ypmak
Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK)

Jurnal Predator

Oscar Oswald Wambrauw Pastikan Uncen Tak Termasuk Maladministrasi 186 Jurnal Predator di Papua

Apalagi untuk professor, perjuangannya sangat panjang dan membutuhkan ketelitian yang sangat luar biasa

Penulis: Noel Iman Untung Wenda | Editor: M Choiruman
Tribun-Papua.com
Oscar Oswald O. Wambrauw, S.E.,M.Sc.,Agr 

Laporan Jurnalis Tribun-Papua.com, Noel Iman Untung Wenda

TRIBUN-PAPUA.COM, JAYAPURA – Jagat perguruan tinggi di Indonesia sedang dihebohkan adanya dugaan maladministrasi dalam pengangkatan guru besar. Termasuk dua perguruan tinggi di Provinsi Papua yang diduga terjadi hal serupa dengan adanya 186 jurnal predator.

Rektor Universitas Cenderawasih (Uncen) Jayapura, Provinsi Papua, Oscar Oswald O Wambrauw, SE, MSc saat ditemui Tribun-Papua.com mengaku belum bisa memastikan dugaan tersebut.

Baca juga: Tidak Ada Kenaikan Uang Kuliah di Uncen Jayapura, Begini Penjelasan Purek I

Apalagi hingga kini, pihaknya juga belum mendapatkan informasi secara resmi dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Indonesia mengenai dugaan maladministrasi pengangkatan guru besar atau yang biasa disebut professor tersebut.

“Kami belum bisa memastikan dugaan itu apakah terjadi di Uncen apa tidak. Karena belum ada informasi resmi, dan Lembaga yang melansir dugaan tersebut juga tidak menjelaskan secara detail dua perguruan tinggi mana yang disebut itu,” terangnya.

Kabar menghebohkan itu mencuat dalam podcast bertajuk Boocor Alus yang diselenggarakan Tempo. Berdasarkan hasil investigasi timnya, diuga terjadi maladministrasi pengangkatan guru besar di berbagai perguruan tinggi di Indonesia.

Masih berdasarkan hasil investigasi Tempo, dugaan itu juga terjadi di dua perguruan tinggi yang ada di Papua dengan jumlah jurnal predator sebanyak 186.

Masih menurut Rektor Uncen Jayapura, Provinsi Papua, walau pihaknya belum bisa memastikan dugaan tersebut, dirinya memastikan kalau perguruan tinggi kebanggaan warga Papua ini tidak termasuk dalam dugaan maladministrasi pengangkatan guru besar itu.

Baca juga: 4.856 Peserta Ikut Ujian Tes Masuk Uncen Jalur JMSB

Kepastian itu berdasarkan kesiapan jenjang dan perjuangan Lembaga civitas akademika Uncen dalam mengurus sumber daya manusia (SDM) mulai dosen, staf ahli, lektor hingga professor sesuai aturan yang berlaku.

“Apalagi untuk professor, perjuangannya sangat panjang dan membutuhkan ketelitian yang sangat luar biasa. Jadi, kami pihak Uncen tidak seperti yang dikategorikan tersebut,” tegasnya.

Oleh karena itu, pinta Oscar Oswald O Wambrauw, seharusnya pihak yang melakukan investigasi juga menyampaikan secara terbuka perguruan tinggi mana yang termasuk dalam kategori maladministrasi dalam pengangkatan guru besar itu.

Baca juga: BEM FEB Uncen Gelar Talkshow Peran Milenial Bangun Ekonomi Kreatif, Mathias Mano Ungkap Hal ini

Selain tidak menimbulkan keresahan dan dugaan-dugaan yang melebar, sekaligus bisa menjadi bahan evaluasi bagi perguruan tinggi tersebut untuk lebih teliti dan jeli sebelum melakukan pengangkatan guru besar.

Masih menurut Oscar Oswald O Wambrauw, berbicara tentang jurnal yang menjadi rangkaian atau persyaratan sebelum meraih gelar professor, merupakan urusan pribadi dosen. Karena setiap dosen pasti mengurus jurnal untuk kepentingan pangkat dan golongan dan kenaikan jabatan.

“Itu urusan pribadi dosen dan soal jurnal itu perlu kerja keras. Termasuk jurnal predator, itu ada tim penilai yang secara khusus memberikan telaahan dan penilaian,” paparnya.

Baca juga: Uncen Buka Pendaftaran Maba Jalur Mandiri dan Tes Online

Bahkan untuk ujian, juga ada tim penilaian dari bagian kepegawaian, mulai tahap pengajuan, pengusulan BKD dosen juga ada tim lagi, hingga disampaikan ke kementerian yang memerlukan proses dan tahapan sangat panjang.

"Kalau saat proses itu ditemukan jurnalnya diskontinu atau predator, pasti ada peringatan kepada yang bersangkutan, sehingga bisa mencari jurnal baru atau bisa mengulabg karena tidak lulus,” urai Oscar. (*)

Sebelumnya, Tempo mengeluarkan hasil ivestigasi dengan judul, "MEREBAK KE PENJURU KOTA PELANGGARAN" integritas akademik terjadi di berbagai daerah, Ada sejumlah jurnal predator yang dipakai oleh para akademikus

Dimana hasil investigas mengungkapkan adanya jurnal predator di seluruh Indonesua termasik dua kampus di Papua.

1.     JAKARTA • 23 KAMPUS • 4.759 JURNAL PREDATOR

2. JAWA BARAT • 18 KAMPUS . 4.600 JURNAL PREDATOR

3. JAWA TENGAH • 12 KAMPUS • 3.212 JURNAL PREDATOR

 4. DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA • 9 KAMPUS • 2.775 JURNAL PREDATOR

5.JAWA TIMUR • 25 KAMPUS . 6.312 JURNAL PREDATOR 

 6. SUMATERA UTARA . 8 KAMPUS • 2.024 JURNAL PREDATOR

 7. SUMATERA BARAT • 3 KAMPUS • 1.137 JURNAL PREDATOR 

8. KALIMANTAN SELATAN • 1 KAMPUS • 307 JURNAL PREDATOR

 9. SULAWESI SELATAN : KAMPUS • 2.130 JURNAL PREDATOR

10. PAPUA .2 KAMPUS • 186 JURNAL PREDATOR, (*)

Sumber: Tribun Papua
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved