ypmak
Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK)

Kerusuhan di Papua

3 Polisi yang Terluka Tembak dan Panah Dapat Kenaikan Pangkat Luar Biasa dari Kapolri

Kapolri memberikan kenaikan pangkat luar biasa pada 3 personelnya yang terluka saat bertugas di Kabupaten Deiyai dan Jayawijaya.

(KOMPAS.com/AMBARANIE NADIA)
Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian dalam jumpa pers di Lobi Gedung Utama Mabes Polri, Jakarta, Jumat (3/1//2018). 

TRIBUNPAPUA.COM - Kapolri Jenderal Tito Karnavian mendatangi Rumah Sakit Bhayangkara Jayapura, Papua, Kamis (5/9/2019).

Kedatangan Tito tersebut untuk menjenguk 3 personelnya yang terluka saat bertugas di Kabupaten Deiyai dan Jayawijaya.

Ketiga personel tersebut adalah Bripka Dedy Taime (20) yang mengalami luka panah di bagian leher.

Kemudian, Bripda Rifki (19) yang terkena panah di tangan kiri.

Sebut Kerusuhan Papua Sengaja Diciptakan Jelang Rapat Komisi HAM dan Sidang PBB, Ini Kata Kapolri

Dedy dan Rifki terluka saat terjadi kerusuhan di Deiyai, Papua, pada 28 Agustus 2019.

Sementara, seorang personel polisi lainnya adalah Ipda Iwan.

Dia tertembak di paha kiri saat terjadi kontak senjata dengan kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Pasar Jibama, Kabupaten Jayawijaya.

"Bukan hanya atensi yang telah diberikan sesuai hak-hak, termasuk asuransi dan tanggungan biaya kesehatan oleh Polri, tapi juga saya memberikan kenaikan pangkat luar biasa kepada mereka, agar semangat mereka tetap tinggi dan semangat teman-teman yang lain juga tetap tinggi," ujar Tito.

Kapolri Sebut ULMWP dan KNPB Ada di Balik Kerusuhan Papua: Mereka yang Produksi Hoaks

Tito menegaskan bahwa seluruh anggota kepolisian harus tetap dapat melayani dan mengayomi masyarakat, meski ada beberapa rekannya yang menjadi korban kekerasan.

Kapolri bersama Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto sudah berada di Jayapura sejak 3 September 2019.

Sesuai agenda, mereka akan beraktivitas di Papua hingga 7 September 2019.

Kehadiran Kapolri dan Panglima TNI di Papua untuk merespons gejolak yang tengah terjadi di Papua dan Papua Barat.

Sebut Pola Pikir Pemerintah Terlalu Kaku soal Papua, Usman Hamid: Seolah Tak Ada Ruang untuk Dialog

Kerusuhan yang terjadi diawali demo dan unjuk rasa terkait perlakuan diskriminatif yang menimpa mahasiswa Papua di Surabaya, Jawa Timur.

Pada19 Agustus 2019, aksi protes yang berujung kerusuhan terjadi di Sorong dan Manokwari, Papua Barat.

Kemudian, di hari yang sama, aksi protes juga berlangsung di Jayapura.

Kemudian pada 21 Agustus 2019, aksi protes yang berujung pada tindakan anarkisme juga terjadi di Kabupaten Fakfak, Papua Barat.

Cerita Mahfud MD soal Gus Dur dan Matahari Terbit Pertama pada 2001 di Papua: Pendekatan dari Hati

Hal serupa juga terjadi di Kabupaten Mimika, Papua.

Massa aksi protes melakukan pelemparan batu ke arah bangunan dan aparat kepolisian.

Lalu pada 28 Agustus 2019, aksi protes yang kemudian berujung pada kerusuhan terjadi di Kabupaten Deiyai.

Dalam peristiwa tersebut, 1 personel TNI gugur, 2 lainnya terluka dan 4 personel kepolisian juga terluka.

Saat Wiranto Minta Najwa Shihab Tak Asal Tuduh Pemerintah Terkesan Tutupi Informasi soal Rusuh Papua

Sementara, kepolisian menyebut ada 4 orang dari massa aksi yang ditemukan tewas.

Sehari setelahnya, kerusuhan pecah di Kota Jayapura.

Massa melakukan pembakaran dan perusakan terhadap gedung perkantoran, toko-toko, hingga kendaraan yang berada di pinggir jalan.

(Kompas.com/Kontributor Jayapura, Dhias Suwandi)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Kapolri Beri Kenaikan Pangkat Luar Biasa 3 Polisi yang Terluka Tembak dan Panah

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved