ypmak
Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK)

Oknum Dokter di Semarang Terekam Diam-diam Campurkan Sperma ke Makanan Teman, Korban Derita Depresi

Seorang oknum dokter di sebuah Universitas ternama di Kota Semarang melakukan kekerasan seksual terhadap seorang perempuan. 

(KOMPAS.COM/Ilustrasi)
Ilustrasi korban - Seorang oknum dokter di sebuah Universitas ternama di Kota Semarang melakukan kekerasan seksual terhadap seorang perempuan. 

TRIBUN-PAPUA.COM - Seorang oknum dokter yang menempuh Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) di sebuah Universitas ternama di Kota Semarang, Jawa Tengah melakukan kekerasan seksual terhadap seorang perempuan. 

Pendamping korban dari LRC-KJHAM Nia Lishayati mengungkapkan kronologi bermula.

Diketahui korban yang merupakan istri temannya pelaku.

Kekerasan seksual yang dilakukan oknum tersebut berupa mencampurkan sperma ke dalam makanan milik korban.

Baca juga: Sedang Nonton TV, Pria Ini Kaget Lihat Berita 2 Putrinya Tewas dalam Kecelakaan Mobil

Baca juga: Pria di Riau Bunuh Remaja 13 Tahun dengan Sadis, Dipicu Dendam Kerap Dimaki-maki Keluarga Korban

"Kasus ini terjadi di rumah kontrakan yang dihuni oleh korban dan suaminya serta pelaku," papar pendamping korban dari LRC-KJHAM Nia Lishayati saat dihubungi Tribunjateng.com, Jumat (10/9/2021).

Nia menjelaskan, menerima rujukan kasus kekerasan seksual yang diduga dilakukan oleh oknum dokter pada 14 Januari 2021.

Korban dan pelaku bisa satu kontrakan bermula saat korban menemani suaminya yang tengah  menempuh PPDS  di sebuah Universitas di Semarang mulai tahun 2018.

Antara suami korban dan pelaku adalah teman satu angkatan. 

Korban hanya ibu rumah tangga biasa yang menemani suaminya menempuh pendidikan dokter spesialis. 

Mereka sepakat untuk menyewa satu rumah untuk ditempati bersama dengan tujuan menghemat biaya sewa rumah yang mahal. 

Mereka akhirnya tinggal satu rumah kontrakan. 

Terdiri dari korban, suaminya serta pelaku. 

Dalam perjalannya, setahun kemudian atau tahun 2019, korban dan suaminya sempat meminta pelaku untuk mengontrak rumah sendiri atau sebaliknya. 

Namun pelaku keberatan dengan alasan keberatan biaya. 

"Pelaku sebenarnya sudah beristri dan memiliki anak namun mereka tak dibawa ke Semarang," bebernya. 

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved