ypmak
Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK)

Pemilu 2024

Ave Lefaan: Sistem Noken Hilangkan Unsur-unsur Pemilu

Menurut Guru Besar Bidang Sosiologi Pedesaan ini, secara prinsip noken merupakan simbol simbol budaya yang mengikat orang Papua.

|
Penulis: Hendrik Rikarsyo Rewapatara | Editor: Gratianus Silas Anderson Abaa
Tribun-Papua.com/ Hendrik
Sosiolog Universitas Cenderawasih, Ave Lefaan 

Laporan Wartawan Tribun-Papua.com, Hendrik Rewapatara

TRIBUN-PAPUA.COM, JAYAPURA - Pemilihan Umum (Pemilu) dengan menggunakan sistem noken dapat menghilangkan unsur-unsur pemilu.

Sosiolog Universitas Cenderawasih, Ave Lefaan, mengatakan, pemilu dengan menggunakan sistem noken, sangat tidak demokratis.

"Kenapa tidak demokratis, sebab tidak memenuhi prinsip-prinsip yang ada dalam sistem pemilihan umum. Serta prinsip dari noken itu sendiri," ujar Prof Ave Lefaan saat ditemui awak media di Abepura, Kamis (25/5/2023).

Baca juga: Kominfo RI Gandeng IJPN Papua Sosialisasi Partisipasi Mileneal Jelang Pemilu 2024

Menurut Guru Besar Bidang Sosiologi Pedesaan ini, secara prinsip noken merupakan simbol simbol budaya yang mengikat orang Papua.

Kata Prof Ave, oleh sebab itu tidak dapat dijadikan sistem sebagai penentu kompetisi terutama pada konteks politik.

"Apabila Noken dijadikan sistem pada demokrasi, maka unsur yang terkandung didalamnya akan hilang.

"Karena sistem noken inikan ditentukan langsung oleh Kepala Suku, disitulah pemilu tidak demokrasi karena hak pemilih ditentukan berdasakarkan keputusan orang orang tertentu," sambung Lefaan.

Baca juga: 6 Tahun Mogok Kerja, 8.300 Buruh PT Freeport Desak Jokowi Mediasi dengan Manajemen: Ini Penyebabnya

Dikatakan Lefaan, noken bisa, berpartisipasi pada proses demokrasi, tetapi bukan sistemnya, namun hanya sebagai alat pengganti Kotak Suara.

"Karena noken sebagai bagian dari eksistensi atau harga diri orang papua. Namun apabila Noken dijadikan sistem pemilu, maka menghilangkan unsur dasar dari pesta demokrasi itu sendiri," ungkapnya.

Diapun menyatakan noken merupakan visi budaya, oleh sebab itu sistem noken tidak dapat dijadikan tolak ukur, kesuksean pemilu.

"Sebab prinsip dasar pemilu tidak terkandung didalam unsur unsur yang ada pada Noken itu sendiri."

"Hubungan orang Papua dengan Noken, merupakan hubungan budaya, artinya eksistensi orang Papua dapat dilihat dari noken itu sendiri, oleh sebab itu noken tidak dapat dijadikan sistem pada pesta demokrasi," tambah Lefaan.

Prof. Lefaan, menambahkan sistem noken tidak dapat dilihat sebagai Konteks Politik, sebab hal itu akan menghilangkan ciri khas dari Noken itu sendiri.

"Pada prinsipnya sistem noken, menjadi pemilu yang tidak demokratis, karena telah menghilangkan unsur dasar dari peroses pemilu," tandasnya. (*)

Sumber: Tribun Papua
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved