Papua Terkini
Rapat Timpora, Suzana Wanggai: Jalur Skofro Satu di antara Perhatian Badan Perbatasan
Jalur Skofro menjadi satu di antara perhatian serius Badan Perbatasan dan Kerja Sama Luar Negeri Provinsi Papua.
Penulis: Aldi Bimantara | Editor: Roy Ratumakin
Laporan Wartawan Tribun-Papua.com, Aldi Bimantara
TRIBUN-PAPUA.COM, JAYAPURA - Dalam Rapat Tim Pengawasan Orang Asing Tingkat Provinsi Papua Tahun 2022, jalur Skofro menjadi salah satu perhatian serius Badan Perbatasan dan Kerja Sama Luar Negeri Provinsi Papua.
Hal itu dikatakan Kepala Badan Perbatasan dan Kerja Sama Luar Negeri Provinsi Papua Suzana Wanggai, kepada Tribun-Papua.com di Sentani Kabupaten Jayapura, Rabu (16/2/2022).
Baca juga: Pemprov Papua Berharap Pintu Perbatasan RI-PNG Skouw Dibuka, Ini Penjelasan Suzana Wanggai
"Seperti yang kita ketahui bersama bahwa, Indonesia mempunyai perbatasan langsung dengan negara tetangga Papua Nugini (PNG) di Provinsi Papua, dan ada beberapa jalur yang menjadi perhatian, salah satunya Jalur Skofro di Arso Timur, yang perlu pengawasan intensif," kata Suzi sapaan akrabnya.
Selain Skofro, dikatakan Suzi, dengan memiliki 860 km panjang lintasan perbatasan dari utara ke selatan yang dimiliki Indonesia dan juga Papua Nugini, ada beberapa titik lokasi jalur-jalur ilegal yang membutuhkan penanganan.
"Kita memang tak bisa menutup mata, masyarakat Papua khususnya daerah perbatasan memiliki hubungan kekerabatan dengan negara tetangga PNG," sebutnya.
Hanya saja, dikhawatirkan Suzi, sebatas interaksi sosial budaya tak menjadi soal, tetapi pengaruh ikutan seperti penyelundupan barang ilegal dan tindakan pelanggaran lainnya, harus mendapatkan perhatian khusus.
"Untuk itu dalam rangka mensinergikan semua stakeholder, yang masuk ke dalam Tim Pengawasan Orang Asing (Timpora) untuk melakukan pengawasan, maka rapat ini menjadi penting untuk dilaksanakan," paparnya.
Baca juga: Ganja Bernilai Belasan Juta Ditemukan di Perbatasan RI-PNG di Jayapura
Wanita asal Serui itu mengutarakan, Rapat Tim Pengawasan Orang Asing Tingkat Provinsi Papua Tahun 2022, menjadi sangat urgent dilakukan, karena mengingat sebagai forum diskusi bersama terkait masalah-masalah di daerah perbatasan, khususnya pengawasan orang asing.
"Terkait itu, saya sangat apresiasi sekali pada Bapak Kakanwil telah mengundang kami sebagai Tim Timpora, dan kami menjadi salah satu anggotanya," ucapnya.
Terkait situasi perbatasan di masa Pandemi Covid-19, diakui Suzi memang kedua negara baik Indonesia dan Papua Nugini, masih kekeuh untuk menutup pintu perbatasan masing-masing.
Baca juga: Satgas Yonif 123/Rajawali Perbaiki Jembatan Rusak di Tomer, Perbatasan RI-PNG
Diutarakan Suzi, pada 6 Desember 2021 lalu, telah diadakan pertemuan antara Indonesia dan Papua Nugini (PNG) untuk mensepakati SOP, yang mengatur bagaimana pelayanan lintas batas di masa Pandemi Covid-19.
"Akan tetapi, kami tetap akan terus berkomunikasi aktif, salah satunya Dubes RI di Papua Nugini telah bertemu dengan PM PNG, dan nantinya PM PNG akan ada kunjungan ke Indonesia pada akhir Maret atau April," terangnya.
Melalui momen tersebut, diharapkan Suzi, kedua negara dapat saling berkomunikasi untuk menemui kesepakatan bersama, sehingga pintu perbatasan bisa dibuka kembali.
"Tidak bisa menutup mata pula, bahwa daerah perbatasan kita memiliki potensi ekonomi yang besar," tutupnya.
Sekadar diketahui, Jalur Skofro merupakan jalut lintas batas menuju Negara PNG di Kampung Skofro Arso Timur, yang masih masuk dalam Wilayah Perbatasan RI-PNG.
Jalur Skofro merupakan satu dari sekian "jalur tikus" yang menjadi tempat penyelundupan barang ilegal atau tanpa izin, dari PNG menuju Indonesia. (*)