Kemenkumham Papua
Kanwil Kemenkumham Papua Siap Dukung Program Kerja Bupati Supiori Bantu Masyarakat
Tujuan kunjungan kerja tersebut tak lain dengan fokus agenda utama pelatihan paralegal bagi tokoh agama dan tokoh adat.
TRIBUN-PAPUA.COM, SUPIORI – Kepala Kantor Wilayah (Kakanwil) Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham) Papua, Anthonius Ayorbaba, melakukan Kunjungan kerja ke Kabupaten Supiori, Jumat (16/9/2022).
Anthonius bertemu Bupati Supiori, Yan Imbab, dan jajaran Pemkab Supiori lainnya, di Rumah Dinas Bupati Kabupaten Supiori.
Tujuan kunjungan kerja tersebut tak lain dengan fokus agenda utama pelatihan paralegal bagi tokoh agama dan tokoh adat.
Hal ini merujuk pada UU 16/2011 tentang bantuan hukum bagi orang miskin.
Baca juga: Kanwil Kemenkumham Papua Gelar Sosialisasi di Biak, Ini Sasarannya!
Apalagi, dengan kondisi OBH (organisasi bantuan hukum) yang masih kurang menjangkau 29 kabupaten/kota di Papua.
Apalagi di Supiori dan Biak baru punya 1 OBH yang memberikan bantuan non litigasi dan litigasi.
“Kita terdorong untuk melatih paralegal dengan tujuan memberi pemahaman hukum untuk membantu masyarakat dengan setiap permasalahannya,” kata Anthonius dalam rilis pers yang diterima Tribun-Papua.com.
Baca juga: Turut Andil Fasilitasi Pendaftaran HKI, Pemkot Jayapura Terima Penghargaan dari Kemenkumham RI
Anthonius berharap respons positif dari Bupati Supiori agar tokoh adat dan agama setempat dapat dilatih.
Dengan kurikulum baru, tokoh agama yang dilatih selama 3 hari dan aktualisasi di lapangan selama 3 bulan.
Adapun Kanwil Kemenkumham Papua juga fokus dengan Kekayaan Intelektual, terlebih dengan isu yang sedang berkembang di masyarakat berkaitan dengan pencipta lagu Apuse.
Kata Anthonius, target Kemenkumham Papua ialah membantu 1.000 masyarakat Papua memperoleh HAKI.
Saat ini sudah 690 sertifikat HAKI diberikan bagi masyarakat.
Baca juga: Kemenkumham Papua Bakal Berikan 1.000 Sertifikat HAKI bagi Masyarakat
Apalagi Anthonius menjelaskan, Kekayaan Intelektual Komunal yang berkaitan dengan pengetahuan tradisional belum tersentuh semuanya di Papua.
“Contoh orang Sowek buat parang, itu masuk pengetahuan tradisional,” jelasnya.
Kemudian, kekayaan intelektual komunal lainnya dari sumber daya genetik meliputi hewan dan tumbuhan, seperti kopi, coklat, dan komoditas lainnya.