ypmak
Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK)

KKB Papua

Layanan Kesehatan dan Pendidikan di Puncak Lumpuh Pascaaksi KKB

SItuasi keamanan belum kondusif di Puncak membuat peyanan pendidikan dan kesehatan lumpuh total

Editor: Ri
(Dok Humas Polda Papua)
Dua rumah di Distrik Beoga, Kabupaten Puncak, yang tengah terbakar. Kejadian tersebut dilakukan KKB yang telah berada di lokasi tersebut sejak 8 April 2021, Papua, Selasa (13/4/2021) 

TRIBUN-PAPUA.COM, JAYAPURA = Pascaaksi kekerasan yang dilakukan KKB memgakibatkan aktivitas kesehatan dan pendidikan di Kabupaten Puncak hingga saat ini belum normal.

“Bangunan sekolah dibakar, puskesma di rusak, bagaimana mau jalan, semua tenaga pengajar dan kesehatan takut,” ungkap Bupati Kabupaten Puncak, Willem Wandik dalam rilis yang diterima, Jumat (16/7/2021) malam.

Wandik mengakui situasi di daerah yang dipimpinnya hingga saat ini tidak aman lagi.

“Puncak belum kondusif,” ucapnya

Baca juga: Pascaaksi KKB, Puncak Papua Belum Kondusif, Bupati Wandik Curhat: Mau Mengeluh Kemana

Wandik mengakui banyak masyarakat yang mengungsi lantaran trauma dan di hantui rasa takut yang mendalam.

“Situasi belum kondusif, masyakat bagaimana mau aktivitas seperti sedia kala kalau tidak aman,” bebernya.

Dengan kondisi saat ini, Bupati Willem Wandi mengaku bingung mau mengadu kepada siapa.

Baca juga: Ricky Ham Pagawak: Penunjukan Yunus Wonda Keliru, Kewenangan Mutlak di DPP Demokrat

“Saya mau mengeluh ke mana lagi. Negara saat ini sedang berpikir dalam penanganan wabah Covid-19,” bebernya.

Disamping itu dirinya merasa kecewa, semua pembangunan selama dirinya menjabat 8 tahun sebagai Bupati yang membutuhkan waktu, biaya, serta pikiran sirna.

“Siituasi keamanan seperti ini  menyebabkan semua harus dimulai dari NOL lagi,” jelasnya.

Wandik mencontohkan kerugian yang dialami pemerintah lantaran aksi KKB yakni pembakaran Eksavator bernilai milliaran Rupiah.

Baca juga: Polisi Segera Layangkan Surat Panggilan Kedua ke Ketua DPRD Tolikara terkait Pasokan Senjata KKB

“Eksavator yang dibakar KKB harganya Rp.1,8 M, itu di Jayapura, sementara sampai di Ilaga Puncak, Rp.6 M,” cetusanya.

Kader PDIP Pejuangan Provinsi Papua ini pun meminta dukungan dan doa semua pihak agar masalah yang dihadapi Pemerintah Puncak cepat berlalu.

Baca juga: RSUD Jayapura Penuh, Sebagian Pasien Dilayani di Luar Rumah Sakit

"Kita bisa keluar dari ketertinggalan, keterisolasian, kemahalan, jika kondisi di Puncak aman dan kondusif, Ini yang saya minta untuk semua yang berkepentingan di Puncak, "tuturnya.

Ia berharap semua pihak untuk saling menghargai satu sama lainnya, demi kemajuan yang diimpikan selama ini.

“Kalau tidak ada  kontak dan semua saling mengharga untuk pembangunan dari segara sisi, maka kita bisa  bersaing dengan daerah lainnya yang ada di Indonesia,” jelasnya.

Sumber: Tribun Papua
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved