ypmak
Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK)

Nasional

Letjen Dudung Abdurachman Dulu Loper Koran, Siang Ini Dilantik Jadi KSAD

Tinggal beberapa jam lagi Letjen TNI Dudung Abdurachman akan dilantik menjadi Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD).

Editor: Roy Ratumakin
Tribun-Papua.com/Istimewa
Sosok Dudung Abdurachman. Mengulas tentang Presiden Joko Widodo yang akan melantik Letjen TNI Dudung Abdurachman menjadi Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) hari ini, Rabu (17/11/2021). 

TRIBUN-PAPUA.COM, JAYAPURA - Tinggal beberapa jam lagi Letjen TNI Dudung Abdurachman akan dilantik menjadi Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD).

Letjen TNI Dudung akan dilantik Presiden Joko Widodo (Jokowi) hari ini, Rabu (17/11/2021), bersamaan dengan pelantikan Jenderal Andika Perkasa menjadi Panglima TNI.

Perjalanan Letjen TNI Dudung Abdurachman hingga menjadi KSAD harus melalui banyak rintangan dan tantangan.

Sebelum kariernya melesat seperti saat ini, Dudung sewaktu kecil harus membantu memenuhi kebutuhan hidup keluarga.

Baca juga: Siang Ini, Jokowi Lantik Letjen Dudung Abdurachman Sebagai KSAD

Hal ini lantaran Sang Ayah sudah meninggal saat Dudung masih duduk di bangku SMP.

Ia membantu sang ibu mencari uang dengan menjual koran dan berjualan kue di lingkungan Kodam III/Siliwangi, Jawa Barat.

"Sepeninggal bapak saya, ibu saya ini kan ya secara ekonomi. Ya namanya janda pensiunan PNS. Akhirnya untuk menopang kehidupan saya jualan koran. Nah selesai nganter koran, jam 8 pagi saya nganter kue klepon ke Kodam," tutur Dudung dikutip Tribun-Papua dari laman Surya.

Karena hampir setiap hari mengantar kue, Dudung sudah dikenal oleh tentara yang berjaga di depan pintu.

Dia kerap menyelonong masuk ke dalam ruangan.

Suatu hari, ketika Dudung hendak mengantarkan kue, tentara penjaga yang bertugas merupakan tentara baru yang belum mengenal Dudung.

"Suatu hari penjaganya baru nih, dia langsung panggil 'Eh sini kamu, kamu enggak lapor-lapor dulu'," ucapnya.

Baca juga: Letjen Dudung Abdurachman Dilantik Jadi KSAD Hari Ini, Begini Sosoknya

Tiba-tiba tentara itu menendang kue yang dipegang Dudung hingga berhamburan ke tanah.

Sejak saat itu, timbul keinginan dalam hati Dudung untuk menjadi seorang perwira.

"Ditendang lah kue itu, ada 50 biji.

Di situ saya bilang awas nanti saya jadi perwira, haha, di situ saya bangkit pengin jadi tentara.

Padahal dulu cita-cita saya pengin kuliah," kata Dudung.

Baca juga: BREAKING NEWS: Mengidap Penyakit Paru, Politisi Demokrat, Max Sopacua Berpulang

"Di situ lah saya berpikir ini orang jangan semena-mena sama rakyat kecil. Itu enggak boleh," tambahnya.

Kemudian Dudung berhasil masuk Akademi Militer di Bandung.

Ia menjabarkan perjalanan kariernya dari menjabat Letnan di Timur Timur, berpindah dari kota ke kota bahkan ke luar negeri hingga menjabat sebagai Panglima Kodam Jaya sejak Agustus 2020 lalu.

Karier Letjen TNI Dudung Abdurachman terus melesat menduduki jabatan-jabatan penting seperti Pangdam Jaya/Jayakarta.

Sekitar 10 bulan kemudian, Letjen TNI Dudung Abdurachman dimutasi jadi Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad).

Dan kini, Letjen TNI Dudung Abdurachman akan segera dilantik menjadi KSAD menggantikan Jenderal Andika Perkasa.

Prinsip yang Dipegang Teguh Letjen TNI Dudung Abdurachman.

Letjen TNI Dudung Abdurachman memiliki prinsip-prinsip yang selalu ia pegang teguh.

Baca juga: Polda Papua Tangani 2 Oknum Polisi Nala Penyeludup Miras Ilegal Bernilai Ratusan Juta

Salah satu prinsipnya adalah berani mengambil keputusan.

