ypmak
Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK)

Nasional

Terbongkar Skenario Pembunuh Istri Pegawai Pajak di Manokwari, Berikut 3 Cara Pelaku Tutupi Jejak

Pelaku, Yahya, bukanlah orang asing. Ia sebelumnya bekerja merenovasi dapur rumah korban di Reremi Puncak.

Tribun-Papua.com/Kompas.com
PEMBUNUHAN DI MANOKWARI - Yahya, pelaku pembunuhan disertai mutilasi istri pegawai pajak, AGT di Manokwari, Papua Barat. (KOMPAS.com/ Adlu Raharusun) 
Ringkasan Berita:
  •  Yahya Himawan memanfaatkan pengetahuannya tentang seluk beluk rumah korban dan merencanakan perampokan ini sejak Sabtu (8/11/2025).
  • Rekaman kamera CCTV menjadi kunci pembuka kasus ini. Berbekal bukti digital tersebut, polisi berhasil menangkap Yahya Himawan.

 

TRIBUN-PAPUA.COM, JAYAPURA - Utang judi online senilai Rp 4 juta menyeret Yahya Himawan (27), seorang tukang bangunan ke dalam kasus pembunuhan berencana yang keji.

Korban adalah AGT, istri pegawai Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Manokwari, yang tewas di rumahnya sendiri pada Senin (10/11/2025).

Pelaku telah merencanakan pembunuhan istri pegawai pajak itu sejak Sabtu (8/11/2025). 

Pelaku, Yahya, bukanlah orang asing. Ia sebelumnya bekerja merenovasi dapur rumah korban di Reremi Puncak.

Gaji bulanannya yang hanya Rp 3,3 juta ludes tak bersisa, dihabiskan untuk judi online.

Terdesak utang, Yahya memilih jalan pintas paling fatal.

Baca juga: Motif Pembunuhan Istri Pegawai Pajak di Manokwari, Pelaku Awalnya Berniat Merampok Korban

Ia memanfaatkan pengetahuannya tentang seluk beluk rumah korban dan merencanakan perampokan ini sejak Sabtu (8/11/2025).

Yahya mendatangi rumah AGT dengan dalih hendak memperbaiki keramik yang tersisa.

Begitu diizinkan masuk, modus operandi yang dipersiapkan langsung berjalan. T

ukang bangunan itu berubah menjadi penodong, meminta uang sambil mengancam korban dengan senjata tajam.

Tragedi tak terhindarkan saat korban berteriak. Demi membungkam jeritan itu, Yahya tega menikam AGT hingga tewas di rumahnya sendiri.

Kapolresta Manokwari, Kombes Ongky Isgunawan, membenarkan bahwa motif tunggal pelaku adalah perampokan akibat utang judi online.

Setelah pembunuhan, pelaku berusaha keras menutupi kejahatannya. Jenazah AGT disembunyikan secara mengerikan: dimasukkan ke dalam septic tank sebuah rumah kosong yang berjarak sekitar 300 meter dari lokasi kejadian.

Namun, rekaman kamera CCTV menjadi kunci pembuka kasus ini. Berbekal bukti digital tersebut, polisi berhasil menangkap Yahya Himawan.

Kasus pembunuhan ini mengungkap sisi gelap jeratan judi online yang berujung pada hilangnya nyawa.

Berikut tiga skenario pelaku tutupi kasus pembunuhan:

 1. Pel rumah

Setelah korban meninggal, Yahya mengepel rumah untuk menghapus jejak.

Darah yang berceceran di lantai, pintu serta dinding dibersihkan.

 Saat kejadian, korban berada di rumah sendirian karena suaminya bekerja.

2. Panggil Sopir

Jenazah korban AGT dimasukkan ke kontainer plastik milik korban yang dipakai saat pindahan rumah.

Pelaku juga menggunakan karung beras untuk mengambil barang berharga korban, seperti handphone, laptop, kamera, tablet, jam tangan, dan dompet.

Agar jejaknya tak terlacak, pelaku memakai handphone korban untuk memesan mobil boks. 

Kontainer berisi jenazah dimasukkan untuk dipindahkan ke rumah kosong.

Baca juga: Istri Pegawai Pajak di Manokwari Tewas Dibunuh, Jasad Korban Disembunyikan Pelaku di Septic Tank

Pelaku menghilangkan jejak dengan membakar kontainer plastik

3. Balas pesan suami korban

Yahya sempat membalas pesan dari suami korban sekitar pukul 11.00 WIT.

Hal tersebut dilakukan agar suami korban tak khawatir sehingga aksinya berjalan lancar.

Pesan yang dituliskan pelaku ke ponsel suami korban yakni "Saya lagi nyuci".

Akibat perbuatannya, pelaku dapat dijerat Pasal 340 KUHP tentang pembunuhan berencana, dengan ancaman hukuman mati, seumur hidup, atau penjara maksimal 20 tahun.

Kemudian, Pasal 365 Ayat (5) KUHP tentang pencurian dengan kekerasan yang mengakibatkan kematian.

Dimakamkan di Blitar

Paman korban, Supriyono, menerangkan korban dan suaminya baru tiga bulan pindah ke Manokwari karena tuntutan pekerjaan. Mereka belum dikaruniai anak dan sebelumnya tinggal di Jakarta.

Aresty dan suami merupakan lulusan SMA Taruna Nusantara Magelang, Jawa Tengah.

"Aresty dulu keluar dari tempat kerjanya. Ia dan suaminya belum punya anak. Korban berhenti kerja, harapannya agar segera punya anak," ujar dia. (*)

Sumber: kompas.com

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved