Pemkab Jayapura
Hasil Studi Gizi Indonesia, Prevalensi Stunting di Kabupaten Jayapura Capai 20,24 Persen
Memeriksaan ibu hamil lebih awal juga baik dilakukan sebagai langkah pencegahan. Pemkab Jayapura memetakan 12 lokus stunting setiap tahunnya.
Penulis: Putri Nurjannah Kurita | Editor: Paul Manahara Tambunan
Laporan Wartawan Tribun-Papua.com, Putri Nurjannah Kurita
TRIBUN-PAPUA.COM, SENTANI - Angka stunting di Kabupaten Jayapura, Papua mencapai 20,24 persen.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Jayapura, Khairul Lie, mengatakan porsentase tersebut sesuai hasil Studi Status Gizi Indonesia (SSGI).
SSGI dikeluarkan oleh Pusat Kebijakan Upaya Kesehatan Badan Kebijakan Pembangunan Kesehatan (BKPK) Kementerian Kesehatan di akhir tahun 2022.
Target penurunan angka prevalensi stunting di Indonesia pada 2024 yang harus dicapai adalah sebesar 14 persen.
Sebelumnya, hasil Survei SSGI Tahun 2021 menunjukkan prevalensi stunting di angka 24,4 persen.
Khairul menjelaskan, penyebab stunting di angka 20,24 persen karena pengukuran balita tidak dilakukan secara maksimal.
Baca juga: Ada 1.400 Kasus Stunting di Kota Jayapura, Pemerintah Fokus Pencegahan dan Penanganan
Pada Agustus 2022 sebanyak 86 persen angka stuntingnya capai 13,6 persen.
Karena itu, di Februari tahun ini Dinas Kesehatan akan kembali mengukur 100 persen balita.
Hal ini dilakukan untuk melihat angka stunting yang benar-benar valid di lapangan.
Menurutnya, angka SSGI ini adalah angka survei yang diambil dari sampel sehingga tidak benar-benar relevan.
"Jadi kami ingin membuktikan sebenarnya berapa angka stuntingnya," ujarnya kepada Tribun-Papua.com, Selasa (14/2/2023).
Khairul menyebut, selama ini upaya penanganan stunting memang menjadi keterlibatan semua sektor.
Sebab, sektor kesehatan mempunyai tugas menyiapkan data angka stunting.
"Jadi jika ada anak yang perlu diintervensi dengan gizi itu yang akan ditangani petugas gizi,
Tapi kami terkendala pembiayaan."

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.