Hal ini diungkapkan Letjen TNI Dudung Abdurachman dalam tayangan BEGINU S2 Eps6 di channel youtube Kompas.

Dudung bercerita soal alasan di balik sikapnya yang tidak jarang dianggap kontroversial tersebut.

Hal ini memiliki kaitan kuat dengan prinsip yang ia pegang sebagai seorang pemimpin.

Baca juga: Tim Kemenpan-RB Tinjau Pelayanan Publik Polresta Jayapura Kota

Lantas, apa saja prinsip-prinsip tersebut?

1. Berani Ambil Keputusan

Salah satu ciri dari seorang pemimpin, menurut Dudung, adalah berani mengambil keputusan.

Walaupun sebuah keputusan mungkin tidak sepenuhnya benar pada akhirnya, hal tersebut dinilainya justru lebih baik dibanding tidak berani mengambil keputusan sama sekali.

Ketika ditanya soal beberapa aksinya yang menarik perhatian banyak orang, Dudung menjawab, “Kita menjabat itu harus ada getarannya, harus ada pengaruhnya”.

Ia tidak menginginkan masa jabatannya tak memberikan sumbangsih yang berarti bagi negara, terutama mengingat saat itu daerah pimpinannya sebagai Pangdam Jaya adalah Jakarta, yang menjadi barometer bagi daerah-daerah komando militer lainnya.

2. Berani Menghadapi Risiko

Segala keputusan yang diambil seorang pemimpin tentu memiliki risiko tersendiri.

Tidak perlu jauh-jauh menjadi pemimpin, sedari awal, “Hidup ini mengandung risiko,” ujarnya.

Pria kelahiran Bandung, Jawa Barat ini memilih untuk berani menghadapi risiko atas setiap keputusan yang ia buat selama tujuannya adalah untuk kepentingan negara.

Bahkan, baginya jabatan bukanlah sesuatu yang ia takuti apabila itu menghalanginya dalam mengambil risiko.

Baca juga: Timnas Indonesia Kalah Dari Afganistan, Ini Kata Shin Tae-yong

3. Mencintai Bawahannya

Sebelum menjabat sebagai Pangdam Jaya, pria kelahiran tahun 1965 memiliki riwayat sebagai Gubernur Akademi Militer di tahun 2018-2020.

Ia menginisiasi beberapa perubahan di Akmil, seperti pembangunan rumah ibadah, menghapus kesenjangan senior dengan junior, hingga yang sangat spesifik seperti menu makanan para taruna.

Dalam pengamatannya, apa yang ia lakukan berimbas baik pada antusiasme dan kinerja para taruna dalam masa akademinya.

 “Pemimpin yang baik adalah yang dicintai anak buahnya, tapi akan lebih baik lagi kalau pemimpin mencintai anak buahnya,” kata pria yang pernah menjadi loper koran ini.

Dudung juga menegaskan bahwa kepada bawahannya, ia selalu menitipkan pesan untuk memenuhi hak-hak anak buah maupun tarunanya.

 “Jangan coba ambil haknya, jangan kau sentuh perutnya,” tuturnya.

4. Menguasai Tugas, Tujuan, Sasaran, dan Batasan Diri

Memahami dan menguasai tugas pokok, tujuan, serta sasaran adalah salah satu kunci menjadi pemimpin yang sukses.

Namun, hal tersebut harus selaras dengan pemahaman dan penguasaan akan adanya batasan-batasan yang dimiliki oleh pemimpin.

Menurut Dudung, kita tidak perlu merasa lebih hebat karena semua orang memiliki kekurangannya masing-masing, terlepas dari kapasitasnya sebagai pemimpin yang hebat.

5. Memahami Unsur-unsur Manusia

Pemimpin yang baik menurut  versi Dudung, adalah ia yang dapat memainkan peran sesuai dengan situasi yang sedang dihadapinya.

Pemimpin seyogianya mengetahui kapan ia harus bertindak sebagai seorang pimpinan, anggota keluarga, masyarakat, ataupun posisi-posisi lainnya.

Dengan kata lain, tidak elok bagi seorang pimpinan jika jabatannya digunakan untuk hal-hal di luar hak dan kewajibannya.

 “Toh ini semua serba sebentar. Ini hanya sekejap saja. Jangankan jabatan, besok usia kita diambil mau apa?”. (*)

Sumber: Tribun Papua
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved