Jalan SD Ditembok 3 Meter, Guru dan Orangtua Murid Harus Memutar Lewat Jalan Darurat yang Berbahaya
Warga di Kecamatan Cihideung, Kota Tasikmalaya harus melewati kuburan dan perbukitan bekas galian C yang rawan longsor untuk menuju sekolah.
TRIBUN-PAPUA.COM - Warga di Kecamatan Cihideung, Kota Tasikmalaya harus jalan darurat lewat persawahan, kuburan dan perbukitan bekas galian C yang rawan longsor untuk menuju Sekolah Dasar Negeri (SDN) Tugu 2.
Hal ini karena jalan masuk bangunan Sekolah Dasar Negeri (SDN) Tugu 2 ditutup tembok “benteng” beton 3 meter.
Hal itu pun membuat orangtua, guru dan murid sekolah tersebut mencari jalan lain.
Baca juga: Dendam Pernah di Keroyok, DO Membalas Dengan Membunuh Security Uncen
Baca juga: 5 Prajurit TNI Selamat dari Penyerangan Posramil di Maybrat Papua Barat, 4 Lainnya Gugur
Para orangtua dan guru sekolah itu telah beberapa kali mengalami jatuh saat melewati jalan darurat pesawahan dan jalan setapak perbukitan yang masih dipenuhi semak-semak belukar.
Jalan darurat melewati belakang sekolah itu hampir lima kali lipat jauhnya ketimbang jalan utama yang kini ditutupi tembok beton oleh penilik lahan di depannya.
“Bukan hanya para orangtua yang mengalami jatuh dan sering terpeleset saat melewati jalan daruat itu. Kami pun para guru sudah ada dua orang guru yang terjatuh saat melewati jalan darurat belakang sekolah ini. Bukan hanya jalannya yang kecil, tapi kondisinya yang terjal dan banyak berbatu membahayakan semua orang yang melewatinya,” jelas Kepala SDN Tugu 2, Cihideung, Kota Tasikmalaya, Sri Mulyani, kepada wartawan di kantornya, Rabu (2/9/2021) pagi.

Khawatir anak-anak jadi korban
Sri pun selama ini setiap pagi bersama seluruh gurunya selalu menyambut muridnya di belakang sekolah karena khawatir akan terjadi apa-apa dengan kondisi jalan darurat yang membahayakan tersebut.
Apalagi, bagi siswa usia masih anak seperti murid kelas I dan II yang selama ini tak diantar oleh orangtuanya ke sekolah.
Baca juga: Bakal Jumpa Persela Lamongan, Mutiara Hitam Lebih Diunggulkan Menang Karena Fakor Ini
Adapun siswa yang selalu diantar orangtuanya pun selalu ada laporan sering terjatuh saat mengantar anaknya lewat jalan darurat tersebut.
“Kita khawatir anak-anak yang usianya masih kecil dan baru masuk akan berbahaya kalau lewat jalan darurat lewat belakang itu. Yang orang tuanya mengantar anaknya setiap hari saja, banyak laporan sering terjatuh, karena memang jalan masuknya terjal dan berbatu serta menanjak,” tambahnya.
Jika antar pakai motor, pasti jatuh
Hal sama diutarakan salah seorang salah satu orangtua siswa, Nina Herlina (45), bahwa jalan darurat ke sekolahnya selama ini sangat membahayakan semua murid dan orang yang melewatinya.
Dirinya bersama orangtua lainnya menginginkan akses jalan utama yang ditutup tembok beton 3 meter segera dibuka kembali.
"Kami setiap hari sebelum viral seperti sekarang sudah sering ngobrol bersama orangtua lainnya di sekolah. Supaya bagaimana caranya kami dan anak-anak kami bisa jalan ke depan lagi saat anak sekolah. Adanya, viral seperti ini tentu kami semuanya mendukung pihak sekolah dan Pemkot Tasikmalaya," ujar Nina.