ypmak
Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK)

Kerusuhan di Papua

Rizal Ramli Singgung Sikap Gus Dur di ILC dan Analogikan Papua seperti Anak Kandung yang Ingin Pergi

Rizal Ramli membahas sikap Presiden Indonesia keempat Abdurrahman Wahid atau Gus Dur dalam menyikapi wilayah yang rakyatnya memberontak.

TRIBUNNEWS/DANY PERMANA
Ekonom Rizal Ramli berbincang dengan awak Tribunnews.com terkait perkembangan ekonomi Indonesia terbaru di Kantor Redaksi Tribun Network, di Palmerah, Jakarta, Rabu (6/2/2019). 

TRIBUNPAPUA.COM - Mantan Menteri Koordinator Bidang Ekonomi, Keuangan, dan Industri, Rizal Ramli membahas sikap Presiden Indonesia keempat Abdurrahman Wahid atau Gus Dur dalam menyikapi wilayah yang rakyatnya memberontak.

Berdasar dari pendekatan Gus Dur yang dianggap tepat, Rizal Ramli pun menganalogikan wilayah Papua yang akhir-akhir ini rusuh seperti anak kandung yang ingin pergi.

Hal tersebut diungkapkan Rizal Ramli dalam tayangan unggahan kanal YouTube Indonesia Lawyers Club, Selasa (3/9/2019).

Rizal Ramli sebagai menteri zaman Gus Dur menyebut langkah presiden kala itu sudah tepat lantaran menganggap semua rakyatnya seperti saudara.

Penjelasan Wiranto terkait Sejumlah Tudingan soal Papua, dari Pelanggaran HAM hingga Referendum

"Saya menteri kabinetnya Gus Dur, pendekatan Gus Dur memang berbeda, karena Gus Dur anggap semuanya kita satu saudara," ujar Rizal Ramli.

Rizal Ramli kemudian menganalogikan Papua layaknya seorang anak kandung yang memberontak ingin keluar dari rumah.

"Kalau seorang anak atau dua orang anak di rumah saya, bilang dia mau keluar dari rumah ini, breng***, enggak benar, enggak betul," kata Rizal Ramli.

Sebagai kepala keluarga, Rizal Ramli memiliki tiga pilihan untuk balik menyerang anaknya yang memberontak atau mengambil sikap bijak dengan instropeksi.

Bahas Polemik Papua, Mantan Gubernur: Jangan Pernah Pakai Perspektif Jakarta untuk Melihat ke Papua

"Saya ada tiga pilihan. Satu saya gebukin anak itu, kedua kita usir, yang ketiga, bapak yang benar, pakai alat untuk instropeksi. Mungkin saya kurang sayang, mungkin saya kurang adil, mari kita duduk," ujar Rizal Ramli.

Rizal Ramli menyarankan pemerintah saat ini harusnya bersikap demikian terhadap warga Papua dengan tidak selalu melibatkan angkatan bersenjata.

Mantan Menteri Koordinator Bidang Ekonomi, Keuangan, dan Industri, Rizal Ramli di Indonesia Lawyers Club
Mantan Menteri Koordinator Bidang Ekonomi, Keuangan, dan Industri, Rizal Ramli di Indonesia Lawyers Club (YouTube Indonesia Lawyers Club)

"Nah menurut saya, kita harus anggap semua ini saudara-saudara, jadi pendekatannya jangan main gebuk," tuturnya.

Dengan penurunan angkatan bersenjata di wilayah yang tengah memberontak, Rizal Ramli menyebut malah akan menguntukngkan Organisasi Papua Merdeka (OPM).

Mahfud MD: Referendum Itu Sudah Tidak Mungkin bagi Papua

"Kalau main gebuk itu malah menguntungkan OPM," ujar Rizal Ramli.

Dari cerita teman dekatnya, Rizal Ramli menyebut untuk membuat gerakan militer dari rakyat yang memberontak tidaklah sulit.

"Saya ingat, Sanana teman dekat, saya tanya sama Sanana, dulu kan cuma gerakan politik, bikin sayap militer, modalnya berapa orang sih? Kurang dari 100. Dididik di luar pakai senjata," kata Rizal Ramli.

Halaman
123
Sumber: TribunWow.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved