Filep Karma Meninggal
FLASHBACK Filep Karma: Kibarkan Bintang Kejora, Dibui Hingga Ragukan DOB dan Otsus!
Filep Jacob Semuel Karma atau biasa dikenal dengan nama Filep Karma, adalah aktivis kemerdekaan Papua.
"Sehingga memang ini hasil dari sentralisasi khusus bukan Otsus, makanya lahirlah DOB Papua," sesalnya.
Baca juga: Tak Disita, Bendera Bintang Kejora Tetap Hadir Saat Iring-iringan Jenazah Filep Karma ke Rumah Duka
Dirinya juga mengklaim Otsus Jilid 1 telah gagal dalam mensejahterakan masyarakat Papua, bahkan dinilainya semakin tertindas.
"Dalam Otsus Jilid 2, di salah satu pasalnya juga sudah menyebutkan bahwa DPRP dan MRP tidak lagi dapat melakukan rekomendasi termasuk terhadap pembentukan DOB Papua," tambahnya.
Filep mengemukakan dirinya sangat meragukan terhadap dampak DOB yang digadang-gadang akan memutus rentang kendali Pemerintah dalam pelayanan untuk mensejahterakan masyarakat.
"Sumber-sumber daya alam kita tentu akan semakin dikuras dengan adanya pembukaan provinsi baru," sebutnya.
Berjuang Tanpa Kekerasan
Filep Jacob Semuel Karma, lahir pada 14 Agustus 1959 di Biak. Dia berasal dari keluarga terpandang di Papua.
Ayahnya, Andreas Karma, menjadi wakil Bupati Jayapura pada 1968 hingga 1971, dan menjabat Bupati Wamena pada 1970-an serta Bupati Serui pada 1980-an.
Filep menamatkan sekolah menengah di Jayapura pada 1979 dan kemudian melanjutkan kuliah ilmu politik di Universitas Sebelas Maret di Surakarta, Jawa Tengah.
Dia lulus pada 1987 dan bekerja sebagai pegawai negeri sipil (PNS) di Departemen Pendidikan dan Pelatihan Jayapura.
Baca juga: Iring-iringan Jenazah Filep Karma Diwarnai Bendera Bintang Kejora
Pada 1997, Filep mendapatkan beasiswa untuk kuliah selama setahun di Asian Institute of Management, Manila, Filipina.
Memori tentang kekejaman militer Indonesia di tanah kelahirannya, ditambah pendidikan yang didapatkan, membuat Filep tergerak untuk menyuarakan kemerdekaan Papua sepulang dari Manila pada 1998.
Dalam perjuangannya menyuarakan kemerdekaan Papua, Filep Karma memilih menggunakan cara-cara damai dan tanpa kekerasan.
Dalam buku Seakan Kitorang Setengah Binatang (2014), Filep menulis bahwa Manila telah mengubah konsep perjuangannya.
Awalnya Filep berpikir harus bergabung dalam Organisasi Papua Merdeka (OPM) untuk memperjuangkan cita-citanya, atau masuk ke hutan dan memanggul senjata.
Baca juga: Filep Karma Meninggal: Ini Maklumat Keluarga Almarhum!