Info Papua
Nakes Kerap Jadi Korban Konflik, Silwanus Sumule: Tolong Jaga Kami!
Menjaga petugas kesehatan tidak hanya menjadi tanggungjawab dari Dinkes, dan aparat keamanan tapi semua pihak harus terlibat.
Penulis: Kristina Rejang | Editor: Lidya Salmah
Laporan Wartawan Tribun Papua- Kristina Rejang
TRIBUN-PAPUA.COM, TIMIKA- Kepala Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Provinsi Papua Tengah, dr. Silwanus Sumule meminta seluruh pihak wajib memberi perlindungan bagi tenaga kesehatan (nakes).
Sepanjang tahun 2024, Silwanus menyebut, ada sejumlah nakes di area Provinsi Papua Tengah, yang menjadi korban konflik bersenjata, mulai dari kejadian di Rumah Sakit Paniai, Mulia dan Alama.
Kendati dalam situasi konflik di tiga tempat tersebut tidak ada kasus nakes meninggal dunia, namun perlindungan kepada nakes harus dilakukan.
"Tapi yang namanya tindak kekerasan itu banyak ada kekerasan verbal, fisik tapi juga kekerasan psikologis. Petugas kesehatan yang ada di lapangan mengalami kondisi seperti ini, misalnya kejadian di Alama tadi itu jadi trauma, begitupun di Paniai dan mulia," terangnya, baru-baru ini.
Baca juga: Pasca-Pembunuhan Pilot di Alama, Dinkes Mimika Diminta Siapkan Fasilitas Trauma Healing untuk Nakes
Sehingga dalam beberapa pertemuan, kata Silwanus, ia selalu menitipkan petugas nakes kepada Pemerintah Daerah (Pemkab).
"Setiap kali ada kejadian seperti begitu pasti ibu gubernur meminta saya langsung bertemu di paniai saya bertemu langsung dengan dokter dokter, tujuannya cuman satu memberikan penguatan kepada mereka dan meyakinkan jangan kamu keluar (tinggalkan tempat tugas)," terangnya.
Merasa kuatir akan keamanan mereka, kata Silwanus, tentu ada keinginan para nakes yang memilih meninggalkan tempat tugas.
Namun, Silwanus selalu berusaha memberikan penguatan kepada mereka.
"Kalau keluar, siapa yang memberikan pelayanan?" ujarnya.
Apalagi, sambung dia, mencari dokter spesialis saat ini sangat susah.
Baca juga: Kepala Puskesmas Ungkap Kondisi Distrik Alama: Tak Ada Internet, Nakes Membaur dengan Masyarakat
Dikatakan bahwa, jumlah dokter spesialis terbanyak ada di Timika, kedua di Nabire ketiga di Paniai, keempat di Mulia.
Sedangkan di Deiyai hanya ada 1 doker spesialis, dan Dogiyai, Puncak serta Intan Jaya tidak ada dokter spesialis.
"Ketiga daerah yang ketika tidak ada dokter spesialis kami perbaiki sistem rujukannya. Jadi kalau ada kasus yang harus membutuhkan tenaga karena tidak ada spesialis ya sudah kami rujuk sambil menunggu ada orang yang datang bekerja,"beber Silwanus.
Sehingga poinnya kata dia, kesehatan adalah satu bidang yang tidak ada urusan dengan politik atau kepentingan lainnya.
Berikut Program Prioritas Dinas PUPR Papua yang Tengah Berjalan |
![]() |
---|
Papua Satu dari Tiga Provinsi di Indonesia yang Jalankan Program Genting |
![]() |
---|
Seminar Sambut Dies Natalis ke-49, Mahasiswa Taboria Bahas Kebutuhan Papua: Makan atau Pendidikan? |
![]() |
---|
Pangdam Cenderawasih Sebut Korem 174 Bakal Naik Status Jadi Kodam |
![]() |
---|
Tiba di Jayapura Usai Putusan MK, BTM Disambut Antusias Para Pendukung |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.