ypmak
Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK)

Pemilu 2024

Unggul di Quick Count, Pengusaha Properti Minta Prabowo-Gibran Fokus Lanjutkan Program Sejuta Rumah

Prabowo-Gibran sudah mengumumkan langsung rencana pembangunan 3 juta rumah per tahun mulai tahun kedua pemerintahan mereka.

Penulis: Lidya Salmah | Editor: Lidya Salmah
Tribun-Papua.com/istimewa
PILPRES - Calon presiden Prabowo Subianto dan calon wakil presiden Gibran Rakabuming Raka(Facebook Prabowo Subianto) 

TRIBUN-PAPUA.COM - Ketua Umum DPP Realestat Indonesia (REI) Joko Suranto menaruh harapan besar kepada pasangan calon presiden dan wakil presiden Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka yang unggul dalam perhitungan cepat (quick count) yang diumumkan sejumlah lembaga survei.

Meski tetap menunggu hasil resmi dari Komisi Pemilihan Umum (KPU), namun kemenangan tersebut direspons positif oleh para pengusaha properti.

Joko pun meminta pasangan ini fokus pada keberlanjutan Program Sejuta Rumah (PSR) yang dicanangkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada 2015 lalu.

Baca juga: Bung Komar: Jokowi Bisa Ditinggalkan Orang di Lingkaran Prabowo Subianto

Menurutnya, REI akan mendorong program tersebut tetap berlanjut bahkan diperkuat.

Terlebih, Prabowo-Gibran sudah mengumumkan langsung rencana pembangunan 3 juta rumah per tahun mulai tahun kedua pemerintahan mereka.

Joko menilai PSR adalah komitmen Jokowi sebagai bentuk perhatian terhadap penyediaan perumahan bagi MBR.

Meski terbukti berpengaruh positif pada pemenuhan perumahan nasional, namun diakui pelaksanaan PSR masih kurang optimal.

"Salah satunya karena tidak dijalankan oleh satu kementerian khusus yang fokus bekerja mengurusi persoalan perumahan," ujar Joko, Senin (19/2/2024).

Dampaknya, kebijakan perumahan sering berubah-ubah sehingga memengaruhi capaian pembangunan.

Capaian sejuta rumah juga tidak signifikan mengatasi angka kekurangan (backlog) perumahan.

Seperti diketahui, angka backlog perumahan selama satu dekade terakhir tidak banyak menurun. Data Susenas dari Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan angka backlog rumah pada 2010 sebanyak 13,5 juta unit, tetapi pada 2020 masih mencapai 12,7 juta unit.

Artinya, angka backlog hanya turun di bawah 10 persen.

Baca juga: Telkomsel Pastikan Tidak Ada Kendala Jaringan Selama Pemilu 2024

Padahal, kata Joko, setiap tahun kebutuhan rumah terus bertumbuh sebanyak 800.000 unit, sedangkan daya bangun pengembang hanya 450.000 unit dengan rincian 250.000 rumah subsidi, dan 200.000 rumah komersial (non-subsidi).

Selama ini, pembangunan PSR kurang fokus untuk mengurangi angka backlog.

Salah satunya karena peningkatan kualitas rumah masyarakat seperti bedah rumah, termasuk rumah bantuan sosial atau corporate social responsibility (CSR) juga masuk dalam data realisasi PSR.

Banyak persoalan PSR yang harus dibenahi secara komprehensif oleh pemerintah mendatang dari mulai perencanaan, pengelolaan, pembuatan kebijakan hingga insentif pembiayaan untuk mencapai realisasi sejuta rumah yang lebih optimal.

Selain itu, Founder & CEO Buana Kassiti Group itu berharap pemerintahan yang dibentuk Prabowo-Gibran dapat terus mendorong berkembangnya investasi berbasis padat karya seperti sektor properti karena dapat menimbulkan efek berganda (multiplier effect), menyerap lebih banyak tenaga kerja dan meningkatkan daya beli masyarakat.

Baca juga: Diduga Bermain Politik Uang, Masyarakat Jayapura Desak Caleg Partai Perindo Ini Didiskualifikasi

Menurut Joko, properti merupakan ndustri padat karya yang melibatkan banyak tenaga kerja, sehingga pantas sekali dijadikan prioritas oleh pemerintah.

Terlebih, sektor properti selama ini sudah membuktikan diri mampu berkontribusi besar secara terus-menerus terhadap pertumbuhan ekonomi dan investasi nasional, serta teruji meningkatkan pendapatan asli daerah.

Salah satu indikator kesejahteraan rakyat adalah akses terhadap perumahan yang layak huni termasuk kondisi lingkungan perumahan yang sehat.

Pemenuhan rumah layak huni dan lingkungan sehat juga menjadi cara efektif untuk mengatasi gangguan pertumbuhan pada anak (stunting) sesuai visi-misi Prabowo-Gibran.

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menyatakan rumah tidak layak dan lingkungan kumuh menjadi faktor utama yang berkontribusi terhadap 75persen kasus stunting di Indonesia.

Sekitar 57,9 persen anak Indonesia tinggal di rumah yang tidak layak huni

Keterbatasan sanitasi dan air bersih sering kali menyebabkan anak sakit, sehingga berat badan anak mengalami penurunan.

Dengan fokus pada pemenuhan rumah layak huni, penataan lingkungan sehat, serta penyediaan sanitasi dan air bersih yang cukup bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) akan efektif menekan kasus stunting di Indonesia. 

"Upaya ini semakin memperlihatkan kehadiran pemerintah dalam mencapai kesejahteraan rakyatnya,” tuntas Joko.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Menang "Quick Count", Prabowo-Gibran Diminta Perkuat Program Sejuta Rumah"

Sumber: Tribun Papua
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved