Lipsus Burung Cenderawasih
Pegiat Lingkungan Minta PB PON XX Papua Steril dari Mahkota Burung Cenderawasih
Pemerhati lingkungan hidup dan konservasi di Kota Jayapura, meminta PB PON agar meniadakan penggunaan bagian tertentu dari Burung Cenderewasih
Penulis: Aldi Bimantara | Editor: Maickel Karundeng
Gamel yang juga berprofesi sebagai seorang jurnalis itu, menyoroti soal kekhasan nilai yang terkandung pada mahkota Burung Cenderawasih dapat hilang apabila dipakai oleh semua orang.
Kaitannya dengan PON, Gamel khawatir burung endemik Papua itu akan marak digunakan saat penyambutan tamu di bandara dan berbagai lokasi venue.
Pihaknya juga telah mendengar kabar yang berhembus, untuk PON XX nantinya oknum-oknum tidak bertanggung jawab, telah giat menerima pesanan mahkota Burung Cenderawasih.
Baca juga: Update Covid-19 di Provinsi Papua, Kasus Kumulatif positif di Kota Jayapura 12.773 Orang
"Ternyata mereka akui kalau disinyalir telah menerima pesanan dari orang-orang tertentu,"ujarnya.
Ia juga menyoroti soal kedatangan Menteri Airlangga Hartanto, yang saat tiba di Jayapura dan diberikan Mahkota Burung Cenderawasih asli.
"Kami berfikir bahwa seorang menteri saja belum memahami, bahwa Mahkota Burung Cenderawasih tidak boleh semua kenakan,"katanya.
Baca juga: Tertinggi di Papua, Penambahan Kasus Aktif Harian Covid-19 di Puncak Jaya 13 orang
Sebagai langkah konkret, Gamel bersama rekan sejawatnya, telah membuat petisi mendorong PB PON, untuk mengeluarkan pernyataan resmi terkait komitmen, yakni tidak akan menyajikan Mahkota Burung Cenderawasih saat PON.
"Kami mendukung penuh UMKM, agar memproduksi Mahkota Burung Cenderawasih imitasi,"ujarnya.
Dalam petisi tersebut, pihaknya juga meminta BBKSDA Papua mengawal ketat isu tersebut.
Baca juga: 17 Daerah di Provinsi Papua Nol Kasus Aktif Harian Covid-19, Ada Kota Jayapura
"Selain itu, kami berharap BBKSDA Papua lebih memperketat pintu keluar, guna memastikan satwa dilindingi keluar dari Papua,"katanya.
Mahkota Burung Cenderawasih Saat PON Menjadi Konsen Utama
Disinggung soal, mengapa momen PON menjadi konsen utama dalam isu ini, Gamel menganggap ini merupakan saat yang tepat untuk lebih menggaungkan larangan tersebut.
Baca juga: Kapendam XVIII/Kasuasi: KNPB Itu Kolonial
"Kami pikir PON ini momentum, kita menyoroti suatu event besar dengan upaya mengkritisi sesuatu yang benar,"ujarnya.
Terakhir, momen PON dinilainya dapat menjadi multi efek bagi pemahaman publik, bahwa penggunaan Mahkota Burung Cenderawasih dilarang keras.
"Penyadaran pemahaman yang masif ini, ingin kami tumbuhkan,"tambah dia.(*)