Kerusuhan di Papua
Kerusuhan di Wamena, Berikut Temuan dan Desakan Komnas HAM
Komnas HAM mengutuk aksi kekerasan yang mewarnai kerusuhan di Wamena, Papua, selama beberapa hari terakhir dan menimbulkan puluhan korban jiwa.
"Upaya pemulihan pasca ini jauh lebih mudah kalau kita meletakan semua tragedi ini adalah tragedi kita semua bukan tragedi orang-orang pendatang semata-mata," ujar Anam.
Ia pun mengajak publik untuk mengedepankan solidaritas kemanusiaan ketimbang solidaritas kedaeragan dalam memandang konflik di Papua tersebut.
"Bagi berbagai pihak, khususnya pemda atau masyarakat yang pengungsi itu berasal dari mana, kalau mau bersolidaritas kita dorong untuk solidaritas kemanusiaan, jangan yang lain," kata Anam.
Taufan pun mengingatkan publik untuk tidak menyederhanakan kerusuhan di Papua sebagai sebuah peristiwa penyerangan terhadap suatu kelompok masyarakat.
Oleh sebab itu, ia meminta publik menahan diri untuk menyebarluaskan kabar yang belum teruji kebenarannya.
Ia juga mendorong publik untuk selektif dalam menyaring informasi.
"Kami mendorong semua pihak baik di tingkat lokal maupun nasional untuk menghindari penyampaian berita-berita bohong. Kesimpangsiuran itu alih-alih menyelesaikan masalah justru semakin memperkeruh situasi," kata Taufan.
• Cerita Pengungsi Kerusuhan Wamena, Loncat dari Atap 3 Meter saat Rumah Dibakar: Kita Tak Bisa Keluar
Kronologi kerusuhan
Adapun Komnas HAM melalui kantor perwakilannya di Papua telah melakukan pemantauan terkait kerusuhan di Wamena.
Taufan menyebut, kerusuhan itu diduga terjadi akibat kesalahpahaman yang menimbulkan isu baha ada seorang guru yang melecehkan muridnya dengan perkataan bernada rasial.
"Ada seorang guru, itu guru pengganti, jadi ketika ngajar sebetulnya kalau menurut versi ibu ini dia tidak mengucapkan kera tapi keras," kata Taufan.
Taufan menuturkan, mulanya peristiwa yang terjadi pada Rabu (18/9/2019) itu tak menjadi persoalan.
Persoalan baru muncul tiga hari berikutnya yaitu pada Sabtu (18/9/2019).
Taufan mengatakan, saat itu ada beberapa orang yang marah karena mendapat informasi terkait ucapan guru tersebut.
Namun, kemarahan itu dapat diredam setelah dilakukan klarifikasi yang mengundang guru tersebut beserta murid-muridnya.
• Heran Penyebab Kerusuhan di Wamena, Komnas HAM: Sudah Diselesaikan Kok Tiba-tiba Bisa Meledak?