ypmak
Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK)

Info Mimika

Ketua PKK Pusat Tito Karnavian Kritik APBD Mimika Besar Tapi Masih Banyak Anak-anak Tidak Sekolah

Menurutnya APBD Kabupaten Mimika 7,5 Triliun merupakan angka yang sangat luar biasa tinggi sementara jumlah penduduknya tidak sampai 500 ribu. 

Penulis: Kristina Rejang | Editor: Paul Manahara Tambunan
Tribun-Papua.com/Kristina Rejang
Ketua Harian Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas) sekaligus Ketua Umum PKK Nasional Tri Tito Karnavian 

"Keperluannya apa, misalnya banyak rumah yang tidak punya toilet tidak punya WC, itu aja dulu, kita data, nanti kita kumpulkan baru nanti kita dorong ini OPD mana yang nanti punya program ini, dorong untuk membanggunkan, ini jaman sudah orang Elon Musk memikirkan sudah sampai di kita tinggal di luar angkasa, sedangkan kita WC saja belum punya, ini kan ironis sekali," ungkapnya. 

Menurutnya, hal ini sangat ironi sebab anak-anak merupakan titipan Tuhan dan sebagai penerus bangsa yang akan menjadi pemimpin di negara Indonesia. 

"Kalau kita tidak siapkan mereka dari sekarang, gizinya, kesehatannya, kepintarannya, SDAnya kita hanya akan menjadi penonton, kita anak-anak ini jadi penonton saja nanti yang maju orang lain , nanti salahkan lagi karena orang lain lebih maju. Bukan salah orang lain tapi orang lain lebih melihat peluang, mereka mau mempersiapkan dirinya," ujarnya. 

Menurutnya, anak-anak perlu dipersiapkan dan dibimbing dari sekarang.

"Karena mereka ini yang meneruskan. Kalau nanti mereka tidak bisa berdiri diatas panngung, itu karena kita tidak mempersapkannya," ucapnya. 

Ia berhara tim penggerak PKK memberdayakan semua sumber yang ada di Mimika sampai ke tingkat kampung-kampung.

Ia juga meminta agar PKK di Mimika bisa mengintropeksi diri agar bisa menghasilkan  programnya yang betul-betul menyentuh masyarakat.

"Tidak usah yang muluk-muluk, tidak usah buat sesuatu yang tidak bisa dikerjakan, yang pasti adalah pelayanan kesehatan, pelayanan pendidikan," ujarnya. 

Ia juga mengatakan di PKK ada anggota Dasawisma yang bertugas mengawasi 10 rumah agar bisa gencar bertugas melihat setiap rumah apa yang menjadi keperluan masyarakat misalnya kebersihan, toilet, gizi yang cukup,dan lainnya.

"Itu dulu yang kita dorong, jadi kita tidak lagi ketemu anak-anak yang tidak bisa membaca, berhitung, tidak sekolah itu hak sipil anak, anak tidak minta dilahirkan, mereka tidak bisa bersuara, ini tugas orang tua,  tugas kita semua," katanya. 

Ia menyoroti APBD yang nilainya 7,5 triliun dengan jumlah penduduk yang hanya 300an ribu jiwa, menurutnya harusnya bisa menyentuh anak-anak dan ibu-ibu. 

Baca juga: Sekda Mimika Petrus Yumte: Anak-anak Tidak Sekolah Juga Pelanggaran HAM Berat

"Ada yang tidak sekolah, ada yang tidak bisa baca, ada yang masih kena polio, stunting itu tidak masuk diakal saya. Ini kemana, ? mari ibu-ibu semua yang tidak merasakan manfaat dari APBD-nya, berdoa semoga Tuhan membuka hati mereka, otaknya mereka yang mempunyai wewenangan untuk kesejahteraan  semua, itu hak anak-anak ibu-ibu karena mereka (anak-anak) titipan tuhan dan pemerintnah memang harus mengurusnya," ungkapnya. 

Ia berharap dengan kunjungannya semua bisa bersemangat untuk bergerak. 

"Bergerak tapi bukan dengan kekerasan tapi mendorong terus agar ada program yag menyentuh masyarakat yang dirasakan langsung. Setiap rumah punya standard apa yag diperlukan agar nanti mencapai kesejahteraan anak-anak, bisa dapat pendidikan dan kesehatan yang prima," pungkasnya. (*)

Sumber: Tribun Papua
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved