Nasional
5 Menteri Ini Wajib Direshuffle, Pengamat: Catatan Kinerjanya Kurang Baik!
Direktur Center of Economics and Law Studies Bhima Yudhistira berpendapat, perlu dilakukan reshuffle satu paket di jajaran menteri bidang ekonomi.
TRIBUN-PAPUA.COM - Direktur Center of Economics and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira berpendapat, perlu dilakukan reshuffle satu paket dalam jajaran menteri bidang ekonomi, mulai dari tingkat menteri koordinator hingga menteri teknis.
Hal ini menyusul isu reshuffle Kabinet Indonesia Maju oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Kata Bhima, ada sebanyak lima menteri yang patut diganti karena kinernya kurang memuaskan.
Baca juga: Eks Danjen Kopassus Bakal Dilengserkan, Pengamat: Ganti Menteri yang Tak Fokus!
Kelima menteri tersebut adalah Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, hingga Menteri Investasi Bahlil Lahadalia.
Menurutnya kelima menteri tersebut memiliki beberapa catatan kinerja yang dinilai kurang baik.
Hal itu terkait persoalan pemenuhan kebutuhan pokok dan stabilitas harga komoditas pangan, terutama minyak goreng.
"Bahkan minyak goreng itu diambil alih oleh Menko Marves (Luhut Binsar Pandjaitan) koordinasinya, ini kan membuktikan bahwa koordinasi yang ada di Menko Perekonomian dan kementerian teknis seperti Mendag, Menperin dianggap kinerjanya kurang begitu bagus, kurang begitu baik, sehingga kalaupun dilakukan reshuffle, layak dilakukan," kata Bhima dikutip dari Kompas.com, Rabu (15/6/2022).
Selain soal kinerja, jajaran menteri juga dinilai perlu diubah karena persoalan waktu.
Hal ini mengingat masa kepemimpinan Jokowi akan berakhir pada 2024, sehingga diperlukan jajaran menteri yang mampu fokus menyelesaikan persoalan ekonomi, bukan malah teralihkan karena kegiatan tahun politik menuju Pilpres 2024.
Baca juga: Jokowi Bakal Umumkan Reshuffle Kabinet Rabu Siang, Ini Bocorannya
"Pak Jokowi harus mempersiapkan legacy atau warisan terkait dengan masalah-masalah ekonomi yang sampai saat ini masih banyak yang belum diselesaikan,” ujarnya.
“Nah ini harus diisi oleh sosok yang mengerti visi-misi Pak Jokowi, bukan justru sekarang dengan tahun politik, malah banyak menteri ekonomi yang fokusnya berkampanye, bahkan menggunakan fasilitas kementerian. Itu kan yang tidak elok dan seharusnya diganti," sambungnya.
Tak hanya itu, alasan perlunya dilakukan pergantian menteri bidang ekonomi tersebut juga dikarenakan tantangan ekonomi yang akan dihadapi ke depannya semakin kompleks.
Tantangan itu mulai dari faktor eksternal adanya sinyal resesi ekonomi Amerika Serikat (AS), kenaikan subung bunga AS, inflasi global yang tinggi, hingga persoalan pemulihan ekonomi pasca pandemi dan upaya peningkatan investasi di dalam negeri.
Baca juga: Prabowo Subianto Mendadak Dipanggil Jokowi ke Istana, Terancam Lengser dari Jabatan Menhan Hari Ini?