Nasional
Intip Kekuatan Udara TNI AU, Drone 'Game Changer'
Pesatnya penggunaan drone tentu perlu dicermati oleh pemerintah dan TNI Angkatan Udara, terutama di dalam membangun postur kekuatan alutsista.
Dengan kecepatan maksimum 185 kilometer per jam dan berat 200 kilogram, drone ini bisa memuat bahan peledak seberat 36 kilogram dengan daya jangkau terbang mencapai 2.500 kilometer.
Selain itu, keunggulan dari drone tersebut adalah dapat terbang rendah dan sulit untuk dideteksi.
Sementara itu, militer Ukraina menggunakan drone Bayraktar TB2 buatan Turki, yang merupakan pesawat tempur nirawak (UCAV).
UCAV berjenis medium altitude long endurance (MALE) besutan Baykar, perusahaan pertahanan swasta Turki yang memiliki spesialisasi dalam UAV dan kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) ini, dapat diterbangkan dan dikendalikan dari jarak jauh atau otonom.
Berbeda dari Shahed-136 yang memiliki kemampuan kamikaze, Bayraktar TB2 lebih banyak digunakan untuk pengintaian dan surveilans untuk menemukan keberadaan musuh, memantau pergerakannya, hingga memandu tembakan artileri pertahanan ke arah mereka.
Baca juga: VIRAL Drone Diterbangkan di Gunung Merbabu, Otoritas Taman Nasional Angkat Suara
Jenis drone
Jika dilihat dari dua drone yang digunakan dalam dua pertempuran di atas, maka ada beberapa jenis drone yang perlu diketahui.
Berdasarkan NATO Standardization Agreement 4670 yang dikutip Kompas.com di dalam analisis Gede Priana Dwipratama, Analis Pertahanan Negara Ahli Muda Set Ditjen Pothan Kemhan, yang diunggah pada laman resmi Kemhan, setidaknya drone memiliki tiga kelas.
Kelas I memiliki berat kurang dari 150 kilogram, Kelas II memiliki berat antara 150 kilogram hingga 600 kilogram dan Kelas III memiliki berat di atas 600 kilogram.
NATO sendiri masih membagi drone Kelas I ke dalam tiga subkategori yaitu micro, mini dan small.
Sedangkan drone Kelas II atau drone taktis memiliki ketahanan penerbangan sekitar 10 jam dengan jangkauan maksimum antara 100-200 kilometer.
Drone kelas ini juga mampu membawa muatan 70 kilogram dengan kecepatan tertinggi mencapai 200 kilometer/jam.
Umumnya ada sejumlah teknologi yang turut disematkan pada drone kelas ini, mulai dari sensor elektro optic, inframerah, laser penargetan, dan peralatan komunikasi. Selain itu, drone ini juga dilengkapi sistem persenjataan ringan.
Drone Kelas II menggunakan fixed wing sehingga memerlukan landasan pacu kecil untuk meluncurkannya.
Sedangkan drone Kelas III umumnya berupa Medium Altitute Long Endurance (MALE) maupun High Altituted Long Endurance (HALE) dengan kemampuan jelajah 24 jam atau lebih.
GKII Ancam Tempuh Jalur Hukum Atas Penyalahgunaan Nama dan Logo Gereja |
![]() |
---|
Koalisi Masyarakat Sipil Desak Hentikan Represi dan Tolak Pelibatan Militer |
![]() |
---|
Ricuh se-Indonesia: Benarkah Ada Skenario Kericuhan Demi Status Darurat Militer? |
![]() |
---|
Presiden Prabowo Diminta Evaluasi Kepolisian RI Pasca-tewasnya Driver Ojol Dilindas Rantis Brimob |
![]() |
---|
Prabowo Beri Amnesti, KPK Nyatakan Proses Hukum Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto Dihentikan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.