Kerusuhan di Papua
Desain Istana Presiden di Papua Akan Disayembarakan, Menteri PUPR: Semua Orang Mau Berkontribusi
Menteri PUPR Basuki Hadimujono menyatakan desain Istana Kepresidenan di Papua akan disayembarakan kepada masyarakat.
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNPAPUA.COM, JAKARTA - Menteri PUPR Basuki Hadimujono menyatakan desain Istana Kepresidenan di Papua akan disayembarakan kepada masyarakat.
"Nanti kami mau sayembarakan, semua orang mau berkontribusi," ujar Basuki di komplek Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (11/9/2019).
Namun, untuk waktu dimulai sayembara, Basuki belum menjelaskan secara detail karena pihak Kementerian PUPR baru akan menyurvei lokasi Istana Kepresidenan di Papua pada Oktober 2019.
"Kan kami mau lihat lahannya dulu, di mana, perlu land treatmennya kayak apa? desainnya kayak apa? Sekarang bulan September, Oktober baru mungkin mulai kami lihat," tutur Basuki.
• Polisi Tangkap Tokoh Pembebasan Papua Barat Buchtar Tabuni, Diperiksa di Polda Papua
Menurut Basuki, pembangunan istana di atas lahan 10 hektare dapat dilakukan pada tahun depan dan akan dimulai proses lelang pada pertengahan 2020.
"Kalau Istana tidak harus semuanya 10 hektare, pasti harus ada lanskapnya, RTH-nya (ruang terbuka hijau)," kata Basuki.
Saat pertemuan dengan 61 tokoh Papua dan Papua Barat, Presiden Jokowi diminta untuk membangun Istana di Papua dan Jokowi pun menyetujuinya karena telah disiapkan tanah seluas 10 hektare secara gratis.
Bisik-bisik
Presiden Joko Widodo (Jokowi) merespons permintaan para tokoh Papua dan Papua Barat untuk membangun Istana Presiden Republik Indonesia di Papua.
Permintaan tersebut disampaikan kepada Presiden saat menerima 61 tokoh Papua dan Papua Barat di Istana Negara, Jakarta, pada Selasa, (10/9/2019).
Abisai Rollo, salah seorang tokoh masyarakat Papua yang juga Ketua DPRD Kota Jayapura mewakili para tokoh Papua menyampaikan sejumlah usulan kepada Presiden.
Satu di antaranya ialah untuk membangun Istana Presiden di Jayapura.
"Kalau Bapak Presiden dengan kebijakan memindahkan Istana ke Kalimantan, saya juga minta dengan hormat untuk membangun Istana Presiden Republik Indonesia di Papua sehingga Bapak Presiden dalam lima tahun ini (adalah) yang berkantor pertama di Istana Presiden di Papua," ujarnya dalam keterangan pers Biro Pers Istana Kepresidenan, Selasa.
• Staf Khusus Presiden untuk Papua Lenis Kogoya Dukung Pembangunan Istana di Bumi Cenderawasih
Menanggapi aspirasi dan permintaan para tokoh Papua tersebut, Presiden Jokowi mulanya mengutarakan bahwa pembangunan Istana Presiden di Papua terbentur pada persoalan ketersediaan lahan.
Jokowi kemudian menanyakan kepada perwakilan tokoh Papua yang menyatakan bahwa di Jayapura terdapat lahan yang siap digunakan.
"Mengenai Istana Presiden. Ini yang di sana (Papua) itu yang sulit kan tanahnya. Ini tanahnya tadi sudah disediakan? Benar? Sepuluh hektare gratis?" tanya Presiden.
Sebelumnya, Abisai Rollo yang menyampaikan aspirasi para tokoh Papua yang hadir menyatakan kesiapannya untuk menyumbangkan tanah yang dibutuhkan untuk pembangunan tersebut.
Ia menuturkan bahwa masyarakat Papua ingin agar ke depan Presiden tak hanya dapat berkantor di Kalimantan setelah pemindahan ibu kota, tapi juga berkantor di Papua.
• Warisan Habibie di Bidang Infrastruktur, MRT hingga Jalan Trans Papua
"Sehingga perjalanan Bapak Presiden ke Papua berubah dari berkunjung ke Papua menjadi berkantor di Papua," ucap Abisai.
Setelah mendapatkan kepastian tersebut, Presiden Jokowi kemudian berbincang terlebih dahulu dengan menteri yang mendampinginya.
"Enggak, ini saya bisik-bisik dulu dengan para menteri supaya keputusannya tidak keliru. Nanti saya sudah ngomong iya, duitnya (malah) enggak ada," ujarnya.
"Jadi mulai tahun depan istana ini akan dibangun. Sudah. Dicatat," imbuh Presiden yang kemudian membuat seluruh tamu undangan bersorak dan membuat riuh ruangan.
Dalam pertemuan itu, Presiden Jokowi tampak didampingi oleh Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto, Kepala Badan Intelijen Negara Budi Gunawan, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, dan Staf Khusus Presiden untuk Papua Lenis Kogoya.
Kata pengamat
Pengamat politik, Leo Agustino menilai positif Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan membangun Istana Presiden di Papua pada 2020.
Rencana membangun Istana Presiden di Papua ini sebagai jawaban Jokowi saat perwakilan Papua mengusulkannya ke Jokowi, di Istana Merdeka, Jakarta, Selasa (10/9/2019).
Leo Agustino menjelaskan, bangunan Istana Kepresidenan bisa dimaknai sebagai kehadiran negara di Papua.
• Pengamat Politik Sebut Pembangunan Istana Kepresidenan Jadi Tanda Kehadiran Negara di Papua
"Kehadiran Istana perlu dimaknai sebagai kehadiran negara ke tanah Papua. Istana diharapkan bisa langsung mendengar kebutuhan dan tuntutan warga," ujar Leo Agustino kepada Tribunnews.com, Selasa (10/9/2019).
Tapi juga harus diperhatikan, menurut Leo Agustino, pemerintah tidak hanya melakukan pendekatan struktural dan ekonomi untuk menyelesaikan persoalan di Papua.
"Pendekatan yang multi-wajah sehingga persoalan yang selama ini gagal diselesaikan; dapat terselesaikan dengan pendekatan multiwajah ini. Salah satu pintu masuknyam hadirnya negara melalui bangunan Istana di tanah Papua," jelas Leo Agustino.
(*)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Desain Istana Presiden di Papua Akan Disayembarakan