ypmak
Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK)

Pemekaran Papua

Mengenal 3 Nama Provinsi Baru di Papua yang Jadi Polemik

Rencana penambahan provinsi di Indonesia baru saja disahkan oleh Badan Legislasi (Baleg) DPR RI dalam rapat pleno, Rabu (6/4/2022) diatur dalam RUU.

Editor: Roy Ratumakin
Barry Kusuma via Kompas.com
Festival Danau Sentani 2015 berlangsung dari 19 hingga 23 Juni 2015 dengan menampilkan beragam atraksi kesenian masyarakat sekitar Danau Sentani serta wilayah-wilayah lain di Provinsi Papua. 

TRIBUN-PAPUA.COM, JAYAPURA – Rencana penambahan provinsi di Indonesia baru saja disahkan oleh Badan Legislasi (Baleg) DPR RI dalam rapat pleno, Rabu (6/4/2022) yang diatur dalam Rancangan Undang-Undang (RUU).

Atas penambahan tersebut, jumlah provinsi di Indonesia segera bertambah menjadi 37 lantaran pemerintah berencana melakukan pemekaran 3 provinsi baru di Papua.

Ketiga provinsi itu yakni Papua Selatan, Papua Tengah, dan Papua Pegunungan Tengah.

Dalam rapat pleno, semua fraksi di Baleg menyatakan setuju terhadap RUU tentang tiga provinsi tersebut.

Baca juga: Polemik Nama 3 Provinsi Baru di Papua, Baleg DPR RI: Masih Bisa Diubah

Dalam rapat tersebut, DPR mengusulkan supaya penamaan provinsi-provinsi baru disesuaikan dengan wilayah adat di Papua.

Nama Ha Anim untuk Provinsi Papua Selatan, nama Meepago untuk Provinsi Papua Tengah, dan nama Lapago untuk Provinsi Papua Pegunungan Tengah.

Di Provinsi Papua sendiri, terdapat lima wilayah adat yakni Anim Ha, La Pago, Mee Pago, Mamta, dan Saireri.

Dari lima wilayah adat itu, baru 3 yang akan dimekarkan sebagai provinsi baru. Berikut rinciannya:

1. Papua Selatan (Ha Anim)

Dengan ibu kota Merauke, provinsi ini akan meliputi 4 kabupaten yakni Kabupaten Merauke, Kabupaten Mappi, Kabupaten Asmat, dan Kabupaten Boven Digoel.

Dikutip dari laman penghubung.papua.go.id milik Badan Penghubung Pemerintah Provinsi Papua, Anim Ha meripakan wilayah terluas sekaligus kawasan terdepan Indonesia yang berbatasan langsung dengan Papua Nugini.

Beberapa suku yang mendiami wilayah Anim Ha yakni Marind Anim dan Asmat. Masyarakat Marind Anim tinggal dalam kampung-kampung yang biasanya memiliki sebuah rumah untuk para lelaki remaja yang disebut gotad.

Baca juga: 3 Nama Provinsi Baru di Papua Bisa Dirubah, Begini Penjelasan Wakil Ketua Baleg DPR

Sementara, di sekitar gotad, berdiri rumah-rumah keluarga (oram aha) atau rumah kaum wanita yang lebih kecil ukurannya.

Adapun suku Asmat terbagi menjadi dua yakni mereka yang tinggal di pesisir pantai dan kalangan yang hidup di pedalaman.

Kedua populasi ini memiliki perbedaan cara hidup, sturktur sosial dan ritual. Pemerintah Provinsi Papua menetapkan Anim Ha sebagai pusat pengembangan pangan melalui Pengembangan Kawasan Pangan Merauke (PKPM).

Baca juga: Nama Provinsi Anim Ha Ditolak, Thomas Eppe Safanpo: Nama Itu Fiktif

Selain itu, kawasan Anim Ha juga menjadi pusat pengembangan perkebunan untuk tanaman tebu, karet dan sawit.

Lalu, pengembangan perikanan di Merauke dan Asmat, pengembangan peternakan sapi di Merauke, serta pengembangan wisata budaya Asmat.

2. Papua Tengah (Meepago)

Dengan ibu kota Timika, provinsi ini akan melingkupi 6 wilayah yakni Kabupaten Mimika, Kabupaten Paniai, Kabupaten Dogiyai, Kabupaten Deyiai, Kabupaten Intan Jaya, dan Kabupaten Puncak.

