ypmak
Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK)

Virus Corona di Papua

Virus Corona di Papua: Potensi Adanya Gelombang Kedua di Tengah Stigma 'Penyakit Kutukan Tuhan'

Papua mewaspadai gelombang kedua kasus Covid-19 seiring dengan peningkatan kasus di lima kabupaten di wilayah pegunungan dan pelonggaran penerbangan

Dok. PTFi
Tenaga medis di RS Tembagapura bekerja dengan standar APD selama pandemi Corona 

Solusi yang dilakukan adalah dengan menyediakan puskesmas udara untuk daerah-daerah yang sulit dijangkau dengan helikopter yang disewa dengan nilai yang tak sedikit.

Fasilitas dan tenaga medis tak memadai

Innah menambahkan meski hingga kini belum ada laporan kasus Covid-19 di Nduga, namun pemerintah daerah telah mengantisipasi agar pandemi tak menyebar di wilayah itu, dengan melarang pesawat masuk ke Nduga, kecuali pesawat kargo sejak 18 Maret silam.

Namun begitu, sama seperti wilayah lain di Papua, keterbatasan fasilitas sarana kesehatan menjadi kendala di Nduga.

Innah menjelaskan, hingga kini kabupaten itu belum memiliki ventilator untuk menangani pasien Covid-19, sehingga jika ada pasien positif Covid-19 mereka terpaksa dirawat di rumah sakit rujukan di Jayawijaya.

Sementara, hingga kini hanya ada empat dokter di Nduga, terdiri dari dua orang dokter umum dan dua orang dokter spesialis.

"Tenaga analis dan tenaga gizi kurang, yang ada hanya perawat dan bidan yang jumlahnya agak banyak. Tetapi tenaga lainnya itu kami kesulitan," kata dia.

Dia menambahkan, untuk melakukan tes reaksi rantai polimerase (PCR) petugas medis harus mengirimkan sampel ke Jayapura untuk mendapatkan hasilnya.

Hasmi, pakar epidemiliogi dari Univeristas Cendrawasih menjelaskan hingga Mei silam, pengetesan PCR di Papua hanya bisa dilakukan di Litbangkes Jayapura.

Namun pada Mei silam, tiga fasilitas tes lain mulai beroperasi, yakni di Jayawijaya, Mimika dan Biak.

Update Virus Corona di Indonesia 30 Juni: 56.385 Kasus Positif, 24.806 Sembuh, 2.876 Meninggal

"Alat tes sudah ada, tinggal dites, dikarantina. Saat ini yang jadi kendala begitu dinyatakan positif ada tantangan di masyarakat yang nggak mau diisolasi, nggak mau dikarantina, ini tantangan besar," kata Hasmi.

Kendala fasilitas dan tenaga medis juga dialami oleh provinsi Papua Barat.

Dr Victor Eka Nugrahaputra dari Dinas Kesehatan Provinsi Papua Barat menjelaskan kini sudah ada penambahan tiga fasilitas tes di Papua Barat yang mempermudah proses pengujian.

Tiga bulan lalu, belum ada satupun unit PCR di Papua Barat, kecuali sebagai tes cepat molukuler (TCM) untuk TBC.

Perangkat tes ini kemudian secara bertahap dilengkapi dengan cartridge sehingga sudah bisa menggunakan TCM untuk diagnositk Covid-19.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved