Pemkab Jayapura
Festival Seribu Lilin di Grime Nawa Jayapura Angkat Kearifan Lokal, Yunus Wonda: Dorong Potensi UMKM
Festival itu Menghadirkan antusiasme dari masyarakat dan pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) se-Kabupaten Jayapura.
Penulis: Putri Nurjannah Kurita | Editor: Paul Manahara Tambunan
Laporan Wartawan Tribun-Papua.com, Putri Nurjannah Kurita
TRIBUN-PAPUA.COM, SENTANI - Pemerintah Kabupaten Jayapura gelar Festival Seribu Lilin dan Pameran UMKM digelar di Kampung Benyom Jaya I, Distrik Nimbokrang, Kabupaten Jayapura, pada Kamis (6/11/2025).
Festival itu Menghadirkan antusiasme dari masyarakat dan pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) se-Kabupaten Jayapura.
Kegiatan dengan tema “Dukung Bisnis Lokal, Bangun Masa Depan Berkelanjutan” ini menjadi ajang untuk menampilkan beragam produk unggulan daerah sekaligus memperkuat semangat kebersamaan dan mendorong pertumbuhan ekonomi berbasis potensi lokal.
Salah satu yang menarik perhatian pengunjung pada festival tersebut adalah stand UMKM dari Distrik Gresi Selatan, yang menampilkan beragam olahan makanan berbahan dasar sayur lilin, tanaman khas yang menjadi pangan tradisional masyarakat di wilayah Lembah Grime Nawa.
Baca juga: Bupati Jayapura: Warga Nimbokrang di Pembangunan Tiga Harus Bisa Akses Air Bersih
Selain olahan makanan, mereka juga memamerkan sayur lilin dalam bentuk mentah, lengkap dengan berbagai jenis, ukuran, dan nama lokal dari masing-masing varietas.
Salah satu peserta Festival Seribu Lilin asal Distrik Gresi Selatan, Elisabeth Ely, mengatakan, tampil dalam Festival tersebut untuk memperkenalkan kekayaan jenis sayur lilin kepada masyarakat luas.
“Masih banyak yang belum tahu bahwa sayur lilin ini tidak hanya satu jenis. Di sini saya ingin menunjukkan bahwa sayur lilin memiliki beberapa jenis dan nama sebutan yang berbeda-beda."
"Ada yang bisa ditanam kapan saja, dan ada juga yang hanya bisa ditanam setelah membakar kebun baru, yang kami sebut sebagai Yui Buti,” jelasnya.
Ia menambahkan, setiap jenis sayur lilin memiliki ciri khas tersendiri, baik dari warna, bentuk, maupun ukuran.
Tanaman ini tumbuh alami di wilayah Lembah Grime Nawa, dan telah menjadi bagian penting dari pola konsumsi tradisional masyarakat setempat.
“Sayur lilin ini merupakan makanan asli masyarakat Grime Nawa. Dengan festival seperti ini, kami bisa memperkenalkan kepada masyarakat luas bahwa sayur lilin bisa diolah menjadi berbagai macam masakan khas yang bergizi dan bernilai ekonomi,” ungkapnya.
Baca juga: Papua Reggae Festival Dorong Ekonomi Lokal, Pemkab se-Pegunungan Diminta Dukung Anak Muda
Elisabeth Ely juga memberikan apresiasi tinggi kepada Pemerintah Kabupaten Jayapura atas terselenggaranya Festival Seribu Lilin.
Menurutnya, kegiatan ini menjadi momentum penting bagi pelaku UMKM lokal untuk memperkenalkan produk tradisional kepada khalayak yang lebih luas.
“Kami sangat berterima kasih atas kegiatan ini. Melalui festival ini, kami bisa memperkenalkan makanan lokal kami dan menunjukkan bahwa bahan sederhana seperti sayur lilin bisa menjadi potensi ekonomi bagi masyarakat,” ujarnya penuh semangat.
Festival Seribu Lilin tahun ini tidak hanya menjadi ajang promosi produk, tetapi juga ruang edukasi dan pelestarian kearifan lokal masyarakat Grime Nawa. (*)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/papua/foto/bank/originals/al-Seribu-Lilin-dan-Pameran-UMKM-digelar-di-Kampung-B.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.