Dikutip dari laman penghubung.papua.go.id, masyarakat yang hidup di wilayah adat Mee Pago hampir seluruhnya berasal dari suku yang sama, yaitu suku Mee.

Suku Mee merupakan satu dari lima suku yang mendiami kawasan pegunungan tengah Papua selain suku Damal, Dani, Moni, dan Nduga.

Masyarakat Mee umumnya tinggal di desa yang berdekatan satu sama lain. Biasanya, beberapa desa, setidaknya berjumlah lima, membentuk suatu federasi desa.

Tiap federasi dipimpin oleh salah seorang tonowi atau orang yang memperoleh kekuasaannya karena banyak warga yang tunduk dan setia kepadanya.

Baca juga: DOB Papua Selatan Disetujui DPR RI, Calon Ibu Kotanya Malah Krisis Internet

Suku Mee memusatkan sistem pencaharian pada bertani dan beternak. Namun, mereka juga melakukan kegiatan lainnya seperti di bidang perikanan dan perdagangan.

Pemerintah Provinsi Papua sendiri telah menetapkan kopi dan ubi jalar sebagai komoditas unggulan untuk kabupaten Dogiyai dan Paniai.

Sementara, Kabupaten Intan Jaya mengembangkan gaharu sebagai komoditas unggulan. Sedangkan untuk kabupaten Mimika ditetapkan sebagai daerah pengembangan tambang meliputi tembaga dan batu bara.

Kemudian, masyarakat di Kabupaten Deiyai banyak mengembangkan peternakan babi sehingga pemerintah provinsi mendorong kabupaten tersebut sebagai salah satu daerah pusat pengembangan babi disertai industri pengolahan daging babi.

Baca juga: Bupati Nabire: Pemerintah Pusat Melihat DOB sebagai Solusi Kesejahteraan Papua

3. Papua Pegunungan Tengah (Lapago)

Beribu kota Wamena, provinsi ini akan meliputi 8 wilayah yakni Kabupaten Jayawijaya, Kabupaten Puncak Jaya, Kabupaten Lanny Jaya, Kabupaten Mamberamo Tengah, Kabupaten Nduga, Kabupaten Tolikara, Kabupaten Yahukimo, serta Kabupaten Yalimo.

Masih dikutip dari laman penghubung.papua.go.id, wilayah adat La Pago terdiri dari kabupaten-kabupaten yang ada di daerah pegunungan tengah sisi timur.

Secara umum, kabupaten yang ada di wilayah La Pago adalah hasil pemekaran dari kabupaten induk, yakni Kabupaten Jayawijaya.

Sebagai kabupaten yang berasal dari induk yang sama, secara umum wilayah La Pago mempunyai topologi yang sama.

La Pago memiliki lebih dari 20 suku seperti Dani, Dem, Ndugwa, Ngalik, Ngalum, Nimbora, Pesekhem, Pyu, Una, Uria, Himanggona, Karfasia, Korapan, Kupel, Timorini, Wanam, Biksi, Momuna, Murop, Sela Sarmi, Yali, dan Nduga.

Suku lainnya yang hidup di dalam wilayah ini adalah suku Nayak. Mereka menempati wilayah di Lembah Baliem sekitar Kota Wamena ke arah Gunung Trikora.

Baca juga: Seruan Tolak DOB dan Otsus Terus Bergema di Sorong Papua Barat, Ratusan Polisi Dikerahkan

Sebagai kawasan yang berada di daerah pengunungan, La Pago mempunyai beberapa komoditas unggulan yang didorong pengembangannya oleh pemerintah provinsi Papua seperti kopi, ubi jalar, buah merah, bawang, gaharu, karet, nanas, jeruk dan sayuran.

Untuk sektor pariwisata, kawasan La Pago menawarkan beragam wisata alam seperti pemandangan berbagai tipe ekosistem dan keanekaragaman hayati flora serta fauna.

Kemudian, wisata budaya seperti arsitektur rumah tinggal dengan aksesorisnya, tarian khas suku, upacara adat, dan etnobotani (kearifan budaya lokal dalam memanfaatkan tanaman).

Salah satu unggulan sektor pariwisata dari wilayah adat ini adalah Festival Lembah Baliem dan Jayawijaya Peaks yang digelar setiap tahunnya. (*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul - Mengenal Wilayah Adat Ha Anim, Meepago, dan Lapago yang Diusulkan Jadi Nama Provinsi Baru di Papua

Sumber: Tribun Papua
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved