Nasional
Tsamara Amany Mundur dari PSI, Ini Profil dan Rekam Jejak Eks Politikus Milenial
Tsamara Amany mengundurkan diri dari kursi Ketua DPP Partai Solidaritas Indonesia (PSI) serta kader, mulai Senin (18/4/2022). Berikut rekam jejaknya..
TRIBUN-PAPUA.COM - Tsamara Amany mengundurkan diri dari kursi Ketua DPP Partai Solidaritas Indonesia (PSI) serta kader, mulai Senin (18/4/2022).
Politikus milenial ini menyampaikan pernyataan pengunduran diri itu melalui akun YouTube pribadi dengan judul "Terima Kasih PSI".
Di dalam video itu Tsamara mengatakan dia sudah mengabdi di PSI selama lima tahun.
Alasan pengunduran diri sebagai anggota dan pengurus PSI bukan karena ingin bergabung ke partai politik lain atau akibat konflik internal.
Akan tetapi, Tsamara mengatakan dia ingin mencari pengalaman baru di luar partai politik.
Baca juga: Ingat Tsamara Amany? Eks Jubir Kampanye Jokowi 2019 Kini Mundur dari PSI, Ini Alasannya
"Untuk saat ini saya ingin fokus mengabdi untuk Indonesia melalu cara-cara lainnya. Salah satunya dengan fokus menyuarakan isu perempuan, dan mengabdi untuk kepentingan perempuan," kata Tsamara.
Biografi
Tsamara lahir di Jakarta pada 24 Juni 1996.
Dia merupakan anak dari seorang pengusaha tambang bernama Muhammad Abdurachman Alatas.
Dia menempuh pendidikan sarjana (S1) bidang Ilmu Komunikasi di Universitas Paramadina, Jakarta, pada 2018.
Menjelang pemilihan umum (Pemilu) 2019, Tsamara bergabung dengan PSI dan didapuk menjadi Juru Bicara pasangan Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden Joko Widodo -KH. Ma'ruf Amin.
Tsamara pernah menikah dengan seorang jurnalis bernama Ismeth Alatas pada 2015.
Namun, rumah tangga mereka kandas dua tahun kemudian.
Dua tahun setelah bercerai, Tsamara kemudian menikah dengan seorang akademisi dari Universitas New York bernama Ismail Fajrie Alatas.
Rekam jejak
Pada 2018, Tsamara pernah terlibat perdebatan dengan Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon.
Hal itu bermula saat Fadli menciut melalui akun Twitter @fadlizon pada 31 Maret 2018 yang menyanjung pemimpin seperti Presiden Rusia Vladimir Putin.
"Kalau ingin bangkit dan jaya, RI butuh pemimpin seperti Vladimir Putin, berani, visioner, cerdas, berwibawa, enggak banyak ngutang, enggak planga plongo," cuit Fadli saat itu.
Baca juga: PSI Gelar Kopdarnas: Giring Ganesha Jadi Ketua Umum, Grace Natalie Waket Dewan Pembina
Tsamara yang saat itu masih menjabat sebagai Ketua Dewan Pimpinan Pusat PSI menanggapi cuitan Fadli.
Dia juga menantang Fadli untuk mengungkap siapa yang dimaksud dalam cuitan itu.
"Siapa pemimpin 'planga plongo' yang dimaksud? Saya yakin Pak Fadli berani mengungkap siapa yang dimaksud oleh beliau," kata Tsamara.
Tsamara mengatakan, dia heran dengan Fadli yang membanggakan Putin.
Menurut dia, Putin adalah sosok pemimpin yang otoriter dan tidak cocok memimpin Indonesia.
Dalam kesempatan lain, PSI mengunggah video tentang pernyataan Tsamara yang mengkritik Putin melalui Twitter.
Saat itu Tsamara mengatakan tidak ada kebebasan beraspirasi di Rusia seperti di Indonesia.

Tsamara juga menyinggung soal praktik korupsi di Rusia.
"Kalau kita lihat dari segi indeks persepsi korupsi, Indonesia jauh di atas Rusia," ujar Tsamara.
"Nah kalau sudah tahu begitu, yakin orang seperti itu mau dijadikan standar kepemimpinan? Kalau saya tidak mau ada pemimpin seperti itu di Indonesia. Kalau kamu?" kata Tsamara dalam video itu.
Video Tsamara lantas ditanggapi oleh situs berita Russia Beyond The Horizon (RBTH). Mereka meminta Tsamara lebih bijak berkomentar terkait kondisi negara lain.
Dalam tahun itu juga Tsamara kembali terlibat perdebatan dengan Fadli Zon.
Sebab saat itu Dewan Perwakilan Rakyat dicap sebagai lembaga yang tidak dipercaya masyarakat.
Fadli Zon saat itu meminta supaya masyarakat memaklumi kinerja Dewan Perwakilan Rakyat yang jeblok.
Baca juga: Giring Ganesha, Ketua Umum PSI yang Dulu Ngotot Maju Capres 2024 Kini Ciut
Tsamara mengatakan seharusnya pimpinan DPR menjadi pihak terdepan yang tidak menolerir buruknya kinerja itu.
"Ini menjadi sebuah pertanyaan, mengapa Pak Fadli sebagai pemimpin oposisi, garang sekali kepada Pak Jokowi dan pemerintah, setiap persoalan dikritik keras. Tetapi justru melempem kepada lembaganya sendiri," ujar Tsamara melalui keterangan tertulis, Selasa (4/12/2018).
Tsamara mengatakan, seharusnya Fadli tidak menjadikan kampanye Pemilihan Legislatif sebagai alasan.
Sebab, sedianya anggota DPR incumbent akan mendapatkan dukungan dari publik jika menunjukan kinerja yang baik.
"Kinerja DPR yang jeblok bukan hal baru. DPR selalu gagal memenuhi target prolegnas," kata Tsamara.
Menurut dia, sebaiknya Fadli fokus membenahi kinerja DPR. Fadli tidak seharusnya meminta masyarakat untuk memaklumi hal tersebut.
"Dengan kinerja DPR yang buruk seperti ini, Pak Fadli harus berani berkata jangan memilih mereka yang tak bekerja dengan baik di DPR," kata Tsamara. (*)
(Penulis : Jessi Carina | Editor : Diamanty Meiliana)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Profil dan Rekam Jejak Tsamara Amany yang Mundur dari PSI",