Pemkab Jayapura
Belum Terima Data Stunting, Yunus Wonda Tekankan Dinkes Jayapura Jangan 'Gelap' Data
Yunus menyebut pada 2024 menurut Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) angka stunting di Kabupaten Jayapura mencapai 15,2 persen.
Penulis: Putri Nurjannah Kurita | Editor: Paul Manahara Tambunan
Laporan Wartawan Tribun-Papua.com, Putri Nur jannah Kurita
TRIBUN-PAPUA.COM, SENTANI - Bupati Jayapura, Yunus Wonda, menekankan intervensi stunting memerlukan data dan informasi secara lengkap mengenai jumlah anak dan balita di 139 kampung terdampak stunting di wilayahnya.
Namun, hingga kini dirinya belum menerima laporan terkait angka stunting dari Dinas Kesehatan Kabupaten Jayapura.
Hal itu disampaikan Wonda dalam sambutannya saat peluncuran 'Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting' atau disingkat Genting, yang diselenggarakan oleh Tim Penurunan Percepatan Stunting Kabupaten Jayapura di Kantor Bupati Jayapura, Sentani, Rabu (5/11/2025).
"Sampai hari ini tidak ada data di meja saya. Data berapa banyak anak stunting, tinggal dimana, di kampung mana, bagaimana kita mau kejar target sementara kita sendiri gelap datanya," tegasnya.
Baca juga: Pelaporan Dana Desa Macet, BPK Temukan Penyalahgunaan Rp 60 Miliar di Kabupaten Jayapura
Yunus menyebut pada 2024 menurut Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) angka stunting di Kabupaten Jayapura mencapai 15,2 persen.
Menurutnya, angka ini harus diketahui secara rinci agar penanganan tak salah arah.
"Apa yang harus kita kerjakan untuk mengintervensi stunting. Kita harus tahu jumlah [anak dan balita stunting] di Kabupaten Jayaura. Nama, alamat, di kampung mana, distrik mana," katanya.
Wonda menegaskan, Dinas Kesehatan mestinya memiliki data valid mengenai angka dan lokus stunting.
"Jadi saya harap data ini lengkap untuk untuk saya. Kalau secara global, tidak akan selesai," ujarnya.
Ia menilai keseriusan dari setiap organisasi perangkat daerah (OPD) yang berkaitan dengan pengentasan stunting, dimana program yang dikerjakan juga harus saling bertautan.
Bila perlu, jika ada rumus untuk mengentaskan stunting dari Kabupaten Jayapura maka perlu dilakukan secara nyata.
Dalam kunjungan kerja ke Distrik Yapsi, misalnya, ia menemukan anak dikategorikan stunting tetapi menurut orangtuanya pertumbuhan anak itu dalam kondisi sehat.
"Saya tidak tahu [bagaimana] memperbaiki, kekurangan apa yang harus dikejar, jangan sosialisasi saja, gizi saja, tidak akan pernah selesai," katanya.
Di APBD 2026, kata Wonda, dinas terkait memisahkan anggaran penananganan stunting supaya tidak main 'copot' sana-sini.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/papua/foto/bank/originals/Bupati-Jayapura-Yunus-Wonda-saat-memberikan.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.