Nasional
Masa Pandemi Kenapa Orang Mudah Panic Buying?
Panic buying merupakan tindakan membeli sejumlah besar produk tertentu, karena ketakutan tiba-tiba kekurangan atau terjadi kenaikan harga.
Langkanya beberapa barang dan produk membuat orang menganggapnya sebagai hal yang berharga, sehingga mereka rela membayarnya dengan harga mahal.
Hal itu juga membuat kita membeli barang yang tidak kita butuhkan karena kita tiba-tiba menganggapnya itu bernilai lebih.
Hal itu bisa menjelaskan mengapa ada orang yang kalap membeli berdus-dus mi instan atau tisu toilet, walau di rumah masih ada.
Perilaku Kawanan
Fenwick menjelaskan bahwa faktanya berita tentang orang-orang yang memborong barang-barang, bahkan yang sebenarnya tidak dibutuhkan, bisa memicu kita untuk melakukan hal yang sama.
Segala sesuatu memang serba tidak pasti sekarang ini, entah kapan wabah akan berakhir dan ekonomi bangkit kembali.
Hal ini akan mendorong kita melakukan apa yang orang lain perbuat, bahkan meski hal itu tidak tepat.
Rasa Kendali
Dalam situasi yang tidak pasti, kita butuh merasa memiliki kendali sesuatu.
Membeli barang kebutuhan pokok dalam jumlah banyak membuat kita merasa punya kendali, karena kita menganggap jika hal yang terburuk datang, kita bisa memenuhi kebutuhan keluarga.
Perilaku memborong barang-barang saat wabah, menurut Fenwick, disebabkan oleh faktor psikologi dan lingkungan.
“Dalam modus bertahan hidup, kita membuat keputusan berdasarkan emosi dan gampang terpengaruh oleh pengaruh sosial. Jadi, kita panik dan memborong barang karena yakin orang lain juga melakukannya,” katanya. (*)
Artikel ini sudah tayang di laman Kompas.com dengan judul: Dari Masker, Susu Beruang hingga Minyak Goreng, Kenapa Orang Mudah Panic Buying?
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/papua/foto/bank/originals/20012022-stok_minyak_goreng.jpg)