Pemilu 2024
Gibran Maju Cawapres Prabowo, Goenawan Mohamad Menangis: Presiden Jokowi Tak Bisa Dipercaya
"Jadi ketika itu Pak Jokowi enggak bisa saya pegang lagi dan saya tidak melihat ada pemimpin lain, dan saya sampai sekarang belum lihat, saya sedih."
TRIBUN-PAPUA.COM - Sikap Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang dinilai ingin memperpanjang kekuasaannya lewat putra sulungnya, Gibran Rakabuming Raka, menuai reaksi keras dari budayawan yang juga pendiri Majalah Tempo, Goenawan Mohamad.
Goenawan Mohamad menyampaikan kekecewaaannya itu di acara Rosi, bertajuk "Rakyat Percaya Siapa: Jokowi, Ketua MK atau Gibran" di Kompas TV.
Goenawan yang sebelumnya dikenal sebagai pendukung Jokowi tersebut menitikkan air mata ketika menceritakan keresahan hatinya.
Awalnya, pembawa acara Rosiana Silalahi menanyakan bagaimana suasana hati Goenawan saat menuliskan surat kekecewaan atas sikap Jokowi. Goenawan menyatakan dirinya merasa sangat berat.
Baca juga: Gibran Rakabuming, Kaesang dan Slogan PSI: Jokowi Is Me Langkah Pembusukan Politik
"Ya sangat berat. Berat sekali. Bukan karena saya memuja Jokowi. Karena mengharapkan sebenarnya, Indonesia punya pemimpin yang bisa diandalkan kata -katanya," ujar Goenawan dilansir YouTube Kompas TV, Jumat (3/11/2023).
Dia lantas menceritakan bahwa Indonesia banyak sekali mengalami trauma sejak 1965 hingga setelah reformasi.
Trauma itu terjadi karena pergantian kekuasaan yang berdarah, perlawanan terhadap rezim Orde Baru, penculikan aktivis, kerusuhan rasial, hingga kekerasan terhadap minoritas.
"Itu kan banyak sekali trauma. Kan perlu suatu dasar kepercayaan bersama. Jangan lagi terulang," ungkapnya.
"Jadi ketika itu Pak Jokowi enggak bisa saya pegang lagi dan saya tidak melihat ada pemimpin lain, dan saya sampai sekarang belum lihat, saya sedih. Saya sedih lho," katanya.
Goenawan lantas hendak melanjutkan kalimatnya. Namun, saat itu, matanya tampak berkaca-kaca.
Pria 82 tahun itu mengungkapkan, sejak kecil dirinya diminta untuk menanamkan harapan terhadap Tanah Air Indonesia.
Menurut dia, menjadi orang Indonesia bukan hanya sekedar nasib, melainkan juga membawa amanah bagi keselamatan bangsa.
"Bukan permintaan kita (jadi orang Indonesia). Bukan memilih, tapi juga amanah. Karena begitu di tengah (perjalanan kehidupan) kita harus membikin (bangsa) kita selamat," lanjut Goenawan sambil masih berkaca-kaca.
Tampak di sudut matanya, air mata menggenang. Goenawan pun terdiam.
Rosiana Silalahi yang melihat perubahan mimik muka Goenawan kemudian menanyakan, kenapa dirinya seolah sangat patah hati dengan Presiden Jokowi.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.