ypmak
Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK)

100 tahun peradaban injil

Nubuatan Samuel Kijne Sedang Digenapi lewat Kebangkitan Karakter dan Iman Orang Papua

Kebangkitan Papua tidak hanya ditandai oleh pembangunan infrastruktur, tetapi juga oleh transformasi karakter dan kesadaran spiritual generasi muda.

Tribun-Papua.com/Istimewa
Misionaris, Pdt Izaak Samuel Kijne kini dikenang sebagai sosok perintis peradaban bidang pendidikan dan injil di Tanah Papua. (dok. wondamakab.go.id) 

TRIBUN-PAPUA.COM, JAYAPURA - Pengamat Kebijakan Publik Papua, Dr Methodius Kossay, S.H., M.Hum, memandang tahun 2025 sebagai babak baru bagi kebangkitan spiritual dan intelektual orang Papua, sebagaimana telah dinubuatkan hampir seabad lalu oleh misionaris Belanda, Dr. Samuel Kijne.

Dalam pernyataan reflektifnya, Dr Kossay menegaskan pesan profetis Kijne “Anak-anak Papua bukan anak buangan, suatu saat akan bangkit dan menjadi tuan di negerinya sendiri” kini menemukan wujud nyata melalui kesadaran moral, pendidikan, dan iman yang tumbuh di Tanah Papua.

Papua Sedang Bangkit dalam Iman dan Pengetahuan

“Kalimat profetis Samuel Kijne bukan sekadar pesan rohani, tetapi panggilan sejarah,” ujar Kossay kepare Tribun-Papua.com, Selasa (28/10/2025).

Menurutnya, kebangkitan Papua tidak hanya ditandai oleh pembangunan infrastruktur, tetapi juga oleh transformasi karakter dan kesadaran spiritual generasi muda.

Baca juga: Kapolri Berikan Beasiswa Kepada 4 Mahasiswa STFT GKI Izaak Samuel Kijne Jayapura

“Menjadi tuan di negeri sendiri bukan berarti berkuasa atas orang lain, tetapi mampu memimpin dengan hati yang takut akan Tuhan. Papua akan menjadi kuat bukan karena kekayaan alam, melainkan karena kekuatan moral dan iman masyarakatnya,” ujarnya.

 Relevansi bagi Kebijakan Publik dan Pembangunan

Sebagai pengamat kebijakan publik, Dr Kossay menyebut pembangunan Papua harus berorientasi pada manusia dan nilai.

Menurutnya, otonomi khusus dan kebijakan ekonomi daerah, katanya, harus dibingkai oleh prinsip “pemberdayaan yang berkeadilan dan beretika.”

“Kita sedang melihat bagaimana Tuhan menata Papua melalui kebijakan publik yang memihak rakyat kecil, pendidikan berbasis karakter, dan peran gereja yang aktif dalam memulihkan moral masyarakat,” jelasnya.

Pengamat kebijakan publik, Dr. Methodius Kossay.
Pengamat kebijakan publik, Dr. Methodius Kossay. (Tribun-Papua.com/Amatus Huby)

Ia juga menekankan perlunya sinergi antara gereja, pemerintah, dan masyarakat sipil agar visi nubuatan Kijne tidak berhenti sebagai narasi religius, melainkan menjadi arah nyata pembangunan manusia Papua.

Baca juga: Mengulik Sejarah Injil Masuk di Tanah Sarmi 10 Oktober 1910 Silam

Harapan untuk Generasi Baru Papua

Menutup pernyataannya, Dr Kossay menyerukan agar generasi muda Papua bangkit dengan iman, ilmu, dan integritas.

“Tuhan sedang memanggil generasi baru Papua bukan untuk berdebat tentang siapa paling benar, tetapi untuk bekerja bersama membangun tanah ini dengan kasih dan kejujuran."

"Nubuatan Kijne sedang digenapi lewat kita yang beriman dan mau berubah,” pungkasnya. (*)

Sumber: Tribun Papua
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved