ypmak
Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK)

Pemkab Jayapura

Direktur RSUD Yowari Ungkap Kronologi Pasien Rujukan ke Kota Jayapura Ditolak hingga Meninggal

Meryen mengatakan, di rumah sakit Yowari memang hanya ada satu orang dokter kandungan, namun sedang ada kegiatan di luar kota. 

Tribun-Papua.com/Istimewa
PASIEN MENINGGAL - Direktur Rumah Sakit Yowari, Maryen Braweri menjelaskan kronologi pasien Irene Sokoy ibu hamil asal Kampung Hobong, Sentani, yang meninggal dunia bersama bayi dalam kandungannya pada Senin (17/11/2025). 

Laporan Wartawan Tribun-Papua.com, Putri Nurjannah Kurita

TRIBUN-PAPUA.COM, SENTANI - Direktur Rumah Sakit Yowari, Maryen Braweri menjelaskan kronologi pasien Irene Sokoy ibu hamil asal Kampung Hobong, Sentani, yang meninggal dunia bersama bayi dalam kandungannya pada Senin (17/11/2025).

Maryen menjelaskan pasien bersama keluarga datang ke RSUD Yowari pada Minggu (16/11/2025), sore hari. Pasien berencana melahirkan secara normal di RSUD Yowari.

"Pasien datang dengan kondisi bayi yang besar, dan pembukaan lima, sampai jam 10.10 WIT pembukaan lengkap, bayi kepalanya sudah kelihatan," ujarnya. 

Pada pembukaan lengkap pukul 11.00 WIT, kondisi pasien dilaporkan ke dokter kandungan dengan tensi pasien masih normal, tetapi merasa gelisah, kemudian kondisi jantung janin menurun. 

Baca juga: Papua Darurat Kesehatan: Ibu Hami Irene Sokoy Meninggal, Ditolak Sejumlah RS di Jayapura

Dokter sampaikan bahwa harus segera di operasi.

Meryen mengatakan, di rumah sakit Yowari memang hanya ada satu orang dokter kandungan, namun sedang ada kegiatan di luar kota. 

Menurut dokter kondisi Ibu dan bayi ini beresiko, harus segera di operasi. Pasien harus dirujuk ke RS Dian Harapan dengan memperhitungkan jarak dari RSUD Yowari, Dian Harapan paling dekat.

"Dokter Obgyn sampaikan, bahwa harus segera ditangani nanti dokter koordinasi, dengan bidan dan keluarga ke RS Dian Harapan," katanya.

Dalam perjalanan ke RS Dian Harapan, pasien didampingi bidan dari RSUD Yowari, lewat telepon disampaikan bahwa ruang untuk BPJS Kesehatan kelas III sedang penuh, dokter spesialis anastesi juga tidak ada.

DARURAT MEDIS PAPUA - Irene Sokoy, ibu hamil asal Kampung Hobong, Sentani meninggal bersama bayinya di dalam kandungan akibat ditolak sejumalah rumah sakit di Kota dan Kabuaten Jayapura, Papua, Kamis (20/11/2025). (Dok. Keluarga)
DARURAT MEDIS PAPUA - Irene Sokoy, ibu hamil asal Kampung Hobong, Sentani meninggal bersama bayinya di dalam kandungan akibat ditolak sejumalah rumah sakit di Kota dan Kabuaten Jayapura, Papua, Kamis (20/11/2025). (Dok. Keluarga) (Tribun-Papua.com/Istimewa)

Kemudian, pasien dibawa lagi ke RSUD Abepura, namun pasien ditolak dengan alasan ruang operasi sedang dorenovasi.

Kemudian menuju ke rumah sakit Bhayangkara, pertugas bilang untuk pasien dengan jaminan BPJS Kelas III ruangannya sedang penuh, pasien bisa masuk di ruang VIP tetapi membayar uang muka sebesar Rp 4 juta. 

Baca juga: Wakil Bupati Jayapura Sampaikan Duka Meninggalnya Ibu Hamil Ditolak RS, Keluarga Desak Investigasi

"Disatu sisi keluarga tidak bawa uang, petugas kami minta untuk dilakukan tindakan, tetapi karena tidak terima dilanjutkan akhirnya ambulance menuju ke rumah sakit Dok II [RSUD Jayapura],"

Dalam perjalanan ke RSUD Jayapura, saat tiba di Skyljne, pasien mengalami kejang-kejang sehingga ambulans harus memutar balik lagi ke RS Bhayangkara.

Tetapi dalam perjalanan pasien dalam kondisi mulut dan hidung mengeluarkan busa, sampai di rumah sakit Bhayangkara, petugas melakukan upaya pertolongan dengan CPR tetapi nyawa pasien dan bayi yang dikandungnya tak tertolong. (*)

Sumber: Tribun Papua
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved