ypmak
Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK)

KKB Papua

9 Nakes Korban Kekerasan KKB Alami Trauma Psikis, IDI Minta Korban Diberikan Privasi

Ketua IDI mengatakan, 9 tenaga kesehatan di distrik Kiwirok yang selamat dari peristiwa kekerasan oleh KKB mengalami trauma psikis.

(Kodam XVII/Cendrawasih)
Komando Operasi Gabungan (Koopsgab) TNI Papua mengevakuasi 9 dari 11 tenaga kesehatan dan 1 personel TNI korban penembakan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Jayapura, Jumat (17/9/2021). 

TRIBUN-PAPUA.COM - Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) wilayah Papua, dr Donald Aronggear, SpB(K) mengatakan, 9 tenaga kesehatan di distrik Kiwirok yang selamat dari peristiwa kekerasan oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) mengalami trauma psikis.

Para korban yakni dr. Restu Pamanggi, Marselinus Ola Attanila, Manuel Abi, Martinus Deni Satya, Lukas Luji, Patra, Siti Khodijah, Katrianti Tandila, dan Christina Sampetonapa.

"Semuanya sedang dalam penanganan medis dan psikis untuk trauma yang dialami," ujar dr Donald dalam keterangan yang diterima Minggu (19/9/2021).

Ia menuturkan, kondisi dr Restu Pamanggi yang mengalami fraktur di bagian tangan sudah dioperasi dan sedang dalam proses pemulihan secara medis, serta menjalani pemeriksaan psikis untuk pemulihan secara mental.

Baca juga: Nakes Korban KKB Kiwiro: Kami Minta Jaminan Keamanan di Pegunungan Bintang

Baca juga: Kesaksian Nakes Puskesmas Kiwirok: Kejadian Begitu Cepat, KKB Menganiaya Kami Semua

Sementara, jenazah suster Gabriela Meilani yang meninggal akibat penyerangan telah diangkat dari jurang dan ditempatkan di lokasi perlindungan terdekat di Kiwirok untuk menunggu evakuasi.

Seluruh pelayanan kesehatan di wilayah Kiwirok, Oksibil, dan Pegunungan Bintang saat ini dihentikan sambil menunggu jaminan keamanan dari pemerintah untuk para tenaga kesehatan yang bertugas.

"IDI meminta kepada seluruh pihak untuk memberikan privasi bagi para tenaga kesehatan yang menjadi korban penyerangan tersebut karena masih mengalami trauma,” tegas dr Donald Aronggear, SpB(K).

IDI Papua juga menyampaikan terimakasih yang sebesar-besarnya atas bantuan dan Kerjasama dari TNI dan Polri di Papua yang telah membantu mengevakuasi, menyediakan fasilitas transportasi, dan masih banyak lagi terhadap para korban.

Baca juga: Nakes yang Mengabdi di Pedalaman Papua Jadi Korban KKB, Lukas Enembe Sayangkan: Harus Diselesaikan

“Kami berharap agar segera ada jawaban dari pemerintah provinsi dan pusat untuk penanganan masalah ini, supaya aktifitas melayani masyarakat terutama di wilayah pedalaman bisa segera dilanjutkan, dan masyarakat yang membutuhkan penanganan kesehatan segera bisa ditangani,” harap dr Donald.

Diketahui pada 13 September 2021 lalu, penyerangan, pembakaran, dan penembakan terjadi terhadap tenaga kesehatan di Puskesmas Kiwirok, Pegunungan Bintang, Provinsi Papua.

Akibatnya sejumlah tenaga kesehatan terluka dan bahkan seorang perawat gugur.

KKB Bakar Puskesmas dan Kejar Nakes Hingga Korban Lompat ke Jurang

Sebelumnya, teror KKB terjadi di Distrik Kiwirok, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua.

Setelah menyerang enam tenaga kesehatan di Kiwirok, para teroris membakar sejumlah fasilitas umum, temasuk puskesmas pada Senin (13/9/2021)

Teroris KKB yang beraksi membakar Puskesmas Kiwirok berjumlah sekitar 50 orang.

Karena diserang dan dikejar-kejar, empat orang nakes memilih melompat ke dalam jurang untuk menyelamatkan diri, sedangkan dua orang sempat dinyatakan hilang.

Baca juga: Kesaksian Suster Puskesmas Kiwirok, Mengaku Punggungnya Ditebas Parang oleh KKB

Menurut Kapolres Pegunungan Bintang AKBP Cahyo Sukarnito, salah satu suster yang lompat ke jurang mengaku ditikam belati dari belakang.

Sementara itu, ada satu dokter yang mengalami patah tangan karena dipukul menggunakan besi.

"Sebagian masih bersembunyi, dua suster yang masih dicari, kemarin termasuk dokter (sudah ditemukan) tangannya patah karena dipukul pakai besi sama mereka. Terus tadi pagi satu suster sudah ketemu, karena dia lompat ke jurang, dia ditikam pakai belati dari belakang. Jadi yang melompat itu ada empat, sudah ketemu dua, yang dua belum," ujarnya saat dihubungi melalui sambungan telepon, Selasa (14/9/2021).

Petugas berusaha mencari suster yang hilang, tetapi belum berhasil karena KKB masih terus mengganggu dengan melepaskan tembakan.

"Tadi pagi tim gabungan turun cari, tapi mereka ditembaki dari arah bandara," kata Cahyo.

Kapolres Pegunungan Bintang mengatakan aksi yang dilakukan oleh KKB sulit dihalau karena keterbatasan jumlah personel TNI-Polri yang posnya berada di Kiwirok.

"Distrik tersebut berbatasan dengan Kiwirok, di sana memang belum ada pos TNI-Polri," kata Cahyo.

Diperkirakan ada sekitar 50 KKB yang melakukan penyerangan dan dipimpin oleh Lamek Taplo.

Kelompok mereka dibagi dua tim. Sebagian melakukan aksi di Okikha dan sebagian lain tetap berada di Kiwirok.

(Tribunnews.com) (Tribun-Papua.com)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved