PILKADA YALIMO
Aktivitas Pemerintah dan Masyarakat di Yalimo masih Lumpuh Total
Pasca aksi anarkis berdampak pada aktivitas masyarakat dan pemerintahan di Yalimo lumpuh Total
TRIBUN-PAPUA.COM, JAYAPURA – Aktifitas di Elelim Ibukota Kabupaten Yalimo, sejak Selasa (20/6/2021) sore, hingga saat ini masih lumpuh total.
Hal itu diungkapkan Kapolda Papua Irjen Pol Mathius D Fakhiri, saat diwawancarai Rabu (30/6/2021) malam, di Kota Jayapura.
Baca juga: Massa Palang Bandara, Polda Papua Batal Kirim Pasukan Brimob Ke Yalimo
Selain itu, masyarakat saat masih dihantui rasa takut, pascaaksi anarkis yang dilakukan oleh massa kelompok pasangan calon nomor urut 1, Erdi Dabi – Jhon Wilil.
“Masyakat masih takut, semoga besok aktifitas bisa kembali normal,” ujarnya.
Baca juga: Legislatif Minta TNI/Polri Tindak Tegas Pelaku Dibalik Pembakaran Kantor di Yalimo
Setelah melakukan komunikasi dengan pasangan calon nomor urut 1, Kapolda memastikan situasi Yalimo akan berangsur kondusif.
“Pasangan calon 01, sudah sampaikan akan berikan jaminan kamtibmas,” ungkap Kapolda.
Agar tidak membias, dirinya pun menyebutkan akan melakukanhal yang sama kepada pasangan calon nomor urut 2.
Baca juga: Jembatan Kayu juga Diputus Massa, Akses Aparat Keamanan ke Yalimo Terhambat
“Saya juga akan komunikasi dan pembahasannya sama, yakni jaminan kamtibmas,” tegasnya.
Diketahui sedikitnya ada 7 kantor pelayanan pemerintah dibakar oleh masa pendukung salah satupasangan calon
Gedung yang menjadi sasaran yakni kantor Penyelenggaran Pemilu, Kantor KPU, Bawaslu, dan kantor Gakkumdu.
Baca juga: Kapolda Papua: Hari Ini 2 STT Brimob Menuju Yalimo
Sementara Kantor Pemerintahan yakni Gedung DPRD, Dinas Kesehatan, BPKM, dan Kantor Dinas Perhubungan termasuk Kantor bank Papua ludes terbakar.
Selain pembakaran kantor penyelenggaraan Pemilu, dan Pemerintah serta Kantor perbankan, massa juga melakukan aksi blokade jalan utama Elelim, ibukota Yalimo.
Baca juga: 5 Fakta Kerusuhan di Yalimo Papua: Dipicu Hasil Sidang Pilkada hingga 8 Kantor Pemerintah Dibakar
Masyarakat khususnya pendatang memilih meninggalkan rumah dan berlindung di kantor kepolisian setempat guna mengatisipasi amuk massa.