KKB PAPUA
Pascaaksi KKB, Puncak Papua Belum Kondusif, Bupati Wandik Curhat: Mau Mengeluh Kemana
Bupati Kabupaten Puncak Willem Wandik, menilai aksi KKB cukup menyedihkan, ia megaku bingung mau mengeluh kemana, dengan kondisi negara saat ini.
TRIBUN-PEPUA.COM, JAYAPURA = Kabupaten Puncak adalah sebuah kabupaten yang terletak di kawasan Pegunungan Tengah Provinsi Papua.
Kabupaten Puncak adalah hasil pemekaran dari Kabupaten Puncak Jaya dengan jumlah penduduk 175.901 jiwa.
Kabupaten ini terletak di antara ketinggian 1.500-4.000 meter di atas permukaan laut dan merupakan salah satu dari 62 daerah tertinggi di Indonesia.
Baca juga: Inilah Daerah Rawan KKB, Kini Aman, Polisi Terus Tingkatkan Patroli
Akses untuk masuk di Kabupaten ini hanya bisa melalui jalur udara dari Kota Timika atau Nabire selama 25 menit menggunakan pesawat jenis caravan.
Kabupaten Puncak terdiri atas 25 distrik dan 206 kampung dengan luas wilayah 8.055,00 km2.

Kabupaten ini merupakan daerah dengan perekonomian termahal di Indonesia.
Berjalannya waktu berbagai terobosan sudah dilakukan Pemerintah di bawah pimpinan Willem Wandik, sehingga harga barang termasuk BBM satu harga dapat dirasakan masyarakat.
Baca juga: Kontak Senjata dengan KKB di Yahukimo, Satu Polisi Jadi Koban
Sejak tahun 2019 hingga 2021 ini, situasi Kabupaten Puncak tidak kondusif pascaaksi kekerasan yang dilakukan Kelompok Kriminal Besenjata (KKB).
Termasuk kontak tembak aparat gabungan TNI-Polri dengan kelompok sparatis.
Bupati Kabupaten Puncak , Willem Wandik mengakui situasi di daerah yang dipimpinnya hingga saat ini tidak aman lagi.
“Puncak belum kondusif,” ucapnya dalam rilis yang diterima, Jumat (16/7/2021) sore.
Baca juga: Tiga Personel TNI Korban Penembakan KKB Dievakusi ke Timika
Wandik mengakui banyak masyarakat yang mengungsi lantaran trauma dan dihantui rasa takut yang mendalam.
“Situasi belum kondusif, masyakat bagaimana mau aktivitas seperti sedia kala kalau tidak aman,” bebernya.
Ia pun menjelaskan hingga saat ini, layanan pemerintahan baik pendidikan, kesehatan lumpuh total, termasuk perekonomian.
“Bangunan sekolah dibakar, puskesma di rusak, bagaimana mau jalan, semua tenaga pengajar dan kesehatan takut,” jelasnya.