ypmak
Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK)

Pendidikan

Melalui G20 EdWG, Indonesia Ajak Dunia Bergotong Royong Tata dan Bangun Sistem Pendidiikan

Melalui G20 EdWG, Indonesia mengajak dunia bergotong royong untuk menata dan membangun kembali sistem pendidikan

kemendikbudristek
Suasana Kelompok Kerja Pendidikan G20 (Chair of G20 Education Working Group/EdWG) 

TRIBUN-PAPUA.COM,JAYAPURA - Ketua Kelompok Kerja Pendidikan G20 (Chair of G20 Education Working Group/EdWG), Iwan Syahril mengatakan melalui G20 EdWG, Indonesia mengajak dunia bergotong royong untuk menata dan membangun kembali sistem pendidikan.

Hal ini guna mempersiapkan anak bangsa yang tangguh menjawab tantangan masa depan sekaligus mampu menjawab tuntutan global.

Baca juga: Kunci Jawaban Buku Tematik Kelas 6 SD Tema 8 Halaman 94-100: Belajar tentang Gerhana Matahari

”Melalui G20 EdWG, Indonesia memimpin gerakan global untuk menata kembali dan membangun sistem pendidikan,” kata Iwan dikutib dari kemdikbud.go.id.

Baca juga: Sosok Pak Amin Pengusaha Medan Jadi Misteri, Rumah Mewahnya Senilai Rp 30 Miliar Dibeli Indra Kenz

Ia menjelaskan ketimpangan dalam mengakses pendidikan berkualitas dan ketidaksiapan siswa untuk menghadapi dunia kerja telah menjadi isu yang dihadapi dunia selama beberapa dekade terakhir.

Terlebih, lanjut dia, pandemi memperburuk situasi tersebut dengan memperluas kesenjangan sosial ekonomi dan membawa perubahan signifikan pada sistem pendidikan dan dunia kerja.

Baca juga: UNIMUDA Sorong Bersama Tokoh Adat dan Agama Bahas Kekerasan Terhadap Anak di Papua

Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia (Kemendikbudristek RI) itu menyebut gerakan gotong royong untuk menjadi lebih baik tersebut harus segera dilakukan.

“Fakta bahwa pandemi memberikan dampak kepada seluruh dunia dan semua orang menekankan pentingnya bagi kita semua untuk bergotong royong secara global,”ujar Iwan.

Baca juga: Ini Cara MotoGP Mengukir Senyum di Wajah Industri Pariwisata Lombok

“Kita harus bergerak sekarang. Anak-anak kita tidak bisa terus menunggu sekolah mereka dibuka kembali dan mengalami learning loss,"katanya.

Menurut dia, ini bukan hanya perkara tidak masuk kelas atau gagal dalam ujian, tetapi perkara anak-anak yang kehilangan minat belajar dan kehilangan kepercayaan diri.

Baca juga: Setelah Aniaya Anak Tiri Pakai Palu, Pria Ini Jalan Kaki 15 Km untuk Serahkan Diri ke Polisi

"Ini adalah perkara calon pemimpin-pemimpin masa depan yang tidak lagi berani bercita-cita,”ujar Iwan.

Pertemuan hari pertama G20 EdWG terdiri atas dua sesi. Sesi pertama membahas agenda prioritas pertama, yakni Pendidikan Berkualitas untuk Semua.

Baca juga: Beda Sikap Soal Penundaan Pemilu oleh Luhut dan Mahfud, PKS: Jangan Ambigu!

Sesi selanjutnya membahas agenda prioritas kedua, yakni Teknologi Digital dalam Pendidikan.

Para delegasi yang hadir di pertemuan pertama G20 EdWG juga turut menyampaikan dukungan terhadap agenda prioritas, termasuk Pendidikan yang Berkualitas untuk Semua.

Baca juga: Sosok Mayjen Gabriel Lema, Pangdam Kasuari yang Ingin Pulangkan Pengungsi dari Hutan Maybrat

Adrian Veale, selaku Policy Officer, European Commission, Directorate-General for Education, Youth, Sport and Culture mengatakan agenda G20 EdWG ini merupakan momen yang tepat untuk memikirkan ulang sektor pendidikan dan menitikberatkan pendekatan yang holistik untuk memastikan tidak ada yang tertinggal.

“Kita perlu menggali topik solidaritas dalam semangat 'gotong royong' seperti yang Anda (Bapak Iwan Syahril) katakan," katanya.

Baca juga: Tunggu Pasokan Distributor, Stok Minyak Goreng di Waena Jayapura Masih Terbatas

"Kita membutuhkan gabungan kebijakan yang ingin kita eksplorasi dalam sesi-sesi lain dari Working Group kita hari ini dan besok,"ujarnya.

Oleh karena itu, kata dia, pihaknya menantikan sesi-sesi tersebut dan juga peran kami dalam mengembangkan kebijakan tersebut.

Baca juga: MotoGP Mandalika: Ke Pantai Dulu, Baru Menuju ke Sirkuit

EdWG hari pertama dihadiri oleh 27 (dua puluh tujuh) delegasi secara luring, yakni delegasi Afrika Selatan, Arab Saudi, Argentina, Australia, Brazil, Prancis, Singapura, Spanyol, Uni Emirat Arab, Bank Dunia, UNESCO, dan UNICEF.

Enam puluh empat delegasi dari Amerika Serikat, Belanda, Britania Raya, India, Italia, Jepang, Jerman, Kamboja (sebagai Ketua ASEAN), Kanada, Korea Selatan, Meksiko, Turki, Uni Eropa, dan OECD hadir secara daring. (Sumber : kemdikbud.go.id)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved