Papua Terkini
Naek Tigor Sinaga: Pertumbuhan UMKM di Papua Masih Terbatas
Pemulihan ekonomi yang terjadi, baik di negara maju maupun negara berkembang terkonfirmasi oleh optimisme pertumbuhan ekonomi di 2021 dan 2022.
TRIBUN-PAPUA.COM: Akselerasi program vaksinasi Covid-19 yang terus berlangsung secara global mendorong kinerja perekonomian dunia terus membaik.
Pemulihan ekonomi yang terjadi, baik di negara maju maupun negara berkembang terkonfirmasi oleh optimisme pertumbuhan ekonomi di 2021 dan 2022.
Untuk itu, akses terhadap vaksin perlu terus ditingkatkan agar dapat mendukung pemerataan tingkat vaksinasi antar negara.
Baca juga: Naek Tigor Sinaga: Ekonomi Global Alami Pemulihan
Kepala BI Perwakilan Papua, Naek Tigor Sinaga, mengatakan percepatan vaksinasi serta berlanjutnya stimulus fiskal dan moneter berbagai negara mendorong meningkatnya volume perdagangan, harga komoditas dunia, maupun optimisme konsumen yang diiringi peningkatan aktifitas industri manufaktur serta penjualan ritel global.
Namun demikian, pemulihan ekonomi negara maju yang di proyeksikan lebih awal dibandingkan negara berkembang serta rencana kebijakan pengurangan stimulus moneter AS dapat mendorong pengalihan aliran modal kepada aset keuangan yang dianggap aman (flight to quality) sehingga dapat menekan aliran modal dan tekanan nilai tukar negara berkembang termasuk Indonesia.
“Dalam menjaga stabilitas dan memperkuat pemulihan ekonomi nasional, Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia pada tanggal 21-22 Juli 2021 telah menetapkan suku bunga acuan BI 7DRR tetap berada pada tingkat 3,5% (telah diturunkan sebanyak 100 bps dalam 1 tahun terakhir) dan terus menjalankan beberapa bauran kebijakan,” kata Naek dalam jumpa pers secara virtual, Sabtu (31/7/2021).
Salah satu kebijakan, kata Naek yaitu mendorong intermediasi perbankan melalui penguatan kebijakan transparansi suku bunga dasar kredit (SBDK) dengan penekanan pada perkembangan premi risiko dan dampaknya pada penetapan suku bunga kredit baru di berbagai segmen kredit.
“Sebagai respon atas penetapan suku bunga acuan tersebut, perbankan nasional ikut pula menurunkan suku bunga Dana Pihak Ketiga (DPK) serta suku bunga Dasar Kredit (SBDK) sebagai upaya mendorong permintaan kredit dan pemulihan ekonomi,” ujarnya.
Baca juga: Berdayakan UMKM Papua untuk PON XX, Kementerian PUPR Sediakan Pembiayan LPDB
Namun demikian, dikatakan seiring dengan masih berlangsungnya pandemi Covid-19 dan adanya pembatasan aktivitas masyarakat, maka fungsi intermediasi masih tertahan dengan pertumbuhan dana pihak ketiga nasional pada triwulan II 2021 tercatat sebesar 11,28 persen (yoy) sedangkan pertumbuhan kredit masih bersifat terbatas atau hanya tumbuh 0,59 persen (yoy).
“Hal tersebut sedikit berbeda dialami oleh Provinsi Papua dengan fungsi intermediasi yang lebih baik yaitu pertumbuhan kredit tercatat sebesar 9,87 persen (yoy) dan pertumbuhan dana pihak ketiga sebesar 6,83 persen (yoy) namun demikian pertumbuhan UMKM di Papua masih terbatas yaitu 2,85 persen (yoy),” pungkasnya.
Dikatakan, pada struktur perekonomian nasional, UMKM memainkan peran yang sangat penting karena berkontribusi pada penyerapan 97 persen tenaga kerja dan 60 persen PDB.
“Hal ini menekankan pentingnya perbankan penyaluran kredit kepada UMKM,” tukasnya.
Pemberian kredit tersebut dapat didasarkan pada pemetaan sektor produktif di Papua yang pada masa pandemi ini dapat didasarkan pada risiko penularan dan dampak ekonomi.
Sektor dengan risiko penularan rendah dan dampak ekonomi tinggilah yang perlu didorong, kata Naek termasuk dalam hal pemberian kredit.
Baca juga: Cek Link Penerima Bansos Rp 300 Ribu, Bantuan Sembako, BLT UMKM hingga Token Listrik
“Beberapa sektor yang dapat dipertimbangkan di Papua antara lain adalah pertanian, kehutanan, perikanan, pertambangan, penggalian, serta administrasi pemerintah,” ujarnya.