Patriot (TEP) yang melakukan riset dan pemetaan potensi ekonomi masyarakat di kawasan terpencil Papua.
Institut Pertanian Bogor (IPB) University pun menganugerahkan gelar Sarjana Pertanian (S.P.) kepada almarhum Bimo.
Penghargaan tersebut diberikan sebagai bentuk pengakuan atas dedikasi, kerja keras, dan pengorbanannya dalam mengabdi bagi pembangunan daerah transmigrasi.
Rektor IPB University, Arif Satria, menyampaikan bahwa keputusan menganugerahkan gelar sarjana kepada Bimo didasarkan pada prestasi akademik dan dedikasinya dalam menjalankan tugas kemanusiaan.
Baca juga: 13 Desa di Kabupaten Fakfak Dapat Dana Desa 2025 Lebih dari Rp1 Miliar, Cek Daftarnya
“Pada kesempatan ini, saya sampaikan bahwa saudara Anggit Bima Wicaksana kami nyatakan lulus sebagai sarjana,” ujar Arif saat menyampaikan belasungkawa di rumah duka di kawasan Bintaro, Tangerang Selatan.
Arif menjelaskan, penghargaan ini bukan hanya bentuk apresiasi terhadap capaian akademik Bimo, tetapi juga sebagai penghormatan atas keikhlasan dan ketulusan pengabdiannya di lapangan.
“Beliau menjalankan ekspedisi dengan penuh kesungguhan, dan kami ingin memberikan penghormatan tertinggi atas semangatnya membangun masyarakat di daerah transmigrasi,” katanya.
Arif juga mengundang kedua orangtua Bimo untuk hadir menerima ijazah dalam upacara wisuda IPB pada 29 Oktober 2025 di kampus Bogor.
“Kami mengundang orangtua beliau untuk menerima ijazah atas nama almarhum, bersama teman-teman lain yang telah menyelesaikan tugas akademiknya,” ujar Arif.
Apresiasi dari Kementerian Transmigrasi
Menteri Transmigrasi, M. Iftitah Sulaiman Suryanagara, menyampaikan dukungan penuh atas keputusan IPB memberikan gelar sarjana kepada Bimo.
“Insyaallah, nanti pada November ini akan dilaksanakan wisuda. Kami mohon kedua orangtua beliau juga dapat hadir,” kata Iftitah dalam upacara pemakaman kedinasan di TPU Tanah Kusir, Jakarta Selatan, Rabu (22/10/2025).
Iftitah menyebut, penganugerahan gelar tersebut mencerminkan penghargaan atas semangat patriotisme dan pengabdian Bimo di pelosok negeri.
“Pengabdian di wilayah transmigrasi bukan sekadar program kerja, tetapi panggilan nurani untuk membangun Indonesia dari garis depan,” ujarnya.
Ia juga memberikan pesan khusus kepada rekan-rekan Bimo di Tim Ekspedisi Patriot agar melanjutkan semangat perjuangan yang telah ia tinggalkan.
“Lanjutkan langkah Bimo. Tugas kalian bukan hanya meneruskan program, tetapi menjaga nyala pengabdian. Selama kalian berdiri di tanah-tanah transmigrasi, nama Bimo tidak akan pernah mati,” tutur Iftitah.
Anggit Bima Sosok Mahasiswa Teladan
Di lingkungan kampus, Bimo dikenal sebagai mahasiswa aktif dan berdedikasi tinggi.
Ia menjabat sebagai Ketua Angkatan Ilmu Tanah 58, Koordinator Lapangan Fakultas Pertanian, Badan Pengawas HMIT, sekaligus Asisten Praktikum Survei dan Evaluasi Lahan.
Selain itu, Bimo juga dipercaya sebagai Koordinator Tim Ekspedisi Patriot (TEP) IPB University, program yang melibatkan mahasiswa dalam penelitian sosial dan pemberdayaan masyarakat di wilayah transmigrasi Indonesia Timur.
Rekan-rekannya mengenang Bimo sebagai sosok yang disiplin, pekerja keras, dan berjiwa sosial tinggi.
Kepergiannya meninggalkan duka mendalam bagi civitas akademika IPB dan para patriot transmigrasi.
Baca juga: TNI Gulung 740 Pohon Ganja Siap Panen di Ladang Pegunungan Bintang Papua Pegunungan
Evakuasi Jenazah Kurang dari 24 Jam
Rektor IPB Arif Satria turut menyampaikan apresiasi kepada Kementerian Transmigrasi yang telah membantu memulangkan jenazah Bimo dari Fakfak ke Jakarta dengan cepat.
“Kami berterima kasih kepada Bapak Menteri, Sekjen, dan seluruh jajaran Kementrans, juga Wakil Rektor IPB dan tim yang telah memberikan dukungan luar biasa, sehingga putra terbaik kami bisa mendapatkan penghormatan besar,” ujar Arif.
Jenazah Bimo berhasil dipulangkan ke rumah duka di Bintaro, Tangerang Selatan, kurang dari 24 jam setelah dinyatakan meninggal dunia di Papua.
Pemberian gelar sarjana kepada Anggit Bima Wicaksana menjadi simbol penghormatan atas semangat muda yang memilih mengabdi di daerah terpencil, jauh dari kenyamanan kota.
Bagi Kementerian Transmigrasi dan IPB University, pengorbanan Bimo adalah teladan nyata bagi generasi muda Indonesia tentang arti keberanian, keikhlasan, dan cinta tanah air.
“Selama ada jiwa-jiwa yang mau turun ke pelosok negeri untuk membangun masyarakat, semangat Bimo akan terus hidup,” ucap Menteri Iftitah menutup pesannya. (*)
Sumber: https://www.kompas.com

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.