ypmak
Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK)

Opini

OAP Wajib Selamatkan Bahasa Ibu sebagai Identitas Warisan Budaya

Selain itu bahasa ibu juga merupakan alat ungkap kebudayaan dan jembatan antar generasi di dalam suatu bangsa

Tribun-Papua.com/ Istimewa
Sepi Wanimbo 

Dengan hilangnya bahasa yang tidak tertulis dan tidak didokumentasikan, manusia akan kehilangan tidak hanya kekayaan budaya, tetapi juga pengetahuan pentingnya yang ditanamkan leluhur khususnya dalam bahasa pribumi.

Bahasa sebagai jati diri, identitas, budaya dan pemberian Tuhan sendiri kepada Orang Asli Papua sehingga bagi orang tua di setiap honai/rumah, gereja, komunitas, diwajibkan mengajar bahasa bahasa ibu kepada generasi muda Papua, agar  bahasa daerah yang dimiliki oleh Orang Asli Papua tetap terawet, hidup selama - lamanya.

Jumlah penutur secara signifikat berkaitan dengan keberlanjutan suatu bahasa daerah dengan catatan adanya pembudayaan bahasa daerah tersebut secara turun - temurun.

Bahasa ibu merupakan aset Nasional bangsa yang tak terhingga jika para penuturnya menyadari betapa keberagaman bahasa erat kaitkan dengan stabilitas kesuksesan kemanusiaan.

Semakin punahnya bahasa ibu di tanah Papua. Juga disebabkan karena minimnya pengguna bahasa ibu baik dirumah maupun di sekolah.

Tayangan televisi dan siaran radio di Papua cenderung memunculkan campuran bahasa Indonesia dan bahasa Asing ditambah dengan bahasa gaul yang tidak sesuai dengan ejaan bahasa baku yang baik dan benar.

Banyak generasi muda Papua yang malu menggunakan bahasa ibu dalam pergaulan mereka dan orang tuapun banyak yang tidak berbicara menggunakan bahasa ibu lagi dalam keluarga, sahabat, kerabat.

Banyak dari Orang Asli Papua berpikir bahwa menggunakan bahasa Indonesia, bahasa Inggris maupun bahasa Asing lebih bergensi dibanding menggunakan bahasa ibu.

Langkanya penutur dalam bahasa ibu di Papua ini tentu saja semakin memicu punahnya bahasa ibu merupakan bagian dari pada kebudayaan itu sendiri.

Selain itu penggunaan bahasa Inggris atau bahasa Asing lainnya di jenjang pendidikan tingkat bawah juga semakin kepunahan bahasa ibu di Papua.

Sejak tahun 1951, UNESCO telah merekomendasikan penggunaan bahasa ibu sebagai bahasa pengantar pendidikan.

Hal itu merupakan langka konkret mempertahankan dan memberdayakan bahasa ibu menurut. Crystal, 1997, pemertahanan bahasa ibu ( ianguage maintenance) lazim didefinisikan sebagai upaya yang disengaja antara lain ada lima yaitu, mewujudkan divestasi kultur, memelihara identitas etnis, memungkinkan adaptabilitas sosial, secara psikologis menambah rasa aman bagi anak dan meningkatkan kepekaan linguistik.

Kelima tujuan diatas satu sama lain saling terkait dalam konteks kebudayaan. Karena itu pemberdayaan bahasa ibu merupakan bagian dari strategi kebudayaan.

Dunia pendidikan sebagai medium  pembelajaran dinilai sangat penting dalam usaha mempertahankan dan melestarikan bahasa ibu.

Di Papua sudah ada beberapa daerah yang sekolah - sekolahnya memberikan pelajaran bahasa ibu, tetapi hal ini dinilai masih belum cukup dikarenakan lebih banyak daerah yang sekolah - sekokahnya belum memasukan bahasa ibu sebagai pelajaran buatan lokalnya.

Sumber: Tribun Papua
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved