Info Jayapura
Tujuh Perguruan Tinggi di Jayapura Ikuti Lokakarya Penguatan Sistem Penjaminan Mutu Internal
Kini setiap perguruan tinggi memiliki minimal lima auditor internal yang siap memperkuat sistem penjaminan mutu pada kampus masing-masing.
Penulis: Yulianus Magai | Editor: Paul Manahara Tambunan
Laporan Wartawan Tribun Papua, Yulianus Magai
TRIBUN-PAPUA.COM, JAYAPURA - Sebanyak tujuh perguruan tinggi di Kota Jayapura, Provinsi Papua, yang tergabung dalam Kelompok 26 Jayapura mengikuti kegiatan hibah pembinaan Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) dari Ditjen Belmawa Kemendikbudristek.
Kegiatan bertajuk “Lokakarya Teknis Penyusunan Rangkuman Rencana Tindak Lanjut (RTL)” tersebut digelar di Hotel @Home Tanah Hitam, Kota Jayapura, Jumat (31/10/2025).
Adapun tujuh perguruan tinggi yang tergabung dalam Kelompok 26 Jayapura yaitu:
1. Universitas Ottow Geissler Papua (UOGP),
2. Institut Swadiri Jayapura,
3. Universitas Sepuluh November Papua,
4. Sekolah Tinggi Filsafat Teologi GKI Izaak Samuel Kijne,
5. Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (STISIPOL) Silas Papare,
6. Universitas Internasional Papua, dan
7. Institut Teknologi dan Bisnis UTBKP Jayapura.
Baca juga: Universitas Ottow Geissler dan 6 Kampus di Papua Perkuat Mutu Pendidikan Lewat Hibah Penguatan SPMI
Ketua Pelaksana sekaligus Direktur Lembaga Penjaminan Mutu (LPM) Universitas Ottow Geissler Papua, Reni Koibur, S.Si., M.Cs. mengatakan kegiatan ini merupakan rangkaian keempat sekaligus penutup dari empat tahap pelaksanaan hibah penguatan SPMI untuk Kelompok 26 Jayapura.
“Kegiatan hari ini merupakan kegiatan ke empat dari rangkaian program Hibah penguatan SPMI tahun 2026 yang diperoleh Kelompok 26 Jayapura, yaitu penyusunan Rencana Tindak Lanjut dari hasil audit internal yang telah dilakukan sebelumnya."
"Semua peserta sebelumnya telah mengikuti pelatihan auditor internal, dan hampir seluruhnya dinyatakan lulus,” ujar Reni.
Menurutnya, keberhasilan ini menjadi kemajuan besar bagi kampus-kampus di kelompok tersebut.
Sebab, kini setiap perguruan tinggi memiliki minimal lima auditor internal yang siap memperkuat sistem penjaminan mutu pada kampus masing-masing.
“Ini luar biasa, karena selama ini beberapa kampus tidak memiliki auditor sendiri. Kini mereka sudah punya tim auditor internal. Ini sangat membantu dalam upaya peningkatan mutu,” tambahnya.
Reni menjelaskan, kegiatan tersebut diikuti oleh 70 peserta dari tujuh perguruan tinggi, dan seluruhnya didukung oleh pendanaan dari Direktorat Jenderal Belmawa Kemendikbudristek.
Baca juga: Nubuatan Samuel Kijne Sedang Digenapi lewat Kebangkitan Karakter dan Iman Orang Papua
Ia berharap, setelah seluruh rangkaian kegiatan selesai, mutu perguruan tinggi di Jayapura dapat meningkat signifikan.
“Sebagian besar program studi di kelompok kami sudah berakreditasi ‘Baik’. Kami menargetkan peningkatan ke tingkat ‘Unggul’. Apalagi sesuai regulasi terbaru, akreditasi kini hanya dibagi menjadi dua kategori: terakreditasi dan tidak terakreditasi,” jelasnya.
Lebih lanjut, Reni juga berharap adanya dukungan dari pemerintah daerah untuk penguatan perguruan tinggi swasta di Papua, terutama dalam hal pendanaan dan peningkatan sumber daya manusia (SDM).
“Kami sangat membutuhkan dukungan dari pemerintah daerah, maupun pihak swasta lainnya baik dalam bentuk pendanaan maupun peningkatan SDM. Ini penting agar kampus swasta di Papua bisa terus berkembang dan berkontribusi bagi pembangunan pendidikan tinggi di Tanah Papua,” pungkasnya. (*)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/papua/foto/bank/originals/DIDIKAN-Ketua-Pelaksana-sekaligus-D.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.